• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kisah Neng Hannah; Peserta Program Shortcourse Filsafat dan Pemikiran Islam di Iran

Neng Hannah Neng Hannah
18/10/2022
in Pernak-pernik
0
Neng Hannah

Neng Hannah

67
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id– Artikel ini akan membahas sosok dan kisah Neng Hannah  peserta program Shortcourse Filsafat dan Pemikiran Islam di Iran. Neng Hannah adalah perempuan yang cerdas dan mempuni dalam keilmuwan. Simak kisah heroik Neng Hannah berikut.

Dia Tidak Hanya Menyatukan, Melainkan Juga Membangkitkan Kesadaran

Bibir molek merah delimamu, titik hitam bundar di dahimu
Menjerat hatiku, kekasihku, dan bagai merpati aku terkurung
Pandang pilumu, menusukku hingga aku pun sakit dan merana

Namun fana dalam Kau membuat diriku yang tersiksa jadi bebas
Kupukul kendang “Ana al-Haqq,” seperti Mansur aku tahu
Apa tanggungannya, biar kurelakan nyawaku melayang

Sebab itulah jiwaku sembuh, terpana sembilan waktu
Dan pintu kedai anggurmu terbuka siang malam
Pada madrasah dan masjid aku sudah bosan

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Jubah Fuqaha ini pun tak sanggup memberiku hiburan
Maka kukenakan baju fakir bertambal sulam
Yang membuatku sefar di tengah nyala api dan asap

Khutbah ulama menyebabkan mataku tertidur lelap
Nafas sempoyongan berbusa anggur menyampaikan kata emasnya
Tahu kau apa yang menyentak hingga terjaga?
Tangan molek pelayan kedai anggur membangunkan aku

(Abdul Hadi WM, Anggur Keterjagaan Ayatullah Khomeini, Ulumul Qur’an, Edisi 4 tahun 1992, h. 26)

Puisi Ayatullah Khomeini yang diterjemahkan oleh Abdul Hadi WM ini memberikan sudut pandang yang mempesona untuk sosok seorang ideolog Republik Islam Iran. Sosok yang mencetuskan gagasan Wilayatul Faqih dimana urusan kepemimpinan negara tidak bisa diserahkan kepada musyawarah manusia biasa-biasa saja. Urusan kepemimpinan menurutnya harus diserahkan kepada para ulama karena hanya ulamalah yang memiliki otoritas menafsir dan menjalankan hukum Islam.

Dalam dimensi yang begitu profan Ayatullah Khomeini lebih kita kenal. Memimpin revolusi, bahkan sampai diasingkan selama 15 tahun dan hal-hal terkait strategi politik duniawi lainnya. Puisi ini saya cari karena tersentuh penjelasan Dr. Savadi saat kami berkunjung ke Mesjid Ayatullah Khomeini di Teheran. Beliau berkata, “Imam tidak hanya menyatukan ummat melainkan juga membangkitkan kesadaran manusia untuk taat kepada Allah”.

Selanjutnya Dr. Savadi juga menjelaskan bagaimana perjuangan Imam dan bagaimana ia memiliki kemampuan komunikasi antar personal yang baik, sehingga orang-orang sekitar yang dipimpin merasa nyaman dan mencintainya.

Mengunjungi Mesjid Ayatullah Imam Khomeini di Teheran merupakan agenda Shortcourse hari ke lima. Kami berangkat dari Qom hari Sabtu 25 Januari 2020 pukul 06.30 pagi waktu setempat. Sekitar sejam setengah perjalanan, kami sampai di mesjid ini. Suhu Teheran lebih dingin dari Qom sehingga pagi ini, memasuki masjid merupakan sesuatu yang menghangatkan. Baik itu fisik maupun jiwa kami.

Arsitektur Mesjid Imam Khomeini ini bernuansa kream, abu-abu dan peach dengan ornamen emas dibeberapa bagiannya. Anggun dan artistik itu kesan yang saya tangkap. Di dalam masjid terdapat pusara Imam Khomeini dan beberapa tokoh yang lain. Pusara ini ditutupi bangunan persegi empat dengan warna dominan hijau dan emas.

Banyak orang yang melemparkan sedekah ke dalam pusara ini. Seperti biasa bila mengunjungi pusara orang-orang suci dan berjasa, saya berdiam sejenak untuk berdoa. Saat berdoa, sekelompok peziarah yang didominasi perempuan berdoa dengan menangis dan memukul mukul dada kiri mereka.

Setelah mengunjungi mesjid dan mendapatkan penjelasan, kali ini destinasi yang akan kami datangi adalah Pardis Tecnological Park (PTP) yang terletak 20 km sebelah timur laut Teheran. Kami diterima di ruang pertemuan PTP. Taman nasional teknologi ini dibangun tahun 2001.

Saat ini ada tiga fase utama yaitu fase Inovasi, fase Kesehatan dan Entrepreneurship. Tiga fase ini baru menggunakan 58 hektar saja yang dimanfaatkan PTP. Tahap yang lain yang akan dikembangkan, akan mencapai 1000 hektar.

Sebagai taman teknologi, lokasi PTP paling terdekat dengan pusat-pusat akademik, politik dan ekonomi di Iran. PTP ditempatkan di samping jaringan serat optik utara-selatan dan dekat dengan lembaga penelitian dan akademik yang memiliki reputasi Internasional.

Oleh karena itu PTP dapat merancang dasar yang tepat untuk pertumbuhan perusahaan teknologi tinggi melalui inkubator teknologi, penguatan kompetitif, proses spin-off serta tenaga kerja yang produktif dan ahli.

