• Login
  • Register
Kamis, 19 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Menikah Tidak Menjamin Hidup Kaya atau Miskin

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
10/08/2020
in Aktual, Keluarga, Rekomendasi
0
252
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Apakah benar ketika keluarga miskin menikah dengan keluarga miskin akan melahirkan keluarga miskin yang baru, dan begitu seterusnya? Beberapa bulan terakhir selama masa #dirumahsaja kebanyakan dari kita akan memilih untuk mengurangi aktivitas di luar dan sangat sering bahkan selalu menghabiskan waktu berselancar di media sosial.

Pada waktu yang lalu, sempat beredar berita yang salah satunya membuat penulis sedikit tertegun adalah kutipan salah seorang Mentri yang menjadi pembicara pada peringatan Hari Anak Nasional 2020 di Jakarta, yang menyampaikan bahwa “rumah tangga baru miskin rata-rata berasal dari rumah tangga miskin sebelumnya. Hal itu terjadi karena adanya pernikahan sesama anggota keluarga miskin sehingga muncul keluarga miskin yang baru.”

Pernyataan ini mungkin timbul melihat realita 20% atau sekitar 5.7 juta rumah tangga yang ada di Indonesia tergolong miskin. Akan tetapi yang perlu menjadi pertanyaan terhadap pernyataan ini, apakah penyebab kemiskinan yang terjadi semata-mata karena menikahnya keluarga miskin dengan sesama keluarga miskin juga?

Padahal jika kita rujuk pada ayat Al Quran Surah An Nuur ayat 32, Allah SWT akan memberi kemampuan bagi hamba yang telah menikah, yang berbunyi:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Terkait hal ini, Imam Al Baghawi menyatakan bahwa “Umar menyatakan seperti itu pula, menukil dari Ibnu Katsir terhadapat Tafsir ayat ini. Ternyata menikah adalah pintu untuk membuka rejeki Allah yang sangat luas. Dengan menikah, Allah memberikan kecukupan, sebagai karunia dan kasih sayang bagi hambaNya. Ibnu Mas’ud juga menyatakan “Carilah kaya (hidup berkecukupan) dengan menikah”.

Baca Juga:

Ulasan Crime and Punishment: Kritik terhadap Keangkuhan Intelektual

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

Dari ayat dan penjelasan di atas ditegaskan bahwa baik laki-laki dan perempuan yang menikah, maka Allah akan memberikan pertolongan bagi mereka, termasuk salah satunya adalah memberikan kecukupan dan kemudahan memperoleh rezeki kepada mereka. Dan dalam membangun keluarga yang harus dipahami rezeki disini jangan dipersempit sebatas nilai uang, karena miskin dan kaya tak melulu perihal materi saja. Sebab makna berumah tangga lebih dari itu.

Miskin atau Kaya Tergantung Kita Menyikapinya

Istilah miskin dan kaya standarisasinya sebatas buatan manusia semata yang diukur berdasarkan jumlah uang yang dimiliki oleh setiap orang. Padahal makna kaya tidak sesempit itu, karena ada banyak kekayaan yang tidak dapat dihitung sebatas dengan jumlah kita punya, terlebih ketika kita menikah. Kekayaan yang dijanjikan Allah dalam hal ini berupa mencukupkan rezeki bagi pasangan yang menikah.

Rezeki yang dikaruniakan Allah, tidak sebatas dalam bentuk uang. Ada nilai-nilai lain seperti Kerukunan, hidup harmonis, dan berbahagia dalam berkeluarga yang merupakan rezeki tak ternilai harganya dalam membangun sebuah keluarga.

Ketika memilih pasangan untuk menikah, kita dapat merujuk pada Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Terdapat empat kriteria dalam memilih pasangan, baik bagi laki-laki maupun perempuan, meskipun dalam hadist ini sebatas dalam memilih istri yang akan dinikahi, namun juga dapat dijadikan rujukan untuk kriteria memilih laki-laki sebagai suami kelak, karena laki-laki dan perempuan setara.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Wanita umumnya dinikahi karena 4 hal: hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Karena itu, pilihlah yang memiliki agama, kalian akan beruntung.

Memang dalam hadist ini, salah satu kriterianya adalah harta dari calon pasangan kita. Akan tetapi, memilih yang baik dari segi agamanya akan beruntung. Mengapa demikian? Karena agama yang menentukan bagaimana kehidupan pernikahan kelak. Ketika kedua pasangan memiliki pemahaman yang sama terhadap ilmu agama, memahami konsep kesalingan (mubadalah) dalam keluarga, dan paham konsep rezeki yang akan diberikan oleh Allah ketika selepas menikah nantinya. Tentu tujuan menikah untuk mencapai sakinah, mawaddah, wa rahmah akan tercapai. Sebab, pemahaman akan nilai-nilai penting membangun pernikahan sudah dipahami bersama.

Ketika sebelum menikah, standart miskin dan kaya hanyalah konstruk yang dibangun masyarakat secara umum terhadap penghasilan kita dan keluarga kita. Padahal konsep kebahagiaan tidak melulu dapat dibeli dengan uang. Dan hakikat kekayan yang sebenarnya adalah bagaimana ketika memilih berkomitmen membangun rumah tangga bersama pasangan.

Di titik itu pula kita menyamakan visi bersama, membangun kehidupan keluarga baru, tidak bergantung dengan kondisi keluarga kita sebelumnya. Karena kondisi keluarga yang kita bangun kedepannya tergantung bagaimana kita menyikapi dan memaknai kekayaan yang kita miliki.

Memulai kehidupan untuk membangun keluarga bersama orang lain, kunci paling utama adalah bagaimana kita mampu membangun rasa percaya dan yakin mampu membangun kehidupan lebih baik bersamanya. Menyiapkan diri untuk menjadi partner yang terus mensuport apa yamg diusahakan oleh pasangan kita nantinya. Menerima setiap saran dari orang lain sebagai masukan, dan tetap kita berdualah yang menentukan setiap pilihan.

Menjadi miskin atau kaya, sebatas bagaimana kita membangun cara pandang dan menyikapi setiap bentuk pemaknaan yang dibangun oleh masyarakat, setidaknya meski masyarakat menganggap kita miskin secara finansial, kita berusaha untuk selalu kaya dalam nilai spiritual. Dan juga menjaga keharmonisan serta kesalingan dalam membangun kehidupan rumah tangga.

Karena sekali lagi, miskin dan kaya layaknya waktu dalam fisika, relatif kawan. Menikah tak menjamin hidup kita akan miskin atau kaya, tapi bagaimana proses pembelajaran dan pendewasaan selama membangun kehidupan pernikahan kitalah yang menentukan hal itu, menikah dengan sesama miskin atau sesama kaya, atau kaya dengan miskin, tak pernah menjadi jaminan kehidupan keuangan keluarga kita pasca menikah. Wallahu’allam. []

Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Revisi Sejarah

Ibnu Khaldun sebagai Kritik atas Revisi Sejarah dan Pengingkaran Perempuan

19 Juni 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Dari Indonesia-sentris, Tone Positif, hingga Bisentris Histori dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

18 Juni 2025
Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Istri Marah

Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tastefully Yours

    Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berproses Bersama SIS Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulasan Crime and Punishment: Kritik terhadap Keangkuhan Intelektual
  • Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya
  • Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur
  • Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Ibnu Khaldun sebagai Kritik atas Revisi Sejarah dan Pengingkaran Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID