• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Saat Tuhan Menenangkan Hati Perempuan

Ketika Maryam membutuhkan air dan makanan, Allah menolongnya dengan menghadirkan sebuah sungai dan pohon kurma

Shulhan Habib Shulhan Habib
17/12/2023
in Hikmah, Rekomendasi
0
Hati Perempuan

Hati Perempuan

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perempuan adalah ciptaan Allah yang sangat istimewa dan mulia. Allah memuliakan perempuan dengan menghapus segala kekejaman terhadapnya. Hal ini terbukti, sejak kelahirannya Allah telah menjaganya dengan melarang membunuhnya sebagaimana yang umat jahiliyah lakukan.

Tidak hanya itu, Allah juga melarang umat jahiliyyah mengasingkan para perempuan yang haid dari rumah. Melarang umat jahiliyyah mewarisi perempuan layaknya barang dan memerintahkan mereka memberi para perempuan harta warisan. Menjaga dan menenangkan hati perempuan, salah satunya terhadap siti Maryam

Mengenal Psikologis Perempuan

Berdasarkan jurnal penelitian Hanum Hasmarlin dan Hirmaningsih, secara biologis dan psikologis terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam mengelola emosi. Perempuan dan laki-laki berbeda dalam mengekspresikan emosi baik secara verbal maupun nonverbal.

Dalam penelitian Gross dan John (2003) regulasi emosi laki-laki jauh lebih baik dibandingkan perempuan. Di mana perempuan lebih mengekspresikan emosi untuk menjaga hubungan interpersonal serta membuat perempuan tampak lemah dan tidak berdaya.

Sedangkan laki-laki lebih mengekspresikan marah dan bangga untuk mempertahankan dan menunjukkan dominasi. Sehingga dapat kita simpulkan laki-laki lebih unggul dalam mengontrol emosi takut, sedih dan cemas. Sedangkan perempuan jauh unggul dalam mengontrol rasa marah, penghinaan dan jijik. Perempuan lebih cenderung merenung dan pasif yang mengakibatkannya terus menerus overthingking yang memunculkan emosi negatif.

Baca Juga:

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Saat Tuhan Menenangkan Hati Perempuan

Islam adalah agama rahmat bagi kita semua, begitulah kiranya. Islam datang dengan menempatkan perempuan ke tempat yang lebih nyaman dan terhormat. Tidak hanya itu, Islam juga datang sebagai penenang bagi hati perempuan saat mereka gundah gulana.

Hal ini sebagaimana termaktub dalam QS. Maryam ayat 24-26;

فَنَادٰىهَا مِنْ تَحْتِهَآ اَلَّا تَحْزَنِيْ قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا وَهُزِّيْٓ اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا ۖ فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚفَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا ۚ

“Dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, “Janganlah engkau bersedih. Sungguh, Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menjatuhkan buah kurma yang masak kepadamu. Makan, minum, dan bersukacitalah engkau. Jika engkau melihat seseorang, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar puasa (bicara) untuk Tuhan Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu, aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.” (QS. Maryam [19]:24-26)

Ayat di atas berkenaan dengan Siti Maryam yang sedang mengandung Nabi Isa. Kehamilannya tersebut merupakan hal yang berat bagi Maryam. Bagaimana tidak Maryam merupakan seorang perempuan perawan yang belum menikah dan berasal dari keluarga yang sangat bertakwa pada Allah.

Maryam menerima kehamilannya yang tanpa bapak sebagai suatu bagian keimanan. Namun tidak semua orang akan menerimanya dan mempercayainya karena Maryam seorang perawan yang belum menikah. Ia kemudian memilih mengasingkan diri untuk menyelamatkan diri dari tuduhan-tuduhan yang hina.

Kelahiran Bayi Maryam

Saat hendak melahirkan tiba, Maryam merasakan rasa sakit yang luar biasa hingga memaksanya bersandar pada pohon kurma. Ditambah ia seorang diri dan jauh dari keluarga. Pikirannya sangatlah kacau, ia takut apa yang akan kaumnya katakan jika bayinya lahir. Di mana tidak ada seorang pun melahirkan anak tanpa seorang ayah. Kegelisahan dan ketakutan Maryam menjadikannya ingin mati saja sehingga ia tidak sampai menjadi buah bibir orang.

Saat Maryam dalam puncak ketakutan dan kegelisahannya, Allah menenangkan Maryam agar tak usah bersedih lewat perantara Jibril. Kelahiran bayinya dan semua yang ia lalui tak lain adalah kehendak Allah dan tak akan lepas dari penjagaan Allah.

Ketika Maryam membutuhkan air dan makanan, Allah menolongnya dengan menghadirkan sebuah sungai dan pohon kurma. Di pangkal ayat ke 26, Allah menyuruh Maryam agar bersenang hati dan menenangkan pikiran. Makan dan minum sesuka hatinya. Tidak ada yang patut ia susahkan lagi saat Allah telah membersamainya dan menolongnya.

Memuliakan Tuhan dengan Memuliakan Perempuan

Dari kejadian tersebut sangatlah jelas akan kehadiran Tuhan dalam menenangkan kondisi batin dan hati perempuan yang sangat tertekan dan penuh ketakutan. Tuhan tidak meninggalkan perempuan dan terus membersamainya.

Demikianlah sepantasnya yang harus dilakukan hambanya dalam memperlakukan mereka. Karena perempuan merupakan makhluk istimewa yang dalam kondisi tertentu membutuhkan perlindungan dan penjagaan. Bukan malah menindas maupun mengucilkannya sebagaimana yang dilakukan kaum Maryam. Siapapun yang memuliakan perempuan berarti ia telah memuliakan Tuhan. Sebaliknya, siapapun yang menghinakannya berarti ia telah menghinakan Tuhan. []

 

 

 

 

Tags: Hati PerempuanHukum WarisislamMaryamperempuansejarah
Shulhan Habib

Shulhan Habib

Mahasiswa Magister prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Pascasarjana UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID