Mubadalah.id – Radha’ah atau menyusui telah terbukti memberikan banyak manfaat bagi bayi, ibu, dan ayah. Komponen terbesar yang terkandung dalam ASI meliputi laktosa, lipid, dan oligosakarida. Ketiga komponen tersebut memiliki manfaat yang bagus bagi tumbuh kembang bayi.
Bahkan hasil penelitian dari pada peneliti di Barat menemukan bahwa dalam oligosakarida terdapat lebih dari 200 karbohidrat berbeda yang berfungsi sebagai penyedia sumber energi bagi bakteri usus yang bermanfaat. Selain itu, oligosakarida juga dapat memberikan efek modulasi kekebalan dan memperkuat sistem pertahanan bakteri baik pada usus.
Menyusui juga memberikan manfaat bagi sang ibu. Salah satu manfaat tersebut yaitu dapat mengatasi rasa trauma serta dapat mencegah kanker payudara serta dapat membangun ikatan batin antara ibu dan anak.
Lantas, bagaimana ketika seorang ibu yang ingin menyusui bayinya tidak dapat keluar ASI nya? Dalam hal ini perlu adanya kerja sama yang baik antara suami dan istri dalam mempersiapkan ASI untuk calon bayi kelak. Suami harus membantu sang istri dengan memberikan stimulus agar ASI sang istri dapat keluar dengan lancar.
Perintah Menyusui Bayi dalam Al-Qur’an
Secara jelas Allah SWT telah memerintahkan untuk menyusui anak-anaknya. Namun, perintah tersebut perlu dipahami dengan baik agar terjadi kerja sama dan kesalingan antara suami istri.
وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ
Artinya: “Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut.”
Karena seorang perempuan yang mendapatkan karunia oleh Allah berupa kelenjar mamari yang dapat memproduksi asi. Maka, kewajiban istri yaitu dengan memberikan asi secara langsung kepada bayi. Adapun seorang suami, beban kewajiban yang ditanggungnya yaitu dengan membantu mempersiapkan kesediaan asi sebelum istri melahirkan. Dan memberikan dukungan dan memenuhi segala kebutuhan istri dan bayi.
Manfaat Menyusui
Manfaat bagi Bayi
Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif lebih tahan terhadap berbagai risiko penyakit yang umumnya terjadi pada bayi. Selain itu, pemberian ASI juga dapat mencerdaskan otak. Bayi juga lebih dapat terhindar dari risiko kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
Manfaat bagi Ibu
Seorang ibu yang menyusui bayinya secara ekslusif memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Selain itu, juga bermanfaat untuk kesehatan fisik ibu dan terhindar dari risiko kanker payudara dan rahim. Menyusui juga dapat membangun kedekatan emosi antara ibu dan anak.
Manfaat bagi Ayah
Seorang ayah yang ikut berperan dalam pemberian ASI kepada bayi dapat meminimalisir terjadinya fatherless. Yang mana peran ayah sangat penting agar kedekatan emosi antar ayah dan anak juga dapat tetap terjadin dengan baik.
Mubadalah dalam Hukum Menyusui
Melihat banyaknya manfaat dari menyusui baik bagi bayi, ibu, bahkan bagi ayah. Maka, menyusui menjadi penting dan sangat dianjurkan untuk diberikan kepada bayi.
Menyusui bukan saja menjadi tanggung jawab seorang istri. Peran dan tanggung jawab suami juga sangat diperlukan agar proses menyusui dapat berhasil.
Sebelum istri melahirkan, seorang suami harus membantu istri dengan memberikan stimulus kepada istri agar ketika bayi sudah lahir, ASI sang istri dapat keluar dengan lancar. Selain itu, dalam proses menyusui setelah bayi lahir suami juga harus memberikan dukungan dan bantuan kepada sang istri.
Oleh karenanya, keberhasilan proses menyusui harus didukung dengan kerja sama yang baik antara ayah dan ibu. Seorang ayah harus selalu memberikan dukungan dan semangat kepada istrinya selama proses menyusui. Hal tersebut karena,tidak jarang seorang istri masih mengalami trauma-trauma pasca melahirkan.
Seorang suami juga harus memberikan ruang kepada istri untuk beristirahat. Ketika istri merasa lelah dan sakit karena menyusui suami harus membantu menenangkan dan mendampingi istrinya. Suami juga harus ikut berperan dalam menjaga dan merawat bayi nya. []