Mubadalah.id – Lebih dari sekadar festival, IFF jadi sarana untuk menyampaikan pemahaman bersama tentang kekuatan berbicara melalui seni film.
Tujuan utama festival ini mengajak penonton untuk melihat dunia dan Islam dari berbagai sudut pandang yang inklusif dan memberdayakan.
Hal ini diungkap oleh Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jakarta, Shuri Mariasih Gietty Tambunan dalam pembukaan Festival Film Madani kembali membuka tirainya di XXI Epicentrum, Jakarta, pada Sabtu, 7 September 2023.
Madani International Film Festival (Madani IFF) kata Shuri, sebagai tempat untuk membangun hubungan dan koneksi di antara kita.
Tema tahun ini, “Buhul,” mencerminkan semangat solidaritas dan persaudaraan yang mengikat, seperti simpul dalam tali yang kuat.
Tema ini menjadi semakin relevan mengingat suasana politik yang seringkali memecah belah masyarakat demi kepentingan politik.
“Sesuai dengan tema tahun ini, “Buhul,” Madani Film Festival mengajak kita untuk merenungkan semangat solidaritas dan rasa persaudaraan yang mengikat kita, mirip dengan simpul dalam tali, sebagaimana makna dari “buhul” itu sendiri,” jelanya.
“Tema ini sangat penting, terutama mengingat tahun politik yang cenderung memecah belah kita demi kepentingan politik,” lanjut Shuri.
Ini adalah langkah untuk mengikat kembali apa yang mungkin telah terurai dalam kerumitan dunia kontemporer.
“Mengikat yang Terurai, Islam dari Berbagai Sudut Pandang” adalah konsep yang mendorong refleksi mendalam dan dialog yang bermanfaat.
Madani Film Festival 2023 guna memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang agama dan budaya Islam dari perspektif yang beragam. Dengan begitu, memperkuat ikatan antar-manusia dalam masyarakat yang semakin majemuk.
Sebagai salah satu festival film paling dinamis di Indonesia, Madani Film Festival memberikan suara pada umat Islam di seluruh dunia, merayakan keragama, dan mendorong pemahaman tentang Islam damai.
“Ini membantu kita untuk mengikat kembali apa yang telah terurai,” pungkasnya. (Pewarta: Amatul Noor)