Mubadalah.id – Salah satu unsur terbesar yang manusia butuhkan di alam semesta adalah energi. Dalam sejarah peradaban manusia, energi tidak dapat kita pisahkan oleh kegiatan manusia. Saat zaman permulaan dunia sedang berlangsung, manusia menggunakan energi dengan cara yang tradisional dan sederhana (hajiyah).
Namun, semakin dunia mengalami perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, pemanfaatan energi menjadi kebutuhan dasar manusia sehari-hari (dlaruriyyah). Bahkan, dapat kita katakan suatu negara dapat memiliki standar ‘Negara Maju’ apabila negara dapat mengelola dan memanfaatkan sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Dasar Pelestarian Energi dalam Perspektif Islam
Islam memberikan batasan pada tiga hal yang tidak boleh kita monopoli dan harus kita lindungi, yaitu rumput, air, dan api. Hal ini berdasarkan hadist Nabi “Seorang sahabat Nabi mengatakan, saya pernah ikut berperang bersama-sama Nabi. Ketika itu, saya mendengar Beliau bersabda, bahwa manusia itu sama-sama berhak (tidak boleh memonopoli) atas tiga hal, yaitu padang rumput, air, dan api” (H.R. Ahmad dan Abu Daud).
Berdasarkan hadist Nabi tersebut, Islam sangat melarang adanya penguasaan sumber daya alam yang menguasai hajat umat manusia. Di mana hal itu dapat menyengsarakan makhluk lain. Air, api, dan, rumput kita haramkan bagi kepemilikan pribadi. Karena itu semua merupakan kepentingan ummat. Air kita maknai sebagai sumber-sumber mata air, api kita maknai sebagai macam-macam sumber energi. Dan rumput kita maknai sebagai sumber daya alam. Maka dari itu, ketiga hal tersebut harus menjadi penguasaan negara untuk memenuhi kebutuhan hajat orang banyak.
Energi Terbarukan Sebagai fokus Kemaslahatan
Saat ini, dunia lebih banyak menggunakan energi fosil untuk memenuhi kebutuhan penduduknya, seperti minyak bumi dan batubara. Namun, kandungan energi fosil pada bumi semakin menipis. Karena adanya eksploitasi besar-besaran serta proses pembentukan energi fosil yang memerlukan waktu sangat lama(hingga 2,5 miliar tahun). Tentunya, manusia tidak dapat terus-terusan bergantung pada energi fosil. Sebab keberadaan yang sudah sangat terbatas dan tidak dapat kita perbarui lagi.
Oleh karena itu, kita memerlukan energi yang dapat terpakai secara terus-menerus tanpa menghabiskan sumber energi yang ada. Energi yang tidak memberikan dampak buruk bagi ekologi, ramah lingkungan, dan tidak menyebabkan terjadinya pemanasan global. Di mana energi ini kita sebut dengan nama energi terbarukan atau energi alternatif.
Energi terbarukan merupakan energi yang tersedia melimpah di alam dan dapat kita perbarui. Energi ini meliputi sinar matahari (surya), angin, biomassa, gelombang laut, air yang mengalir (hydro), panas bumi (geothermal), sebagai proses alam yang berkelanjutan dan selalu tersedia. Bahkan, letak strategis Indonesia yang terlewati garis khatulistiwa, terletak di antara dua benua, dan dua samudra menjadikan negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Adanya pemanfaatan energi terbarukan kita harapkan mampu memenuhi kebutuhan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia. Sehingga, Indonesia dapat menjadi negara yang makmur, maju, dan sejahtera.
Ayat-ayat mengenai Energi Terbarukan
Peran Al-Qur’an dalam energi terbarukan sangat banyak, bahkan landasan hukum dalam Al-Qur’an juga tidak lepas dari pembahasan energi terbarukan. Ada 10 energi terbarukan yang disebut oleh Al-Qur’an, yaitu energi panas (kalor), energi cahaya, energi angin, energi bunyi, energi air, energi kinetik, energi mekanik, energi potensial, energi kimia, dan energi radiasi.
Pertama, pada surah Al-Waqiah ayat 71-72 disebutkan api (energi kalor), yaitu “Maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan (dengan kayu)? Kamukah yang menumbuhkan kayu itu atau Kami yang menumbuhkan?”.
Kedua, pada surah An-Nur ayat 35 tersebutkan cahaya (energi cahaya), yaitu “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya. (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapislapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Ketiga, pada surah Al-Fathir ayat 9 disebutkan angin (energi angin), yaitu “Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.”
Keempat, pada surah Hud ayat 67 disebutkan bunyi (energi bunyi), yaitu “Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya.”
Beragam Jenis Energi dalam Al-Qura’n
Kelima, pada surah Az-Zumar ayat 21 disebutkan air (energi air), yaitu “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”
Ketujuh, pada surah Maryam ayat 25 menyebutkan energi mekanik, yaitu “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”
Kedelapan, pada surah ‘Abasa ayat 34 A-Qur’an menyebutkan energi kinetik, yaitu “Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya.”
Kesembilan, pada surah Al-A’raf ayat 107 disebutkan energi potensial. Yaitu “Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.”
Kesepuluh, pada surah Al-Quraisy ayat 4 tersebutkan energi kimia, yaitu “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”
Kesebelas, pda surah Al-Kahfi ayat 90 menyebutkan energi radiasi. Yaitu “Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah timur). Dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu.”
Cara Terbaik Kurangi Dampak Lingkungan
Energi terbarukan adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi dampak lingkungan negatif. Di mana hasil produksi energi ini akan terus menjadi pilihan yang lebih populer di masa depan. Dengan menggunakan energi terbarukan, kita dapat memanfaatkan sumber energi yang tidak akan habis, seperti matahari, angin, dan air. Selain itu, energi terbarukan juga lebih ramah lingkungan dan hemat biaya dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Dengan semakin banyaknya manfaat dari energi terbarukan, semakin banyak orang yang menggunakannya. []
Karena terus bertambahnya permintaan energi, dunia harus beralih dari bahan bakar fosil yang berbahaya bagi lingkungan ke sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, kita dapat mengurangi dampak lingkungan yang berbahaya dan memastikan bahwa masa depan yang lebih baik bagi semua orang. (bebarengan)