• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

KUPI II, Ruang Aktualisasi Anak Muda Masa Kini

Ada banyak hal baru dan baik yang bisa kita lakukan sebagai anak muda. Menciptakan ruang dialektika secara kolektif misalnya, untuk mendukung gerakan KUPI Muda

Laila Fajrin Rauf Laila Fajrin Rauf
02/12/2022
in Personal
0
KUPI II

KUPI II

360
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – KUPI II atau Kongres Ulama Perempuan Indonesia yang kedua telah berhasil terselenggara dengan mengangkat tema “Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan”. Kongres ini dilaksanakan di Semarang dan juga kota ukir Jepara pada tanggal 23-26 November 2022 dengan peserta lebih dari 1000 orang.

Mulai dari para sesepuh kyai, ibu nyai, para tokoh agama, pejabat pemerintahan, Lembaga Swadaya Masyarakat, berbagai organisasi dan komunitas hingga anak-anak muda masa kini. Mereka memiliki peran penting untuk mensukseskan kegiatan KUPI ini. Terutama peran anak muda yang sangat antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan di KUPI II.

KUPI II menjadi ruang perjumpaan pemikiran dan gagasan orang-orang yang memiliki komitmen besar pada nilai kemanusian, perdamaian dan keadilan. KUPI menyadarkan kita, bahwa perempuan juga bisa memberikan kontribusi dalam membangun peradaban bangsa dan dunia.

Setiap orang bisa saling bersinergi dan bertumbuh bersama meski dari latar belakang yang berbeda. Oh ya, menjadi ulama perempuan tidak hanya terbatas pada jenis kelamin saja. Ada banyak ulama perempuan dari kalangan laki-laki, seperti Buya Husein Muhammad, Kyai Faqihuddin Abdul Kodir dan lain sebagainya.

Ruang Aktualisasi Anak Muda

Di KUPI II, kita juga bisa melihat ruang aktualisasi anak muda yang dibuka selebar-lebarnya. Mereka diberikan kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide dan pemikirannya dari perspektif anak muda. Mulai dari kegiatan pra KUPI hingga hari di mana terlaksananya KUPI.

Tentu saja, banyak orang yang sangat senang dan mengapresiasi kegiatan KUPI Open Mic yang menjadi Panggung KUPI Muda. Anak muda dari berbagai latar belakang wilayah dan komunitas dilibatkan bukan hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek.

Baca Juga:

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

Nah, ada banyak cara menjadikan KUPI sebagai ruang aktualisasi yang mengasyikkan. Beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah mengikuti serangkaian kegiatan KUPI yang diselenggarakan. Entah secara offline maupun online.

Tidak hanya hadir secara raga, tetapi juga hadir secara jiwa. Tularkan semangat dan ide gagasan dalam forurm-forum yang dibuat oleh KUPI. Oh ya, jangan khawatir karena acara pra dan pelaksanaannya sudah lewat. Justru dengan demikian, maka semakin banyak ruang untuk kita, sebagai anak muda yang bisa memiliki dan menciptakan ruang aktualisasi itu.

Menuliskan Ide tentang Gerakan KUPI

Tentu saja, hal lain yang bisa kita lakukan adalah menuliskannya. Seperti yang sedang saya lakukan ini. Menuliskan pemikiran kita tentang bagaimana melihat KUPI, mengenalnya lebih dalam dan mau belajar dari apa yang telah kita dapatkan merupakan cara lain yang bisa kita tempuh.

Meski tidak berkesempatan hadir karena banyaknya faktor, tetapi menulis bisa kita lakukan di mana saja dan kapan saja. Jangan takut jika tulisan tentang KUPI atau tentang hal baik lainnya dianggap kurang layak. Niatkan saja untuk belajar dan berdaya. Percayalah, setiap tulisan memiliki pembacanya masing-masing.

Kalau misalnya, menulis ternyata menjadi cara yang belum tepat, kita bisa membuat karya dalam bentuk lain. Misalnya video, podcast, atau postingan isntagram tentang KUPI. Secara personal, saya tidak hadir di KUPI II karena sedang ada tanggung jawab lain yang harus saya lakukan.

Ragaku memang tidak di Semarang atau pun Jepara, tapi ghirah semangat dalam ber-KUPI harus tetap tumbuh dan membara. Ayo tulisankan pengalaman kita mengenal KUPI lebih dekat sebagai ruang kita mengaktualisasikan diri, menyampaikan ide dan gagasan serta ruang bertumbuh dan berkarya.

Tiga cara ini tentu bukan satu-satunya yang bisa kita lakukan. Ada banyak hal baru dan baik yang bisa kita lakukan sebagai anak muda. Menciptakan ruang dialektika secara kolektif misalnya. Sekarang ini sudah bukan saatnya kita untuk saling berkompetisi, siapa yang lebih baik dari siapa. Tapi kini saatnya kita untuk saling berkolaborasi. Gerak bersama untuk kemaslahatan ummat. Kebaikan tidak pernah tumbuh sendirian, kebaikan selalu memiliki teman. Di manapun, dan kapanpun. []

Tags: Fatwa KUPIGerakan Ulama PerempuanHssil KUPI IIJaringan KUPIKUPI IIKUPI Mudaulama perempuan
Laila Fajrin Rauf

Laila Fajrin Rauf

Founder Komunitas Gerakan Kolektif Perempuan Feministic Indonesia. Aktif di Jaringan GUSDURian dan Duta Damai Yogyakarta. Bisa dihubungi via email ke [email protected] atau instagram @ubai_rauf

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version