Mubadalah.id – Belakangan drama Korea Bon Appetit Your Majesty sedang ramai dibicarakan dalam media sosial karena cerita yang unik dengan tema besar tentang makanan di era kerajaan Joseon.
Memperkenalkan sosok Yeon Ji Young (Im Yoon-ah) seorang chef modern yang tiba-tiba kembali ke era dinasti Joseon di mana dia harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan berbagai alat masak tradisional yang sebelumnya ia dimudahkan dengan alat teknologi canggih.
Di era Joseon, ia terpilih menjadi seorang kepala koki istana yang ternyata membawa pengaruh besar bagi Joseon lewat makanan yang ia buat. Salah satu dampak besar Yeon Ji Yeong yakni berdiplomasi melalui makanan.
Berkat masakannya ia mengubah raja yang terkenal tiran jadi lebih melunak. Yeon Ji Young juga telah membantu negara berdiplomasi dengan negara lain melalui kompetisi memasak untuk menyelamatkan upeti dan posisi Joseon di hadapan Ming.
Mengenal Gastrodiplomasi
Gastrodiplomasi ialah praktik diplomasi budaya dalam bentuk diplomasi publik yang memanfaatkan kekayaan kuliner untuk kepentingan nasional. Konsep gastrodiplomasi ini pertamakali populer melalui kajian Paul Rowcker seorang gastronom lulusan University Of Southern California.
Dalam kajiannya, ia meneliti Thailand yang menggunakan alat diplomasi untuk memperkenalkan budaya dan meningkatkan pengaruh globalnya. Sehingga negara yang menjadi Pionir dalam penerapan diplomasi kuliner ialah Thailand lewat program Global Thai sejak tahun 2002.
Selain Thailand negara yang telah mempraktikkan gastrodiplomasi ialah, Jepang dengan sushi dan ramen, Korea Selatan dengan kimchi, bibimbap dan tteobokki menggunakan hallyu wave, tak lupa pula Indonesia dengan rendangnya yang dinobatkan menjadi makanan ter-enak di dunia oleh CNN Travel.
Diplomasi kuliner (gastrodiplomasi) tak hanya memperkenalkan makanan khas suatu negara tapi juga menjadi perantara dalam memperkuat hubungan bilateral atau kerjasama antar negara. Sebuah perjamuan menjadi awal diskusi bisnis, kerjasama perdagangan hingga pertukaran budaya yang lebih luas, di balik hidangan yang tersaji di meja makan, ada kisah tentang sejarah, budaya dan nilai-nilai kehidupan suatu bangsa.
Makanan dapat menjadi cerminan identitas, alat komunikasi bahkan simbol kebersamaan antarbangsa. Maka tak heran, makanan menjadi komunikasi yang efektif dalam membangun koneksi sosial dan emosional antarnegara.
Hal ini diperkuat oleh Paul Rockower yang menyatakan:
“Culinary diplomacy is the best way to win hearts and mind through the stomach”.
(Diplomasi kuliner adalah cara terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran melaui perut)
Dalam drama Bon Apetit Your Majesty, juga menggambarkan adanya gastrodiplomasi. Salah satu hal yang menarik ialah adegan kompetisi memasak antardinasti untuk mempertahankan atau meningkatkan upeti.
Membaca Kompetisi Memasak Dinasti Joseon Vs Ming dengan Kacamata Zhang dan Rowcker
Kompetisi memasak antardinasti dalam drama Bon Apetit Your Majesty ini berawal dari utusan dinasti Ming tidak mau makan perjamuan dari Joseon sebab tak cocok. Namun kalau kita lihat dari pihak Joseon itu bukan karena tak cocok melainkan kiriman dari Joseon untuk Ming meniadakan gingseng.
Gingseng sendiri termasuk rempah khas dan sangat mahal serta menjadi komoditas strategis negara, maka dari itu Dinasti Ming sebagai negara besar meminta gingseng menjadi upeti yang menandakan loyalitas dan hubungan diplomatik. Jumlah serta kualitas gingseng yang dikirim pula merupakan simbol status dan kekuatan politik.
Utusan Ming selain gingseng meminta 50 perempuan sebagai persembahan, dengan hadiah balasan Ming yaitu teh paling terkenal dan 100 buah porselen biru serta putih. Tawaran ini sebelumnya juga pernah tapi menuntut Joseon meningkatkan upeti, padahal penawarannya sama. Untuk mempertaruhkan ini Dinasti Ming memerintah tiga kokinya melawan koki dari Joseon berkompetisi menentukan upeti.
