Mubadalah.id – Hubungan seks adalah bagian dari bahan bakar cinta. Jika menjadi kebutuhan suami dan tidak dipenuhi oleh istri, maka berpotensi merusak dan menghancurkan hubungan.
Suami, dalam Islam, tidak diperkenankan melakukan hubungan seksual selain dengan istrinya.
Istri harus memenuhi kebutuhan seks suami, sebagai bahan bakar cinta yang akan memperkuat hubungan mereka berdua.
Akan tetapi, ketika sang istri sakit, lelah, atau tidak mood, suami harus memahami kondisi tersebut. Mereka bisa mencari waktu lain yang lebih tepat.
Semangat Hadis riwayat Imam Bukhari di atas dalam perspektif mubadalah juga menuntut suami untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan bahan bakar cinta istrinya.
Suami yang menolak memenuhi kebutuhan cinta sang istri, sehingga sang istri menjadi matah, juga akan terlaknat atau terjauhkan dari rahmah (kasih sayang). Artinya, hubungan mereka akan lemah, buruk, bahkan macet.
Jadi, teks Hadis malaikat melaknat istri di atas, jika kita pahami secara mubadalah dalam konteks psikologi pasangan suami istri adalah pemenuhan bahan bakar cinta. Yang jika tidak mereka lakukan akan menimbulkan kehancuran hubungan.
“Laknat” bisa istri terima, karena ia tidak memenuhi kebutuhan suami, maupun suami yang tidak memenuhi kebutuhan istri. Hubungan menjadi lemah, buruk, macet, bahkan bisa hancur.
Semangat dari teks Hadis ini adalah meminta suami maupun istri untuk saling memenuhi kebutuhan bahan bakar cinta masing-masing. Perempuan dari suaminya, dan laki-laki dari istrinya.
Pemenuhan ini adalah cara untuk membangun dan memperkuat hubungan suami istri, mengisi saldo rekening relasi mereka, dan menumbuhkan cinta kasih mereka berdua.
Dengan pemaknaan demikian, maka teks Hadis ini menjadi selaras dengan visi rahmah li al-‘alamin dan misi akhlak mulia. []