Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan kepada kita semua umat Islam. Termasuk perilaku beliau saat menyambut ceria kehadiran anak-anak dan para perempuan.
Perilaku menyambut ceria itu beliau kisahkan dalam sebuah hadis shahih Bukhari.
Isi hadis tersebut sebagai berikut, Anas Ra berkata, “Suatu saat, Nabi Muhammad Saw melihat beberapa perempuan dan anak-anak datang mendekat mungkin datang dari suatu pesta pernikahan.
Nabi Muhammad Saw bergegas berdiri menyambut mereka, “Kamulah orang-orang yang paling aku cintai. Tiga kali beliau mengatakan hal ini di depan mereka.” (Shahih al-Bukhari).
Dalam suatu hadis lain, Nabi Muhammad Saw begitu dekat dan sering bermain peran dengan anak-anak. (Shahih al-Bukhari, no. hadis: 6064)
Bahkan, cucu perempuannya yang masih kecil ikut shalat di masjid, dan beliau menggendongnya saat berdiri shalat. Lalu meletakkannya di lantai saat sujud (Shahih al-Bukhari, no. hadis: 515).
Di dalam ketiga hadis di atas, seperti dikutip dalam buku 60 Hadis Shahih karya Faqihuddin Abdul Kodir, bahwa Nabi Muhammad Saw sangat menyambut perempuan dan anak-anak, menunjukkan keceriaan dan kecintaannya pada mereka.
Keceriaan Anak-anak
Menurut Kang Faqih, perilaku Nabi Muhammad Saw itu merupakan pembalikan kesadaran laki-laki Arab saat itu. Mereka tidak biasa bercengkerama, bermain, dan menunjukkan keceriaan dengan bermain bersama anak-anak.
Hadis ini justru menceritakan teladan Nabi Muhammad Saw tentang pentingnya memberikan sambutan kepada perempuan sebagai bentuk penghormatan terhadap kemanusiaan mereka.
Kemudian, Kang Faqih juga menyampaikan, apa yang Nabi Muhammad Saw praktikkan sangat berbeda sekali halnya dengan saran dan anjuran yang seringkali kita temukan di berbagai kitab/buku agama, yang meminta laki-laki tidak bicara dengan perempuan, tidak melihat mereka. Apalagi menyambut dan menunjukkan keceriaan, serta menyatakan kegembiraan untuk mereka.
Anjuran ini berdasarkan pada ketakutan terhadap fitnah perempuan dan perangkap setan yang bisa jadi perempuan miliki.
Kang Faqih mengingatkan, adanya fitnah pada diri setiap manusia, laki-laki dan perempuan, tidak menyurutkan kita untuk tetap melakukan kebaikan dan menunjukkan keceriaan kita untuk mereka.