Nah, adanya kompetisi memasak antar dinasti Ming versus Joseon menggunakan berbagai strategi diplomasi. Jika melihat dari kacamata Jayan Zhang, strategi gastrodiplomasi terbagi menjadi pertama, strategi pemasaran produk. Lalu kedua, food event dan ketiga, condition building. Selain itu keempat, opinion leader serta kelima, strategi media sosial. Terakhir keenam, strategi edukasi kuliner.
Strategi Edukasi Kuliner
Lomba kompetisi kuliner dalam Bon Apetit Your Majesty dari kacamata Jayan Zhang masuk ke dalam food event serta strategi edukasi kuliner. Masuk ke kategori food event sebab ajang resmi lewat kompetisi memasak ini mempertemukan dua pihak yakni Joseon dan Ming, di mana lomba ini merupakan panggung untuk menunjukkan identitas kuliner serta negoisasi politik.
Sementara, masuk ke kategori edukasi kuliner ini tertampilkan lewat masakan Yeon Ji Yeong yang dapat menyentuh salah satu koki dari Ming pada waktu pemutaran terakhir, dimana koki dari Ming tersebut tak dapat merasakan makanan sebab punya tingkat keahlian tertentu. Masakan Ji Yeong menyentuh serta mengingatkannya akan masakan neneknya, ini bisa disebut sebagai pesan edukasi bahwa:
“Makanan bukan sekadar soal rasa, tapi juga tentang emosi, memori dan budaya”.
Ini membuat koki Ming banyak belajar dari koki Yeon Ji Yeong.
Kalau strategi gastodiplomasi ala Paul Rockower di antaranya: pertama, pemasaran produk dengan menggunakan makanan khas. Kedua, mengadakan event untuk meningkatkan daya tarik publik asing. Lalu ketiga, menjalin kerjasama dengan organisasi di luar negeri. Keempat, memanfaatkan leader opinion dengan menggunakan tokoh publik asing. Sedangkan kelima, melalui media, dan keenam, melalui pendidikan.
Penggambaran kompetisi memasak dalam drama Bon Apetit Your Majesty menggunakan strategi Paul Rockower dengan strategi food event, di mana berfungsi sebagai ajang menunjukkan keunggulan budaya melalui hidangan. Selain itu, strategi yang dilakukan yaitu pemasaran produk dengan makanan khas. Melalui masakan, Joseon mempertaruhkan identitas budaya dan menolak tunduk pada Ming.
Setiap hidangan yang ditampilkan bentuk representasi kuliner Joseon. Sederhana, penuh makna dan sarat nilai emosional. Dan strategi lain yakni melalui pendidikan. Salah satu koki dari Ming yang awalnya tidak bisa merasakan makanan, akhirnya belajar kembali apa arti sejati dari sebuah hidangan, juga menyadari bahwa makanan bukan hanya soal rasa melainkan makna.
Gastrodiplomasi: Dari Panci Presto hingga Jamuan Bangsawan
Gastrodiplomasi dalam drama tak hanya dalam adegan kompetisi memasak antardinasti, melainkan ada beberapa diplomasi melalui kuliner yang juga menarik, yakni:
Pertama, adegan Yeon Ji Yeong meminta dibuatkan panci presto oleh sang master. Ji Yeong tidak memaksa dengan perintah, tapi menggunakan jalur halus yaitu menyajikan makanan. Makanan menjadi medium untuk membuka hati sang master yang susah untuk didekati.
Kedua, adegan konflik yang diselesaikan di meja makan. Ketika terjadi konflik antar pejabat istana, Ji Yeong hadir dengan makanan yang ia masak. Mereka yang awalnya tegang akhirnya membuat tenang.
Ketiga, adegan Yeon Ji Yeon menyajikan makanan untuk Raja. Di Istana, Raja terbiasa dengan hidangan mewah tapi Ji Yeong justru memberikan makanan rumahan yang hangat serta sederhana. Ini menjadi tanda bahwa bukan hanya sekadar makan, tapi juga diplomasi halus yang menunjukkan bahwa kejujuran dan kehangatan bisa menjadi cara baru untuk mendekati pemimpin. []