• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Maulid Nabi di Gunung Jati: Pelal, Panjang Jimat, dan Refleksi Peran Perempuan

Perempuan pada masa Nabi terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial, berdakwah, dan memperoleh pengetahuan keagaman

Enok umi Enok umi
19/09/2024
in Pernak-pernik
0
Maulid Nabi di Gunung Jati

Maulid Nabi di Gunung Jati

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada Senin siang, 16 September 2024 merupakan pertama kali aku merayakan maulid nabi (Pelal) di Makam Gunung Jati, Cirebon. Ibu Mimin sekeluarga mengajak untuk melihat kemeriahan acara tersebut secara langsung, tentu aku bersemangat untuk ikut.

Desa Astana Gunung Jati Kabupaten Cirebon yang merupakan lokasi Pelal sangat ramai baik dari anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, hingga lansia menanti kemeriahan malam Pelal.

Mereka sangat antusias sekali, di malam puncak Pelal sebagian besar pengunjung yang berada di dalam area Makam Gunung Jati ikut serta dalam pembacaan marhaban (membaca kitab maulid Barjanzi atau Diba’i).

Para sesepuh dan tokoh masyarakat membacakan prosa sejarah Nabi Muhammad SAW atau marhabanan, para santri dan masyarakat luar tentu juga ikut meramaikan Pelal ini. Bahkan ada pengunjung dari luar kota yang rela datang untuk menyaksikan puncak malam Pelal Maulid Nabi di Gung Jati.

Tradisi Pelal dan Panjang Jimat di Makam Gunung Jati

Masyarakat Cirebon menamai Pelal sebagai sebutan untuk tradisi Panjang Jimat. Acara ini merupakan puncak dari rangkaian Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini sudah berjalan ratusan tahun dan menjadi agenda tersendiri bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya.

Baca Juga:

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Makna dari Panjang Jimat itu sendiri terdiri dari dua kata yakni Panjang dan Jimat. Kata “panjang” berarti “piring” atau “ambeng”, masayarakat setempat meyakini ambeng tersebut adalah tempat makan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Lalu kata “jimat” merupakan dua kata dari “di aji” dan “di rumah” dengan makna mempelajari dan mengamalkan. Acara pelal dilaksanakan setelah salat Isya.

Kami memulai proses pengawalan panjang jimat dari rumah Jeneng hingga memasuki Gapura Manglayang dan menuju Paseban Agung, proses ini melibatkan semua usaha dan sumber daya yang tersedia.

Bahkan, beberapa polisi mengawal proses ini dan membentuk barikade demi menjaga dan mengamankan acara tersebut, agar Jeneng dan penghulu (sesepuh masjid sebagai simbol-simbol kehormatan di Pesambangan) tetap aman begitu juga lilin yang tetap menyala dan tidak boleh padam.

Ribuan orang memadati sepanjang jalur  iring-iringan panjang jimat ini. Mereka berdiri berdesak-desakan, saling berimpitan, dengan penuh harapan. Yakni untuk mendapatkan berkah dari prosesi panjang jimat ini.

Satu hari sebelum acara Pelal masyarakat memberikan suguhan makanan pokok dan bermacam buah-buahan kepada petugas (wong kemit). Masyarakat berharap dengan suguhan tersebut keberkahan akan berlimpah dalam hidup mereka.

Di samping itu ada pembuatan panggung yang diyakini juga sebagai rasa syukur atas kelahiran Kanjeng Nabi SAW.

Peran Perempuan dalam Acara Pelal Maulid Nabi SAW

Masyarakat setempat khususnya para perempuan di sana sebelum acara pada malam hari mereka juga ikut berziarah ke makam. Namun setelahnya, mereka kembali fokus ke dapur untuk mempersiapkan makanan.

Dalam pelaksanan pelal ini pada umumnya tidak ada perempuan yang ikut serta dalam acara inti hanya laki-laki saja. Karena tradisi sudah turum-temurun.

Kemudian, pada malam puncak setelah pembacaan marhaban hingga kisaran pukul 22.00 WIB, masyarakat yang mengikuti acara inti menikmati hidangan yang sudah tersedia dari sebagian masyarakat.

Sebagai pendatang aku tentu antusias dengan acara pelal ini, bisa mengikuti marhabanan, dan melihat acara pelal di Makam Gunung Jati secara langsung. Ini juga pertama kalinya aku mengikuti Pelal.

Dari apa yang aku lihat keterlibatan anatara laki-laki dan  perempuan masih ada pembeda yang cukup signifikan di masyarakat. Laki-laki punya kesempatan untuk mengikuti acara inti sedangkan perempuan bertugas di dapur menyiapkan makan.

Seperti yang kita ketahui memang masih banyak daerah yang kurang melibatkan perempuan dalam mengisi ruang-ruang publik. Salah satunya karena mengikuti adat/kebiasaan yang sudah melekat pada masyarakat. Sehingga sampai saat ini peran permpuan masih berada di ruang domestik.

Perspektif Sejarah Partisipasi Perempuan dalam Peringatan Maulid Nabi

Meskipun acara Maulid Nabi sebagai perayaan formal yang baru muncul setelah masa Nabi Muhammad SAW dan generasi awal Islam, prinsip keterlibatan perempuan dalam kegiatan keagamaan telah ada sejak masa itu.

Perempuan pada masa Nabi terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial, berdakwah, dan memperoleh pengetahuan keagaman. Perayaan Maulid berkembang dengan cara yang berbeda di berbagai wilayah.

Di beberapa tempat, perempuan terlibat dalam berbagai aspek acara Maulid, termasuk persiapan makanan, penyusunan acara, dan pelaksanaan doa serta pujian, sesuai dengan kebiasaan budaya dan agama setempat.

Namun pada pelal yang aku lihat di Gunung Jati, perempuan hanya sampai pada tahap menyiapkan makanan dan tidak terlibat pada doa serta pujian di panggung utama. Padahal pengunjung perempuan sama banyaknya seperti pengunjung laki-laki.

Meskipun begitu, perayaan Pelal ini tetap menarik perhatian masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa kecintaan masyarakat Gunung Jati kepada Nabi Muhammad Saw masih terus terlaksana tentunya melalui tradisi yang kita kenal dengan istilah Pelal dan panjang jimat. []

Tags: Gunung JatiMaulid NabiPanjang JimatPelalperempuan
Enok umi

Enok umi

Mahasantri Mahad Aly Kebon Jambu

Terkait Posts

Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID