• Login
  • Register
Minggu, 25 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Tujuan Pernikahan dalam Maqashid Al-Syari’ah

Prinsip pernikahan, harus kembali kepada al-Qur'an tentang tujuan pernikahan, yaitu untuk membangun rumah tangga, yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang-orang yang masih di usia anak

Redaksi Redaksi
13/05/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Tujuan Pernikahan

Tujuan Pernikahan

900
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tujuan pernikahan (maqashid al-syari’ah fi al-nikah) yaitu menciptakan kehidupan rumah tangga yang saling membahagiakan (sakinah, mawaddah, dan rahmah), yang sulit dicapai oleh pasangan suami istri yang masih di usia anak.

Beberapa orang yang membolehkan, bahkan menganjurkan menikah di usia anak didasarkan pada Hadis Nabi Muhammad Saw. yang menikahi Aisyah r.a. pada usia 6 tahun, dan berkumpul dalam satu rumah pada usia 9 tahun (Shahih al-Bukhiri, no. 3944).

Sekalipun dalam berbagai kajian historis dari berbagai rujukan Hadis dan tarikh, usia Aisyah r.a. saat dinikahi Nabi Saw. sudah dewasa, sekitar 18 tahun.

Pandangan kedewasaan Aisyah r.a. ini yang diadopsi banyak ulama kontemporer, seperti Syekh al-Azhar Mahmud Asyur.

Pandangan Fikih tentang Nikah Usia Anak

Mayoritas ulama fikih dari berbagai mazhab membolehkan menikah di usia anak. Namun, Ibn Hazm membedakannya: Laki-laki tidak boleh menikah di usia anak, sedangkan perempuan boleh menikah di usia anak.

Baca Juga:

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

Luna Maya Menikah, Berbahagialah!

Kontroversi Nikah Batin Ala Film Bidaah dalam Kitab-kitab Turats

Bagaimana Paradigma Maqâshid Syariah Cum Mubadalah terhadap Hak Difabel?

Sementara beberapa ulama klasik, seperti Ibn Syubrumah, Utsman al-Batty, dan Abu Bakr al-Asham melarang pernikahan di usia anak, laki-laki maupun perempuan.

Adapun mengenai Hadis di atas, menurut kedua ulama ini, merupakan hukum khusus bagi Nabi Muhammad Saw. yang tidak bisa umatnya untuk ikuti.

Prinsip pernikahan, menurut mereka, harus kembali kepada al-Qur’an tentang tujuan pernikahan, yaitu untuk membangun rumah tangga, yang tidak mungkin untuk orang-orang yang masih di usia anak bisa melakukannya. (QS. al-Nisa (4): 6: dan QS. al-Rum (30) : 21).

Sebab, ada tanggung jawab besar bagi seseorang dalam berumah tangga. Bagi laki-laki, ia harus menjadi suami yang bertanggung jawab terhadap istrinya, dan menjadi ayah bagi anak-anaknya.

Begitu pun perempuan, dengan menikah, ia harus menjadi istri yang bertanggung jawab. Dan juga memiliki potensi menjadi ibu bagi anak-anak yang akan ia lahirkan.

Pernikahan Nabi Saw dengan Aisyah Ra

Pernikahan Nabi Saw. dengan Aisyah r.a. adalah pengecualian. Karena tidak semua yang Nabi Saw. lakukan adalah teladan, seperti shalat tahajud terus menerus setiap malam, dan puasa terus menerus.

Pernikahan adalah sesuatu yang harus kita kembalikan kepada kedua mempelai yang akan melangsungkan dan mangalami hidup berumah tangga. Usia anak, secara logika dan realitas, terutama pada saat ini, bukan usia yang cukup dan matang untuk berumah tangga.

Karena itu, semua negara Muslim membuat batasan usia minimal untuk menikah, sekalipun berbeda batasannya. Usia terendah yang UU negara Muslim saat ini adopsi, untuk laki-laki, 16 tahun (Yordania).

Kemudian, 17 tahun (Turki), 18 tahun (Mesir, Irak, Libanon, Malaysia, Maroko, Yaman, Pakistan, Syria). 19 tahun (Indonesia dan Tunisia), 20 tahun (Libya), dan 21 tahun (Aljazair dan Bangladesh).

Begitu pun bagi perempuan, batasan minimal usia untuk menikah 15 tahun (Yordania, Maroko, Yaman, dan Turki). 16 tahun (Mesir, Malaysia dan Pakistan). Lalu 17 tahun (Libanon, Syria, dan Tunisia), 18 tahun (Aljazair, Bangladesh, dan Irak), dan 20 tahun (Libya).

Namun, batasan-batasan ini juga mengalami dinamika di berbagai negara, seperti Maroko, yang awal batas usia perempuan menikah 16 tahun, mengalami perubahan pada tahun 2004 menjadi 18 tahun.

Begitu pun Indonesia, yang awalnya 16 tahun menjadi 19 tahun mengikuti UU no. 16 tahun 2019 yang telah pemerintah revisi. []

Tags: Al-Syari'ahMaqashidpernikahantujuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Meneladani Noble Silence

Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an

24 Mei 2025
ihdâd

Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum

24 Mei 2025
Filosofi Santri

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

23 Mei 2025
Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Laku Tasawuf

    Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan
  • Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an
  • Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum
  • Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version