Mubadalah.id – Asma binti Abu Bakar adalah putri Abu Bakar ash-Shiddiq, istri Zubair bin Awwam, dan kakak Sayyidah Aisyah, istri Nabi Saw.
Usia Asma binti Abu Bakar 10 tahun lebih tua dari Aisyah. Ia lahir pada 595 M, atau 27 tahun sebelum hijrah Nabi Saw. Ia wafat pada 73 H/692 M dalam usia seratus tahun.
Ia termasuk generasi Islam pertama atau “As-Sabiqun al-Awwalun”. Ibnu Hajar dan Ibnu Ishak, dua sejarawan terkemuka, dalam buku mereka, mengatakan bahwa Asma adalah orang kedelapan belas yang pertama masuk Islam.”
Masyarakat Arab saat itu memberikan predikat atau panggilan akrab: “Dzatun Nithaqain” (perempuan yang memiliki dua selendang).
Selendang pertamanya diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. dan selendang keduanya diberikan kepada ayahnya, Abu Bakar ash-Shiddiq, saat mereka hijrah ke Madinah.
Dalam buku A’lam an-Nisa’, Umar Ridha Kahalah mengatakan:
“Asma adalah perempuan yang ikut hijrah, akalnya cerdas, memiliki kepribadian luhur (terhormat) dan kemauan yang kuat. Ia juga seorang penyair, bicaranya tegas dan jelas.”
Selain itu, Asma juga dikenal sebagai seorang perempuan dermawan. Ibnu Zubair memberikan kesaksian atasnya seraya mengatakan:
“Aku tidak pernah melihat ada perempuan yang paling dermawan kecuali Aisyah dan Asma. Kedermawanan keduanya berbeda. Aisyah suka mengumpulkan sesuatu/ barang dan manakala sudah banyak ia membagikannya.”
“Sementara, Asma tidak pernah menyimpan barang dan menundanya sampai besok hari.”
Fatimah binti al-Mundzir mengatakan, “Manakala menjelang wafat, Asma memerdekakan semua hamba sahayanya.”
Asma berpesan kepada kaum perempuan, “Bersedekahlah! Jangan menunggu jika ada uang lebih. Jika kalian menunggu ada kelebihan uang, niscaya kalian takkan memiliki kelebihan sedikit pun.”
“Namun, jika kalian menyedekahkan maka kalian takkan merasa kehilangan/kekurangan.” []