Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menyebutkan bahwa pernikahan Rasulullah Saw dengan Ummul mukminin Siti Aisyah Ra di Madinah merupakan pernikahan beda usia cukup jauh.
Namun kematangan pribadi Rasulullah dan kecerdasan adaptasi Aisyah Ra, telah menjadi kunci kebahagiaan perkawinan itu hingga ajal memisahkan.
Sementara itu, memang ada cobaan besar dalam pernikahan itu karena Aisyah digosipkan oleh kaum munafik berselingkuh dengan sahabat yang muda, gagah dan rupawan, Safwan bin Mu’aththal.
Sebuah gosip fitnah, namun sudah membuat umat Islam terbelah menjadi dua ada yang yakin Aisyah bersih dari segala tuduhan.
Namun ada yang berpikir bahwa mungkin saja gosip itu benar mengingat Aisyah dan Sofwan sama-sama muda, Aisyah cantik dan Shofwan tampan.
Ketegangan dalam keluarga Rasulullah menurut Nyai Badriyah, akhirnya terjadi, sampai akhirnya Allah SWT membebaskan Aisyah ra dari segala tuduhan kaum munafik melalui wahyu yang Jibril sampaikan dalam surat An-Nur ayat 11 – 20.
Peristiwa itu menjadi cobaan besar buat Nabi dan Aisyah yang masih belia. Namun, dengan cinta, kepercayaan keimanan dan komitmen yang kuat, prahara besar itu tak membuat perahu rumah tangga Rasulullah dengan Aisyah menjadi karam.
Langgengnya pernikahan beda usia Rasulullah tentu berdasarkan dari kekuatan pribadi, akhlak, dan niat beliau.
Di jaman sekarang bisa saja pernikahan beda usia berjalan di atas landasan cinta kasih dan ketulusan. Namun tidak menyangsikan sebagian besar ternyata tidak demikian. (Rul)