PTP diarahkan oleh 14 dewan yang dikepalai oleh wakil presiden Iran. Dewan yang lain berasal dari kementrian hukum, pusat sains dan akademisi. PTP memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan taman teknologi yang lain.

Di antara keunggulannya adalah merupakan taman nasional teknologi yang dibawahi oleh pemerintah langsung dan memiliki potensi pengembangan menjadi pusat ekonomi, penelitian dan ilmah. Selain juga memiliki persyaratan untuk menghubungkan ke pasar global aktual dan potensial dan ekspansi melalui pasar Internasional Iran.

Selain penjelasan tentang PTP kami juga mendengarkan penjelasan dari Mustafa Science and Technology Foundation (MSTF). Lembaga ini memiliki 4 program utama, pertama yaitu Khadem Al-Mustafa Community sebuah divisi yang berusaha menarik, mengatur dan menargetkan sumberdaya yang disediakan oleh para dermawan untuk kepentingan sains dan teknologi.

Kedua Safir Al-Mustafa Club merupakan klub yang dibuat untuk mengumpulkan orang yang sukarela menggunakan kemampuannya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran MSTF. Ketiga Mustafa Prize Volunteer Community merupakan divisi yang berisi relawan yaitu para dermawan yang membantu MSTF dengan kontribusi spiritual dan intelektual mereka.

Terahir atau keempat yaitu Mustafa Art Musium yang merupakan pusat seniman di seluruh dunia yang hidup untuk mempromoskan keamanan dan kesehatan umat manusia.

Setelah itu kami diajak berkeliling untuk melihat berbagai produk yang sudah dihasikan oleh PTP terutama terkait Inovasi, Kesehatan dan Entrepreneur. Terkait inovasi yang menarik untuk saya adalah sebuah mesin pengubah sinyal, dari sinyal konvensional seperti sinyal televisi yang ada di negeri kita menjadi sinyal digital.

Sehingga alat apapun yang menggunakan sinyal ini akan lebih baik menangkap gambar atau program tanpa hambatan. Awalnya mesin ini dibeli dari Jerman, kemudia diamati, ditiru dan dimodifikasi.

Kini Iran sudah mengekspor mesin tersebut ke 5 negara di dunia. Untuk produk kesehatan berupa alat bedah kornea mata, obat obatan dan berbagai teknologi lain yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Di PTP ini kami bertemu salju yang cukup tebal, sehingga banyak spot yang kita ambil untuk mengabadikannya dan tak lupa saling lempar salju.

Selepas shalat duhur, kami bergegas ke Museum Revolusi dan Pertahanan Suci. Perjalanan memakan waktu hampir sejam karena jalanan Teheran cukup macet. Sesampainya di museum kami makan siang di restoran museum. Sebelum memasuki gedung utamanya yaitu gedung panorama, kami berjalan di area terbuka museum yang memperlihatkan alat-alat perang yang digunakan terutama saat perang Iran-Irak tahun 1980-1988.

Ada tank baja, pesawat, rudal, mobil korban misil dan lain-lain. Selain gedung utama dan area terbuka, museum ini memiliki danau, ruang konferensi, mesjid, perpustakaan bahkan stadion yang awalnya akan diresmikan oleh Jendral Soleimani pertengahan tahun ini. Karena wafatnya Jendral Soleimani, pembangunannya yang nyaris rampung belum diteruskan.

Memasuki gedung utama museum, kami dibekali dengan alat bantu pendengaran untuk terhubung dengan media yang ditampilkan pada setiap bagian yang ada di museum. Namun alat tersebut tidak berfungsi dengan baik.

Bangunan utama ini memiliki 8 aula. Masing-masing menampilkan kosep perang tertentu melalui banyak monitor, proyektor video, hologram dan beberapa teknologi lainnya. Sangat luas saya rasakan karena kaki ini cukup terasa pegal dan membuat haus juga.

Setelah mengunjungi museum kami mengunjungi monasnya Iran. Perjalanan cukup macet karena memang posisinya ada di pusat kota Teheran. Sejatinya kami ingin menaiki monumen nasional tersebut. Namun karena jam 8 malam kami akan naik kereta dari statsiun Teheran menuju Masyhad, dan jalanan Teheran sangat macet, maka kami memutuskan hanya sampai depannya saja. Kemudian segera bergegas ke Stasiun.

Perjalanan seharian berkeliling Teheran ini membuat saya berfikir bagaimana Islam menjadi spirit bagi semua warga Iran untuk mempersembahkan yang terbaik sesuai bidang masing-masing.

Bahkan menurut juru bicara PTP yang menceritakan Prof. Jackie Ying mualaf perempuan yang menguasai Bio Nanotechnology dan telah mendapatkan banyak penghargaan, dia menemukan Allah dalam setiap eksperimen yang dilakukannya. Mendapatkan alasan kuat kenapa harus sungguh-sungguh dalam bidang yang digelutinya.

Ini semua bisa terjadi karena Iran sudah melakukan revolusi dan bisa menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan negara lain. Sosok Ayatullah Khomeini yang saya kutip puisinya di atas merupakan orang yang sangat berjasa dalam revolusi ini. Dalam kebersahajaanya, ternyata beliau memiliki jiwa yang puitis. Jiwa yang indah karena menapaki jalan ‘irfan.

Demikian kisah Neng Hannah peserta Program Shortcourse Filsafat dan Pemikiran Islam di Iran. Semoga kisah Neng Hannah ini bermanfaat. []

Neng Hannah

Neng Hannah

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version