Mubadalah.id – Kerusakan bumi nampaknya semakin menjadi-jadi. Sehingga dampaknya semakin terasa dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari iklim yang tidak pasti, meningkatnya panas bumi. Bahkan bencana alam yang kian sering menghampiri.
Masyarakat mulai menyadari betapa tidak enaknya hidup dengan kondisi bumi yang tidak baik-baik saja. Banyak dari mereka yang kini mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan (sustainable life) dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, tahukah kalian bahwa skincare yang biasa kita pakai sehari-hari juga mungkin turut berkontribusi merusak bumi? Ada dampak negatif skincare terhadap ekosistem bumi. Bagaimana bisa?
Skincare merupakan produk perawatan kulit wajah yang erat dengan kehidupan sehari-hari, khususnya para perempuan. Berbagai merek skincare dari dalam maupun luar negeri semakin berlomba-lomba menawarkan produk terbaik mereka.
Banyak dari kita sebagai konsumen memilih produk skincare hanya sebatas melihat kandungan didalamnya sesuai atau tidak dengan kebutuhan kulit, atau permasalahan kulit. Padahal kandungannya ada dampak negatif skincare bagi lingkungan loh.
Beberapa produk skincare ternyata memiliki kandungan bahan yang tidak ramah lingkungan, bahkan dapat memberi dampak negatif skincare yang cukup signifikan bagi kelestarian alam. Apa saja sih bahan-bahan tersebut?
Oxybenzone/octinoxate
Oxybenzone/octinoxate kerap kali ditemukan dalam produk tabir surya. Kandungan ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada lingkungan laut karena bersifat racun bagi koral, mengurangi ketahanan karang dalam menghadapi perubahan iklim, menghambat reproduksi karang baru, serta dapat meningkatkan temperatur air yang berakibat terumbu karang tampak memutih.
Menurut penelitian, diperkirakan sekitar 14.000 ton tabir surya tertinggal di terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Begitu bahayanya kandungan bahan ini terhadap kelestarian alam mendorong Pemerintah Hawaii yang terkenal sebagai negara dengan keindahan alam perairannya untuk mengambil langkah tegas, yakni dengan mengeluarkan larangan penggunaan tabir surya yang mengandung oxybenzone dan octinoxate bagi setiap pengunjung wilayah perairan.
Meskipun begitu, mengingat pentingnya tabir surya dalam melindungi kulit, larangan Pemerintah Hawaii tersebut diiringi dengan solusi produk tabir surya alami ramah lingkungan dari brand lokal di negara tersebut. Sehingga upaya Pemerintah Hawaii dalam menjaga ekosistem bawah laut juga turut menjadi ajang promosi produk skincare lokal.
Microbeads
Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa butiran-butiran beads yang sering nampak dalam produk skincare kita sehari-hari ternyata berbahaya bagi lingkungan. Microbeads banyak kita temukan dalam sejumlah produk, tak hanya dalam produk scrub/eksfoliator. Namun juga dapat kita temukan pada produk pasta gigi, lip gloss, hingga eyeliner karena dapat membuat produk terasa creamy.
Bahan ini dapat menjadi pencemar ekosistem perairan, serta berpotensi termakan oleh para hewan yang tinggal di habitat tersebut. Amerika Serikat, telah resmi melarang kandungan microbead dalam produk kosmetik karena sama saja seperti membuang sampah plastik ke lingkungan.
BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene)
BHA dan BHT sering terpakai sebagai pengawet dalam produk skincare, sampo, body lotion,sampai deodoran. Kandungan ini berpotensi menimbulkan bahaya bagi lingkungan karena dapat menjadi racun bagi organisme yang hidup di air, serta amfibia.
Siloxanes atau silicon
Penggunaannya biasa pada produk berbentuk cream, lotion, maupun hair care. Bahan ini dapat menimbulkan pencemaran pada air. Selain itu, juga ada kandungan lain seperti, Triclosan yang kerap terpakai pada produk hand sanitizer atau deodoran dapat menjadi zat yang sulit terurai sehingga berpotensi mencemari ekosistem perairan.
Penggunaan skincare sebagai produk perawatan kulit memang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu menjadi selektif dan lebih hati-hati dalam memilih produk harus menjadi pertimbangan tersendiri. Saat ini, banyak inovasi produk skincare yang meng-klaim produk mereka sebagai produk ramah lingkungan, seperti skincare organik yang memanfaatkan bahan-bahan alam, namun tetap menawarkan berbagai keunggulan yang tidak kalah dengan produk non-organik.
Tak jarang para produsen skincare bahkan berlomba-lomba menjadikan produk mereka semakin ramah lingkungan dengan inovasi kemasan yang ramah lingkungan pula, seperti memanfaatkan dedaunan, kertas, bambu, atau berbagai bahan non-plastik lainnya. Banyak dari masyarakat yang belum menyadari mengenai bahaya beberapa kandungan dalam skincare terhadap kelestarian lingkungan.
Namun belakangan ini minat pasar masyarakat cenderung memilih skincare berbahan alami dengan alasan terasa lebih aman dan minim efek samping. Jika masih sulit untuk meninggalkan produk tertentu, setidaknya yuk mulai meminimalisir, karena semua berawal dari kita. []