• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah saat Para Sahabat Perempuan Meminta Nabi Saw untuk Berikan Apresiasi

Para sahabat perempuan pun datang menghadap Nabi Muhammad Saw dan memohon ada ayat yang secara lebih tegas mengapresiasi kerja-kerja perempuan

Redaksi Redaksi
17/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sahabat Perempuan

Sahabat Perempuan

640
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk fakta-fakta sosial yang pernah para sahabat perempuan masa Nabi Muhammad Saw, maka “perempuan benar-benar merugi” adalah kalimat Asma’ binti Umais Ra yang amat tepat menggambarkan fakta sosial tersebut.

Lalu para sahabat perempuan pun datang menghadap Nabi Muhammad Saw dan memohon ada ayat yang secara lebih tegas mengapresiasi kerja-kerja perempuan. Terutama kerja-kerja yang bersifat publik, seperti hijrah dan jihad.

Untuk menjawabnya, selain QS. al-Baqarah (2): 218, Allah Swt juga menurunkan QS. Ali Imran (3): 195.

Ayat tersebut merupakan penegasan eksplisit mengenai laki-laki dan perempuan untuk hal-hal yang biasanya bersifat maskulin. Seperti jihad, hijrah, dan berperang mempertahankan agama Allah Swt.

Penegasan kalimat eksplisit ini turun untuk menjawab kegelisahan perempuan yang merasa tidak terwakili dalam redaksi umum ayat-ayat yang sudah turun.

Baca Juga:

Jamilah binti Abdullah: Kisah Perempuan yang Mendampingi Dua Syuhada

Luka di Balik Panggung: Kisah Tragis Para Pemain Sirkus OCI Jadi Korban Eksploitasi

Ragam Bentuk Relasi Nabi Saw bersama Non-Muslim

Nyai Badriyah Fayumi: Banyak Sahabat Perempuan Menjadi Periwayat Hadis, Guru dan Ulama Besar

Selain itu, ia juga perlu untuk menangkal kesombongan laki-laki yang berlindung di balik redaksi umum (shighat al-tadzkir) tersebut untuk menyisihkan perempuan.

Kesombongan ini berlindung pada bentuk kalimat yang secara literal bahasa memang untuk laki-laki.

Ayat Inspirasi

Kedua ayat tersebut menginspirasi kita bahwa teks-teks Islam yang menggunakan redaksi laki-laki harus kita baca dengan kesadaran penuh bahwa perempuan juga menjadi subjek.

Sehingga, perempuan harus masuk dalam pusaran tafsir keagamaan mengenai surga, ibadah, fitnah, dan keluarga. Serta isu-isu sosial yang bersifat publik sebagai subjek yang memperoleh manfaat yang sama sebagaimana laki-laki.

Karena keduanya menjadi subjek, maka tidak benar bahwa perempuan hanya sebagai pelengkap bagi laki-laki, mengambil peran pinggiran, tidak penting, dan tidak terperhitungkan.

Tetapi, yang benar adalah bahwa laki-laki melengkapi eksistensi perempuan dan, sebaliknya, perempuan melengkapi eksistensi laki-laki.

Sehingga, kemanusiaan yang utuh adalah jika keduanya kita pandang sebagai manusia yang setara dan saling melengkapi. Inilah Substansi dari perspektif mubadalah, yang kemudian bisa kita operasionalkan dalam Qira’ah Mubadalah dalam membaca seluruh teks sumber Islam.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.

Tags: ApresiasiberikankisahNabi SawSahabat Perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Filosofi Santri

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

23 Mei 2025
Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
KB Modern

5 Jenis KB Modern

22 Mei 2025
Kontrasepsi

Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

22 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version