Hobi lama kembali kuaktifkan lagi gegara Work From Home (WFH). Ndengerin musik dari tape dan radio. Kaset-kaset yg disimpan rapih isteriku Ala’i Nadjib dapat kupilah-pilih kembali. Awalnya sih bebersih kardus-kardus. Ternyata isinya kaset-kaset. Tape dan radio, untungnya juga masih uenak treble dan bas-nya. Terasa deh suara ngglenggemnya. hehe..
Kemanfaatan itu dapat diciptakan kita sendiri. Tak ada barang bekas, barang lama yang tak dimanfaatkan, jika bukan kita sendiri yang berkreasi. Kaset-kaset yang ada aku coba satu per satu. Mulai dari musik padang pasir Arab, Slow rock Barat, Anak-anak, hingga yang populer, dangdut maupun pop Indonesia.
Di antara kaset yg sangat monumental dan sangat terkesan itu berjudul Ibnatul Islam. Kaset itu, kebetulan karya sahabatku Kyai Haji Faqih Abdul Kodir (2002/03) produksi Fahmina Institute. Tentu saja, jauh sebelum mubadalah lahir. Setahuku, judul itu satu-satunya kaset yang berperspektif adil gender. Apalagi Fahmina juga tak produksi kaset lagi.hehe.
Dalam kaset itu judul-judulnya keren, antara lain “shalawat keadilan”. Shalawat inilah yang sering disebut shalawat gender oleh para aktifis. Akan tetapi, karena esensi perspektif gender itu terwujudnya keadilan, maka shalawat itu diberi nama shalawat keadilan. Kebetulan teksnya sebelum menjadi lagu itu, pernah disampaikan pada acara Rahima, lembaga non pemerintah yang bergerak pada isu-isu Islam dan Hak-hak Perempuan dimana saya bekerja pada th 2002/04.
Selain shalawat keadilan, terdapat lagu lain yang berjumlah 8 (delapan) buah, masing-masing 4 buah lagu pada setiap Side-nya. Side A, selain Shalawat Keadilan, Ibnatul Islam (Putri Islam), Wasiat Kebaikan, dan Shalawat Dermayon. Side B, terdiri dari lagu Thalabul Ilmi, La Farqa/Tiada Beda, Ya Badratim, dan Astabiqu ila Ula/Kuraih Kejayaan.
Dari ke-8 lagu itu 3 lagu diciptakan oleh Faqieh (Faqihuddin Abdul Kadir; Shalawat Keadilan, Wasiat Kebaikan, dan La Farqa (Tiada Beda). 2 lagu diciptakan Alia Ja’ar; Ibnatul Islam (Putri Islam) dan Astabiqu Ila Ula (Kuraih Kejayaan). Ke-5 lagu tersebut dapat disebut sebagai lagu dengan perspektif adil gender. Contoh salah satu liriknya, diambil dari Kuraih Kejayaan, sebagai berikut:
“…Aku putri Islam yang mulia dan dimuliakan
cukup bangga bagiku dengan Islam sebagai nasabku..
Aku bisa melampaui laki-laki sampai ke puncak apapun,
agar fajar keabadian menerangi langkah hidupku.. ”
Dus, dengan WFH ini mari kita nikmati dan gunakan bersama keluarga, memanfaatkan yang ada di rumah dengan semaksimal mungkin. Mari kita ciptakan rumah kita surga kita, bersama anak dan isteri tercinta. Bekerja di rumah bukan halangan untuk tetap menjaga profesionalisme. Dengan iringan musik lagu-lagu kesalingan (mubadalah) ini mari kita tetap bekerja dan bersama keluarga. Semoga kita semua terjaga dari wabah COVID-19 dan kita ambil hikmah serta berkahnya. []