Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa melihat dampak negatif pornografi bagi perempuan khususnya dan perkawinan umumnya.
Maka, sangat penting bagi perempuan untuk bisa berkata tidak kepada pornografi, sekalipun suaminya yang menyodorkan. (Baca juga: Harmoni Bersama Pasutri Tanpa Pornografi)
Penolakan atas pornografi, kata Nyai Badriyah, adalah penyelamatan dari keterjatuhan di jurang kerusakan.
Allah Swt berfirman yang artinya, “… Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan …” (QS. al-Baqarah/2: 195). (Baca juga: Hukum Pornografi Dalam Islam adalah Haram)
Romantisme percintaan pasutri tak layak tumbuh dan berkembang dengan siraman materi pornografi.
Suami dan istri, menurut Nyai Badriyah, seyogyanya menjadikan hubungan seks sebagai ibadah nan indah, buah dari relasi yang saling membahagiakan, yang lahir dari jiwa-jiwa penuh cinta dan kasih yang selalu ingat Sang Mahakasih. (Baca juga: Tidak Ada Batasan Model Jilbab dan Pakaian Muslimah dalam Islam)
Hubungan seks pasutri adalah akumulasi sentuhan dan perhatian yang membelai dan membahagiakan jiwa dan raga pasangan.
Bukan pelampiasan eksperimen seksual yang menurunkan harkat dan martabat kemanusiaan. (Baca juga: Negara Harus Bertanggung Jawab Pada Perempuan Korban Perkosaan)
Oleh sebab itu, Nyai Badriyah mengingatkan, pornografi bukan pilihan bagi pasutri yang menjadikan sakinah mawadah wa rahmah sebagai acuan perkawinan. (Rul)