• Login
  • Register
Jumat, 13 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan, dengan kapasitasnya masing-masing bisa mejadi pelindung, penguat, dan penolong mereka yang lemah

Redaksi Redaksi
04/06/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Aurat Perempuan

Aurat Perempuan

653
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika perempuan dalam teks Hadis Tirmidzi dianggap sebagai aurat, maka sebaiknya, yang harus kita pahami dalam konteks makna ayat tersebut, bukan sekadar aurat badaniah. Melainkan lebih utuh secara sosial.

Sehingga perempuan, mereka anggap sebagai aurat ketika mereka lemah, bodoh, mudah mereka berdaya, mudah menjadi alat oleh individu. Atau pihak-pihak tertentu untuk memperdaya dan menghancurkan masyarakat secara umum.

Namun, ketika mereka menjadi kuat, pintar, mandiri, bijak, dan paham situasi. Sehingga tidak lagi mudah mereka perdayakan, mereka bukan lagi aurat.

Sebaliknya, laki-laki yang lemah, bodoh, mudah mereka berdaya, dan mudah menjadi alat oleh individu-individu. Atau bahkan pihak-pihak tertentu untuk memperdaya dan menghancurkan masyarakat secara umum, adalah aurat.

Seperti anak-anak yang lemah atau laki-laki yang sudah uzur, dalam konteks situasi perang, sering mereka anggap sebagai aurat.

Baca Juga:

Kelompok Waifuna: Perempuan-perempuan Penjaga Laut Raja Ampat, Papua Barat

Benarkah Ruang Domestik Menjadi Ruang Khusus Bagi Perempuan?

Perempuan yang Terlupakan di Balik Ritual Agung Haji

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Atau laki-laki kuat sekalipun, tetapi akal dan hatinya lemah, yang mudah orang-orang berdayakan dan menjadi alat adalah aurat yang harus kita lindungi, berdayakan, dan perkuat.

Ketika perempuan lemah dan mereka anggap sebagai aurat yang perlu penguatan, maka laki-laki lemah adalah aurat yang perlu pemberdayaan.

Tidak semua laki-laki kuat dan mampu melindungi, sebagaimana tidak semua perempuan itu lemah dan perlu perlindungan.

Siapa pun bisa menjadi aurat dan perlu perlindungan, laki-laki maupun perempuan. Siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan, dengan kapasitasnya masing-masing bisa menjadi pelindung, penguat, dan penolong mereka yang lemah. []

Tags: auratmemaknaiperempuanutuh
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Tauhid

Tauhid secara Sosial

12 Juni 2025
Realita Disabilitas Dunia Kerja

Realita Disabilitas dalam Dunia Kerja

12 Juni 2025
Semangat Haji

Merawat Semangat Haji Sepanjang Hayat: Transformasi Spiritual yang Berkelanjutan

11 Juni 2025
Keadilan

Keadilan sebagai Prinsip dalam Islam

11 Juni 2025
Ruang Domestik Perempuan

Benarkah Ruang Domestik Menjadi Ruang Khusus Bagi Perempuan?

10 Juni 2025
Diotima

Di Balik Bayang-bayang Plato: Sebuah Hikayat tentang Diotima

10 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Perempuan

    Seolah-olah Tidak Resmi: Sejarah Perempuan dan Rezim yang Ingin Menulis Ulang Sejarah Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kak Owen Hijaukan Bogor Lewat Aksi Menanam 10.000 Pohon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyulam Spiritualitas dan Rasionalitas: Belajar Menyebut Nama Tuhan dari Perempuan Abad 16

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Toleransi, Menghidupkan Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nikel di Surga, Luka di Tanah Papua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Humor yang Tak Lagi Layak Ditertawakan: Refleksi atas Martabat dan Ruang
  • Penambangan Nikel di Raja Ampat: Ancaman Nyata bagi Masyarakat Adat
  • Nikel di Surga, Luka di Tanah Papua
  • Tauhid secara Sosial
  • Realita Disabilitas dalam Dunia Kerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID