• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Tren Foto ala Studio Ghibli, dan Bagaimana Menghargai Profesi

AI tercipta bukan untuk menghilangkan peran manusia, harusnya tidak ada profesi yang hilang dari adanya perkembangan teknologi ini.

Salsabila Septi Salsabila Septi
05/04/2025
in Personal
0
Studio Ghibli

Studio Ghibli

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id- Aku salah satu dari beragam manusia yang ikut dalam tren ini. Membuat foto keluarga atau diri sendiri jadi ala studio ghibli. Ghibli sendiri merupakan studio animasi Jepang yang sudah memproduksi beragam film animasi. Animasi gaya ini punya karakteristik yang lucu dan menarik untuk dijadikan sebagai tren foto.

Tren Filter Ala Studio Ghibli

Membuat foto kita menjadi animasi khas studio ghibli dapat dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi editing atau penggunaan AI (Artificial Intelegent). Jika memanfaatkan AI, caranya pun cukup mudah. Bahkan tidak membutuhkan kemampuan profesional dalam membuat editing ala studio ghibli ini.

Dari adanya kemudahan ini, ada hal lain yang penting jadi pembahasan antara lain bagaimana profesi seorang editor, penulis atau illustrator dari adanya kemudahan dalam penggunaan AI ini? Tren foto ala ghibli hanya satu dalam pemanfaatan AI. Ini bukan hanya tentang kemudahan dalam penggunaan AI tetapi juga tentang penghargaan terhadap sebuah profesi.

Bagaimana Peran AI?

“AI bukan menjadi manusia super, tetapi dia membantu manusia menjadi super”

Kalimat tersebut aku kutip dari Jensen Huang, CEO Nvidia yang mana jadi salah satu perusahaan penghasil semi konduktor berupa chip komputer. Awalnya mereka bergerak pada bidang komputerisasi untuk game. Tetapi, karena kemajuan teknologi dan berkembangnya AI Nvidia jadi perusahaan yang perusahaan lain butuhkan.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Awet Muda di Era Media Sosial: Perspektif dan Strategi Perempuan

Antara Reels dan Realita: Dilema Orang Tua Gen Z di Tengah Arus Media Sosial

Kartini di Era Internet, Habis Gelap, Terbitlah Algoritma

AI ada memang untuk membantu aktifitas kita sebagai manusia. Mengerjakan hal yang lama menjadi lebih cepat, dan juga tetap menghargai kinerja manusia. AI tercipta bukan untuk menghilangkan peran manusia. Maka harusnya tidak ada profesi yang hilang dari adanya perkembangan teknologi ini.

Agak berlebihan mungkin jika tren studio ghibli dianggap punya andil besar dalam menggantikan peran editor ataupun illustrator. Tetapi alangkah lebih baiknya profesi ini tetap mendapat penghargaan atas kemampuannya dalam hal yang sama. Gambar yang AI hasilkan bukan sebagai tandingan untuk profesi ini. Bahkan, mereka dapat kembali belajar dalam melakukan elaborasi dengan AI dalam hal editing.

Manusia dengan Perasanya

Skill editor juga jadi hal yang saya kagumi dari dulu. Walau AI bisa membuat gambar serupa dengan begitu cepat, tetapi rasa dari gambar yang dihasilkan pastinya akan berbeda. Para editor ini pastinya punya rasa dan juga makna tersirat yang ada dalam karya seninya. Entah berupa tulisan, gambar, maupun bentuk karya seni lainnya.

Sebuah profesi harusnya tetap terus mendapat penghargaan jika yang dilakukannya adalah sebuah kebaikan. Perkembangan teknologi bukan hal yang dapat kita hentikan atau bahkan kendalikan. AI tercipta bukan untuk menjadi manusia setengah robot, mereka ada untuk membantu manusia.

Tetapi terkait penggunaannya dan perkembangannya bergantung penuh pada manusia itu sendiri. Mereka yang melakukan kontrol penuh dalam penggunaan AI. Dan juga tentang bagaimana cara menghargai profesi lainnya dari adanya AI ini.

Rasa yang muncul dari hasil buatan manusia juga tidak menutup kemungkinan dapat memberikan kesan dalam hasilnya. Walau penggunaan AI dapat memudahkan kita dalam melakukan pengeditan dan pekerjaan lain. Tapi manusia tetap punya peran utama dalam hal ini. Selain itu, dampak dari hak cipta juga terkadang menjadi permasalahan sendiri ketika AI mengambil sepenuhnya peran manusia dalam hal editing.

Trendmemang bukan hal yang harus kita hiraukan begitu saja. Mengikuti tren bukan hal yang tabu. Tetapi punya perhatian khusus bahwa perkembangan AI dan penghargaan terhadap manusia juga menjadi sangat penting. []

Tags: Fotokontenmedia sosialStudio GhibliTrenviral
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version