Mubadalah.id – “if the world was ending I gonna be next to you” yang merupakan bagian lirik dari lagu Die with A Smile tengah viral dan ramai digunakan di beberapa media sosial, seperti TikTok dan Instagram. Sejak pertama kali rilis lagu ini memang telah berhasil merajai tangga lagu dan memperoleh jutaan pendengar.
Nampaknya lagu kolaborasi Lady Gaga dengan Bruno Mars ini berhasil memikat pendengarnya karena memiliki lirik mendalam yang menggambarkan tekad kuat seseorang untuk selalu bersama orang yang ia kasihi. Bahkan hingga saat-saat kiamat datang dan berakhirnya kehidupan manusia di alam semesta. Namun, apakah mungkin cinta sejati dan kebersamaan dapat bertahan saat kiamat datang?
Lagu Die with A Smile mengajak kita untuk merenungkan kembali makna cinta. Bahwa yang membuat cinta bertahan bukanlah perasaan melainkan komitmen kuat untuk selalu bersama. Cinta yang kuat adalah yang mampu bersama-sama menghadapi segala tantangan kehidupan dan cobaan yang datang.
Lirik lagu ini mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati dalam mencintai adalah ketika bisa mendampingi orang yang kita kasihi hingga masa-masa yang paling genting. Tetapi, apakah manusia benar-benar bisa bersanding orang yang ia cintai saat kiamat datang? Bisakah manusia memedulikan manusia lainnya saat dunia menyudahi kehidupannya?
Saat Kiamat Datang
Islam menggambarkan kiamat sebagai peristiwa besar yang menandai berakhirnya kehidupan di dunia dan mulainya kehidupan akhirat. Pada hari ini, alam semesta mengalami kehancuran total: benda-benda langit berjatuhan, air laut meluap, dan gunung-gunung hancur menjadi debu. Setelah kehancuran ini, manusia akan bangkit kembali untuk dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya selama hidup di dunia.
Bagaimana hubungan manusia satu dengan manusia lainnya pada saat hari ini datang? Al-Qur’an menggambarkan perubahan hubungan manusia pada saat hari kiamat datang pada QS. Abasa: 33-37
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ (33) يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (36) لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (37)
“Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala) (33) pada hari itu manusia lari dari saudaranya (34) (dari) ibu dan bapaknya (35) serta (dari) istri dan anak-anaknya (36) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya (37)”
Suara memekakkan yang berasal dari tiupan sangkakala pada ayat di atas menandakan kedatangan hari kiamat. Lalu ayat berikutnya dijelaskan, ketika waktu itu datang manusia hanya akan memedulikan diri sendiri untuk bisa selamat dari bencana yang sangat menakutkan.
Mereka cemas akan nasib diri sendiri sehingga tak memiliki waktu untuk memikirkan siapapun, termasuk orang-orang yang ia cintai. Manusia lari dari saudara, ibu, dan bapaknya, bahkan dari istri dan anak-anaknya.
Pada hari tersebut, ikatan-ikatan yang menjadi perekat hubungan manusia dan kebergantungan satu dengan yang lainnya, seperti cinta, keluarga, persahabatan, dan kerja, tidak lagi memiliki arti. Karena setiap individu hanya akan fokus pada diri sendiri. Seorang anak yang teramat mencintai ibunya tidak akan menanyakan keberadaannya. Pasangan suami istri yang selalu menjalani kehidupan bersama akan saling mengabaikan. Teman setia tidak saling menanyakan padahal saling melihat.
Lagu Die with A Smile
Keinginan untuk selalu bersama pada lagu Die with A Smile tentu bertolak belakang dengan kenyataan yang akan manusia alami pada saat hari kiamat datang. Kenyataannya, pada hari berakhirnya kehidupan dunia manusia akan hidup dalam kesendirian dan fokus dengan pertanggung jawabannya sendiri-sendiri.
Hal ini mengingatkan manusia mengenai pentingnya mempersiapkan bekal pribadi untuk menghadapi pengadilan Allah. Peristiwa ini kembali menyadarkan kita untuk bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Alih-alih menggantungkan harapan kepada manusia lain tidak peduli seberapa dekat hubungan kita dengannya.
Namun, apakah peristiwa ini benar-benar memutus harapan untuk bertemu kembali dengan orang kita cintai? Islam mengajarkan bahwa cinta tulus manusia dan hubungan yang dibangun atas dasar keimanan dan ketakwaan akan mendapatkan balasan yang indah dari Allah SWT. Di akhirat nanti, manusia yang saling mencintai karena Allah, mendukung dan menolong dalam kebaikan akan dipertemukan kembali.
Anak-anak dengan ayah-ibu, dan istri dengan suami akan bertemu di surga sesuai dengan janji Allah SWT. Karenanya, manusia kita dorong untuk melandaskan hubungan-hubungan yang ia miliki pada keimanan dengan memperbanyak amal saleh agar dunia tidak menjadi akhir dari pertemuan.
Islam Menawarkan Harapan
Pertemuan akan lebih manis, tinggi, dan kekal apabila kita bisa bersama dengan orang-orang yang kita kasihi di surga. QS. At-Thur: 21, Ar-Ra’d: 22-23, Az-Zukhruf: 70, dan Ghafir: 8 merupakan janji Allah SWT. bahwasanya hubungan yang dibangun atas dasar iman dan cinta kepada Allah akan membawa kebahagiaan yang abadi, termasuk dipertemukan kembali di akhirat.
Walaupun pada hari kiamat manusia akan sibuk dengan urusannya masing-masing. Namun keyakinan bahwa cinta tulus yang terbangun atas keimanan kepada Allah tidak akan berakhir sia-sia. Lagu Die with A Smile oleh Bruno Mars dan Lady Gaga mengekspresikan keinginan manusiawi kita untuk selalu bersama dengan orang yang kita kasihi hingga akhir hayat.
Namun, Islam menawarkan harapan yang lebih indah dengan pertemuan yang abadi di akhirat. Cinta yang berlandaskan pada keimanan akan membawa manusia pada perjumpaan yang abadi. Di mana cinta tidak lagi bisa terpisahkan oleh ruang atau waktu. Wallahu a’lam bisshawaab. []
If the world was ending
I’d wanna be next to you
If the party was over
And our time on Earth was through
I’d wanna hold you just for a while
And die with a smile
If the world was ending
I’d wanna be next to you