• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Pendidikan Seksual, Jangan dibuat Tabu!

Menurut Wolf, perempuan kerap tidak tahu pendidikan seksual sehingga kurang memahami kondisi tubuhnya, karena membicarakan tentang seksualitas masih sangat tabu.

Andi Nur Faizah Andi Nur Faizah
20/12/2020
in Buku, Rekomendasi
0
Pendidikan Seksual

Pendidikan Seksual

593
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Orang mungkin bertanya-tanya, mengapa tidak banyak yang tahu mengenai informasi tentang pendidikan seksual? Berbicara secara substantif di depan umum tentang vagina yang sebenarnya dan pengalaman aktualnya masih dianggap tabu.

Seberapa sering kita mendengar bahwa hasrat dan pendidikan seksual laki-laki lebih tinggi daripada perempuan? Sehingga perempuan punya kewajiban untuk melayani dan memenuhi kebutuhan seksual laki-laki. Bias-bias ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan pendidikan reproduksi dan seksualitas.

Bagaimana mau paham tentang tubuh? Kalau membicarakan pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi saja ditutup rapat-rapat. Tentu kita masih ingat, kasus orientasi mahasiswa di sebuah universitas negeri yang mengangkat tentang edukasi seksualitas.

Berbagai pihak protes karena menganggap kampus mengajarkan ‘seks bebas’ kepada para mahasiswa baru. Padahal, yang diajarkan adalah mengenai ‘consent’ (persetujuan). Consent ini penting dipahami untuk mencegah tindakan kekerasan seksual.

Saya masih ingat jelas dalam sebuah pelatihan, seorang dokter berkata “tidak ada hubungan antara hasrat seksual dengan jenis kelamin seseorang. Karena itu sangat bergantung pada kondisi hormon masing-masing individu”.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Jawaban tersebut seolah menjawab segala tanya yang ada di benak saya tentang pendidikan seksual. Kasihan betul kalau perempuan hanya ditempatkan sebagai “pelayan” pemuas hasrat laki-laki. Padahal, perempuan sebagai makhluk biologis juga tentu memiliki hasrat seksual.

Naomi Wolf dalam buku V*agina menjelaskan pengalaman tentang ketubuhan perempuan dan bagaimana vagina itu sendiri bekerja. Melalui buku ini, Wolf berupaya untuk membuka ruang informasi mengenai reproduksi dan pendidikan seksual perempuan. Menurut Wolf, perempuan kerap tidak tahu pendidikan seksual sehingga kurang memahami kondisi tubuhnya, karena membicarakan tentang seksualitas masih sangat tabu.

Tidak hanya itu, interpretasi yang bias tentang kondisi biologis perempuan masih didominasi oleh ilmuwan laki-laki. Para ilmuwan laki-laki tersebut sarat dengan dominasi patriarkal yang berupaya untuk menekan hasrat seksual perempuan. Ada dominasi maskulinitas yang melihat bahwa hanya laki-laki yang ‘perkasa’ dan perempuan sebagai pelengkap. Perempuan yang memiliki hasrat seksual dianggap sebagai ‘perempuan liar’ yang harus dikontrol.

Bagi Wolf, pandangan-pandangan tersebut sudah sangat usang. Pandangan yang melihat respons seksual laki-laki dan perempuan sama juga adalah usang. Temuan terbaru dari Dr. Kamaisaruk mengonfirmasi bahwa perempuan setidaknya memiliki 3 pusat seksual (orgasme). Ketiga bagian itu adalah klitoris, vagina, dan mulut serviks (ia menambahkan yang keempat, yakni puting) (Wolf 114).

Tulisan Wolf terkait pendidikan seksual membantu kita untuk memahami ketubuhan perempuan, khususnya dalam membicarakan vagina dan hasrat seksual. Bukunya menembus batas-batas tabu terhadap pendidikan reproduksi dan seksualitas yang selama ini ditutup rapat-rapat.

Menyebut kata ‘vagina’ maupun mempelajarinya mestinya bukan hal yang memalukan apalagi dihindari. Mempelajari kesehatan reproduksi dan seksualitas secara komprehensif justru membantu kita untuk menjalani proses reproduksi secara sehat dan bertanggung jawab, serta terbebas dari segala bentuk kekerasan yang kerap menimpa perempuan. []

Judul Buku  :        V*Gina: Kuasa dan Kesadaran

Pengarang  :         Naomi Wolf

Penerbit     :          Odyssee Publishing

Tahun terbit :         2020

 

 

Via: http://perempuanpeduli.com/pendidikan-reproduksi-seksualitas-jangan-dibuat-tabu/?fbclid=IwAR3EIqomdfbp0zNSiW6iZ7jg5_MF-6O39TU_eLKf91M2mDcUjwafX0LQ1ro
Tags: kesehatan reproduksiNaomi WolfPendidikan Seksualperempuan
Andi Nur Faizah

Andi Nur Faizah

Founder perempuanpeduli.com

Terkait Posts

Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

4 Juli 2025
Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Kebencian Berbasis Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID