• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Manusia Suka Mengeluh Bisa Menghambat Rezeki

Salah satu cara agar rezeki kita lapang adalah jangan banyak mengeluh dan selalu bersyukur serta bersabar dengan segala keadaan

Toni Al-Munawwar Toni Al-Munawwar
15/10/2022
in Personal
0
Suka Mengeluh

Suka Mengeluh

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ekonomi yang makin sulit, membuat banyak orang baik secara sadar atau tidak; suka mengeluh. Ada banyak orang yang mengeluh karena merasa bahwa ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Ya, tidak bisa dipungkiri, keadaan ekonomi kita saat ini sedang di ambang resesi. Ditambah lagi, harga kebutuhan pokok dan biaya hidup terus melonjak dari hari ke hari, semakin memperparah kondisi ekonomi.

Wajar, bila pada akhirnya banyak orang mengeluh. Karena, mereka tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi dan menyikapi kesulitan ekonomi yang terjadi. Belum lagi, banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan sebagai imbas goyahnya keuangan perusahaan. Jika sudah tidak lagi bekerja, bagaimana mereka bisa menghidupi anak dan istri mereka?

Sebagai manusia, tentu kita pernah mengeluh. Baik kita sadari atau tidak. Mengeluh dalam KBBI adalah menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya). Artinya, ketika kita merasa susah atau menderita, kita akan mengeluh. Seperti saat ini, keadaan ekonomi yang berada di ambang resesi, membuat kita menggeluh. Namun, apakah dengan mengeluh lantas masalah bisa selesai? Tidak, bukan?

Allah Swt menegaskan bahwa manusia suka mengeluh. Hal ini sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya manusia diciptakan dengan sifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa keburukan (kesusahan), ia berkeluh kesah. Apabila mendapat kebaikan (harta), ia amat kikir. (QS. Al-Maarij: 19-21).

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

Sifat Alamiah Manusia

Mengeluh dan kikir adalah dua sifat alamiah yang manusia miliki. Saat sedang susah atau menderita, kita mudah sekali mengeluh. Sebaliknya, saat mendapat nikmat, kita lupa bersyukur dan cenderung kikir.

Suka mengeluh bisa menjadi penyebab rezeki menjadi seret alias mampet. Jika kita mau renungkan, berapa banyak kesusahan yang Allah berikan kepada hamba-Nya? Jumlahnya pasti sangat sedikit sekali bila kita bandingkan dengan nikmat-Nya yang begitu banyak. Meski begitu, alih-alih bersyukur, kita justru lebih sibuk mengeluh dengan penderitaan .

Coba bayangkan, kita masih diberi kesehatan saja sudah merupakan nikmat yang besar, tetapi kita tidak pernah menyadarinya dan menganggap kesehatan itu sebagai sesuatu yang biasa. Kita baru sadar manakala sakit, bahwa kesehatan itu adalah nikmat yang mahal. Karena, saat sakit, kita harus mengeluarkan biaya yang besar demi bisa sehat kembali.

Seretnya rezeki bukan hanya faktor ekonomi yang mulai goyah, tapi boleh jadi karena kita suka mengeluh. Semakin sering mengeluh, maka semakin tertutup pintu rezeki. Sebab, Allah tidak menyukai hambanya yang gemar mengeluh.

Menjemput Rezeki, Bukan Hanya Menunggu

Allah menyuruh kita untuk menjemput rezeki bukan hanya sekadar berdiam diri dan berkeluh kesah. Dengan kita berusaha untuk menjemput rezeki, Dia akan memberikan petunjuk di mana kita bisa menemukan rezeki.

“Bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah.” (QS. Al-Jumuah:10)

Ingatlah, bahwa Allah yang Maha Pemberi Rezeki. Besar kecilnya rezeki yang dkita apat harus kita syukuri. Jika yang kecil saja tidak mampu kita syukuri, bagaimana kita mampu mensyukuri yang besar?

Jangan sampai, karena terlalu sering mengeluh membuat kita lupa untuk bersyukur dan menjadi sebab tertutupnya pintu rezeki. Sejatinya, rezeki Allah itu luas, tetapi kita sendirilah yang menjadikannya sempit.

Salah satu cara agar rezeki kita lapang adalah jangan banyak mengeluh dan selalu bersyukur serta bersabar dengan segala keadaan. Bukankah Allah selalu bersama orang-orang yang sabar? Jika kita selalu bersyukur, maka Allah akan menambah lagi nikmat-Nya kepada kita, sebaliknya jika kita kufur (mengeluh), azab-Nya sungguh pedih.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku,) sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim:7). []

Tags: ekonomiHikmahkesehatanmanusiaRezeki
Toni Al-Munawwar

Toni Al-Munawwar

Toni Al-Munawwar adalah seorang blogger dan penulis buku. Beberapa tulisannya pernah dimuat media cetak dan elektronik.

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version