• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Biografi Sayyidah Nafisah; Ulama Perempuan Guru Imam Syafi’i

Kita akan mengamati kisah Sayyidah Nafisah, salah seorang ulama perempuan sufi yang menjadi guru Imam Syafi'i.

Redaksi Redaksi
29/10/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan berpendidikan tinggi

perempuan berpendidikan tinggi

565
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sayyidah Nafisah merupakan anak perempuan Hasan Anwar bin Zaid Ablaj bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Nama Sayyidah Nafisah cukup dikenal sebagai ulama perempuan terkemuka pada masanya. Artikel ini akan mengulik biografi Sayyidah Nafisah, ulama perempuan Guru Imam Syafi’i.

Biografi Sayyidah Nafisah Cicit Nabi Muhammad Saw.

Para ulama pada masa itu, kerap menyebutnya sebagai Nafisah al-‘Ilmi, karena ia merupakan sumber ilmu pengetahuan keislaman yang berharga.

Selain itu, cicit Nabi Muhammad Saw itu juga dikenal sebagai seorang pemberani, sekaligus ‘abidah zahidah (tekun menjalani ritual dan asketis). Bahkan sebagian ulama pada masa itu, mengategorikannya sebagai wali perempuan dengan sejumlah keramat.

Hubungan Erat Sayyidah Nafisah dan Imam Syafi’i

Ketokohan ulama perempuan Sayyidah Nafisah ini, menurut KH. Husein Muhammad di dalam buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan, nampakya sudah lama didengar oleh Imam Syafi’i. Terlebih, saat Imam Syafi’i mendengar bahwa banyak ulama yang datang ke rumah Sayyidah Nafisah untuk mengikuti pengajian dan ceramahnya.

Karena rasa ingin bertemu dan belajar kepada Sayyidah Nafisah, kemudian Imam Syafi’i mengirim surat kepadanya yang berisi permohonan bisa bertemu dengannya di rumahnya, sekaligus mengaji kepadanya.

Baca Juga:

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Merespon kedatangan surat dari Imam Syafi’i, seperti dikisahkan Buya Husein, Sayidah Nafisah menyambutnya dengan seluruh kehangatan dan kegembiraan. Sayyidah Nafisah juga sudah mendengar kecerdasan al-Syafi’i.

Perjumpaan itu, kata Buya Husein, dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan yang sering. Masing-masing saling mengagumi tingkat kesarjanaan dan intelektualitasnya. Bila Imam Syafi’i berangkat untuk mengajar di masjidnya di Fustat, Sayyidan Nafisah mampir ke rumahnya, begitu juga ketika pulang kembali ke rumahnya,” tulis Buya Husein.

Dikabarkan bahwa Syafi’i adalah:

“Ulama yang paling sering bersamanya dan mengaji kepadanya, justru dalam statusnya sebagai tokoh besar dalam fiqih”

Selain itu, Buya Husein juga menceritakan, pada bulan Ramadhan, Imam Syafii juga acap shalat tarawih bersama Nafisah di masjid perempuan ulama ini. (Kana Yushalli biha al-Tarawih fi Masjidiha fi Syahri Ramadhan). Kalimat ini, lanjut Buya Husein, diperdebatkan maknanya, apakah ia berarti bahwa Imam Syafi’i menjadi makmum dari Sayidah Nafisah, meski dalam ruang yang terpisah? Kali ini tak penting diurai.

Mendoakan Imam Syafi’i Disaat Sakit

Kedekatan Sayyidah Nafisah dengan Imam Syafi’i semakin erat, apalagi saat Imam Syafi’i sakit, Buya Husein menambahkan, Imam Syafi’i mengutus sahabatnya untuk meminta Sayidah Nafisah mendoakan bagi kesembuhannya.

“Begitu ia kembali, sang Imam Syafi’i tampak sudah sembuh,” imbuhnya.

Bahkan, Buya Husein melanjutkan, ketika dalam beberapa waktu kemudian Imam Syafi’i sakit parah, sahabat tersebut dimintanya kembali menemui Sayyidah Nafisah untuk keperluan yang sama. Mohon didoakan untuk sembuh. Kali ini, Sayidah Nafisah hanya mengatakan,

“Matta’ahu Allah bi al-Nazhr Ila Wajhih al-Karim” (Semoga Allah memberinya kegembiraan ketika berjumpa dengan-Nya).

Mendengar ucapan sahabat sekaligus gurunya itu, Imam Syafi’i segera paham bahwa waktunya sudah akan tiba. Sebentar lagi. Imam Syafi’i kemudian berwasiat kepada murid utamanya: Al-Buwaithi, meminta agar Sayyidah Nafisah menshalati di atas jenazahnya, jika kelak dirinya wafat. Ketika Imam Syafi’i kemudian wafat, jenazahnya dibawa ke rumah perempuan ulama tersebut untuk dishalatkannya. tukasnya (Rul).

Tags: belajarimam syafi'ikisahMengajinabi muhammadngajiSayyidah Nafisahulama perempuanwali perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID