• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Gerak Kolektif Lawan Kekerasan Seksual dari Para Ulama Perempuan Indonesia

KUPI mendorong kesadaran seluruh elemen masyarakat agar turut aktif secara kolektif dalam mendorong upaya pengesahan RUU TPKS, serta memberikan edukasi serta bimbingan agar tidak semakin banyak kekerasan seksual terjadi di Indonesia

Muallifah Muallifah
23/12/2021
in Pernak-pernik
0
KUPIPEDIA

KUPIPEDIA

102
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Korban kekerasan seksual adalah kelompok mustadh’afin (dilemahkan dan lemah secara struktural) karena posisi dan relasinya dengan pelaku yang timpang. Dari mulai menghadapi keluarga yang mungkin tidak memberi dukungan, menghadapi lingkungan masyarakat yang seringkali masih menyalahkan korban, sulitnya mendapatkan keadilan, hingga ketidakberanian melapor lantaran proses yang panjang dan pelik hingga menambah luka dan trauma bagi korban.

Seperti itulah kiranya untuk menggambarkan urusan pelik tentang korban kekerasan seksual. Beberapa waktu lalu hingga hari ini, kita selalu disesakkan oleh segala bentuk berita kasus kekerasan seksual yang semakin tidak terbendung. Ditambah lagi dengan berita kekerasan seksual yang datang dari instansi pendidikan, khususnya pesantren yang selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang cukup terpercaya dalam mendidik akhlak anak.

Kasus kekerasan seksual yang terjadi di pesantren beberapa waktu lalu menambah PR besar kepada seluruh pemilik pesantren untuk mewujudkan ruang belajar aman para santri dari kekerasan seksual. Tidak hanya itu, fenomena itu juga menjadi PR besar bagi orang tua untuk memilih pesantren yang aman bagi anak-anak untuk mendapat pendidikan yang aman.

Selain kasus di pesantren, kasus kekerasan seksual juga terjadi di kampus, kekerasan pada anak, rumah tangga hingga pada ranah publik yang banyak tidak berpihak kepada korban. Salah satu alasan utama yang selalu kita upayakan adalah belum disahkannya Undang-Undang Tindak Pidana Kekeraan Seksual (UU TPKS).

Luka korban yang belum selesai dengan dirinya, ditambah dengan stigma negatif yang diberikan oleh masyarakat, menambah catatan panjang betapa sulitnya kasus kekerasan seksual untuk diselesaikan. Apalagi ketika kasus itu tidak bisa selesai dengan sebuah jalan damai, pasti akan menimbulkan masalah keberlanjutan. Ibarat sebuah pepatah, sudah jatuh, tertimpa tangga.

Baca Juga:

Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Pesan Nyai Alissa Wahid di Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Mengetuk pintu langit, memohon rahmat kepada Sang Pemberi Rahmat

Kongres Perempuan Ulama Indonesia (KUPI) menggelar doa bersama untuk keselamatan bangsa dalam melawan kekerasan seksual. Bukan karena KUPI merupakan perkumpulan perempuan hingga pada doanya berpihak kepada perempuan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan landasan kemanusiaan yang selama ini dilabrak oleh pelaku kekerasan seksual, dimana kebanyakan korbannya perempuan.

Tidak hanya itu, doa bersama tersebut juga dilakukan untuk mendorong seluruh elemen masyarakat, mulai dari kelompok sipil, lembaga hingga pemerintah agar lebih riil dalam melihat fenomena kekerasan seksual yang semakin tidak terbendung.

Sebenarnya, jika kita jeli, bukan hal pertama KUPI melakukan doa bersama untuk keselamatan bangsa. Lebih dari itu, KUPI selalu memberikan vibes positif dari segala fenomena yang terjadi dengan mengembalikan kepada Rahmat Allah sebagai penolong umatnya. Termasuk persoalan kekerasan seksual yang terus diupayakan secara kolektif agar dimudahkan dalam memberikan keadilan bagi korban.

Mendorong seluruh elemen untuk melawan kekerasan seksual

Kalau Friedrich Wilhelm Nietzsche mengatakan “Tuhan sudah mati”, Karl Marx mengatakan “Agama itu candu” dengan alasan bahwa orang-orang beragama itu gampang pasrah dengan mengembalikan semuanya pada Tuhan tanpa berbuat apapun, saat ini kita sedang menepis anggapan dua tokoh diatas.

Hal ini karena, lantunan doa yang dilakukan oleh seluruh elemen yang bergabung pada kegiatan tersebut, para santri yang ada di pondok pesantren yang juga ikut bergabung tidaklah menjadi upaya satu-satunya yang dilakukan sebagai manusia beragama yang punya Tuhan Maha Rahmat.

Lebih dari itu, KUPI, seluruh masyarakat Indonesia mendorong agar seluruh elemen masyarakat, mulai dari masyarakat, lembaga, khususnya pemerintah untuk terus mendukung pengesahan Rencana Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual menjadi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).

Keberpihakan kepada korban dalam term ini sangat penting untuk melihat betapa urgennya kebijakan agar segera disahkan untuk menjadi undang-undang. Dengan melihat korban, kita akan melihat betapa kompleksnya persoalan kasus kekerasan seksual yang dialami oleh setiap korban dan tidak mendapatkan keadilan.

KUPI mendorong kesadaran seluruh elemen masyarakat agar turut aktif secara kolektif dalam mendorong upaya pengesahan RUU TPKS, serta memberikan edukasi serta bimbingan agar tidak semakin banyak kekerasan seksual terjadi di Indonesia. Sebab kekerasan seksual sangat bertentangan dengan agama, pancasila, dan undang-undang, dan melabrak kemanusiaan. Wallahu a’lam. []

Tags: Jaringan KUPIKekerasan seksualulama perempuan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID