• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Sepak Bola Amputasi dan Kesetaraan Bagi Atlet Disabilitas

Tidak disiarkannya pertandingan timnas sepakbola amputasi Indonesia di Piala Dunia 2022 membuktikan bahwa kaum penyandang disabilitas belum benar-benar diperhatikan secara luas oleh semua kalangan.

Khairul Anwar Khairul Anwar
13/10/2022
in Publik
0
Sepakbola Amputasi

Sepak bola Amputasi

424
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pernahkah kalian mendengar atau menyaksikan sepak bola amputasi atau sepak bola yang pemainnya para penyandang disabilitas? Terdengar asing memang. Mendengar hal ini saja, orang-orang mungkin akan berpikir “apa ada sepak bola amputasi?” “bagaimana cara mereka memainkannya?” “bukankah sepakbola untuk orang normal saja?” dan lain-lain.

Tapi ketahuilah sobat, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Jangan salah, penyandang disabilitas juga banyak yang berprestasi. Penyandang disabilitas berhak mendapat panggung, kesempatan, akses, kemudahan, dan lain sebagainya. Jika kalian pernah melihat tayangan video seorang perenang bertangan satu, atau seorang pelari berkaki palsu, maka sepakbola pun demikian. Itulah yang saya maksud dengan sepakbola amputasi.

Sepak bola amputasi merupakan olahraga sepak bola yang para pemainnya adalah penyandang disabilitas. Mengutip dari Panditfootball, para pemain sepak bola amputasi adalah pemain yang kehilangan anggota badan, semisal kaki maupun tangan, serta mereka yang dikategorikan sebagai “Les Autres,” yakni seorang yang anggota tubuhnya lengkap namun memiliki cacat lahir yang membuat salah satu bagian tubuhnya tak berfungsi dengan baik.

Biasanya, yang berposisi sebagai kiper adalah mereka yang tangannya diamputasi atau satu tangannya tak berfungsi. Para pemain sepak bola amputasi menggunakan kruk lofstrand atau kruk yang menumpu hanya pada lengan bawah.

Itulah sekilas tentang sepak bola amputasi. Nah, pada tulisan ini tidak akan terlalu panjang membahas seputar sepak bola amputasi. Nanti kalian bisa cari tahu saja sendiri. Hehe. Saya hanya memberitahu kepada kalian bahwa sepak bola amputasi itu benar-benar ada. Dan sekadar informasi bahwa Tim nasional (Timnas) Sepak bola Amputasi Indonesia sedang berlaga pada ajang Piala Dunia Amputasi 2022 yang digelar di Turki.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

Penyandang Disabilitas Berhak Diberi Panggung

Semua manusia di dunia ini punya hak yang sama, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada, baik fisik, sosial hingga ekonomi. Kita jangan sampai memandang sebelah mata, misalnya ketika melihat orang yang cacat secara fisik. Kita juga tak boleh merendahkan mereka. Menghina mereka sama saja kita menghina Allah, karena Allah lah yang menciptakan mereka.

Para penyandang disabilitas sangat berhak diberi kesempatan yang sama. Oleh siapa? Oleh masyarakat itu sendiri, dan lebih-lebih oleh pemerintah atau pihak-pihak terkait. Kesempatan yang sama itu misalnya seperti apa, misalnya di bidang pendidikan, ekonomi, politik, hingga olahraga. Di bidang pendidikan, penyandang disabilitas juga butuh yang namanya sekolah, belajar di kelas, dan mendapat akses pendidikan yang layak.

Makanya, sarana dan prasarana yang memudahkan bagi penyandang disabilitas itu sangat penting digalakkan oleh institusi-institusi pendidikan. Kalau orang yang berkebutuhan khusus, kan sudah jelas ya, ada yang namanya Sekolah Luar Biasa, nah kalau yang keterbatasan fisik, mereka butuh sarana dan prasarana yang memadai, yang membantu mereka dalam belajar.

Kesetaraan Bagi Atlet Penyandang Disabilitas

Selain pendidikan, dan bidang-bidang yang lain, kesempatan yang sama juga diterapkan di bidang olahraga. Sebagaimana seni, olah raga adalah universal. Olahraga tak mengenal pembedaan manusia karena warna kulit, etnis, agama atau orientasi politik.

Orang-orang penyandang disabilitas,, yang mempunyai skill dalam olahraga, saya rasa perlu mendapatkan perhatian lebih, khususnya dari Pemerintah. Memang, selama ini ada kompetisi khusus yang menaungi para penyandang disabilitas untuk menunjukkan kemampuannya di bidang olahraga. Namun, apakah mereka mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah atau dari masyarakat atau bahkan dari media?

Jika di awal tulisan ini saya menyebut ada yang namanya turnamen Sepakbola Amputasi, maka itu hanya salah satunya saja. Karena ada banyak turnaman, kejuaraan, kompetisi, atau apalah namanya, yang memberi panggung kepada orang-orang dengan keterbatasan fisik, tapi punya keahlian di dalam suatu cabang olahraga. Misalkan, ada kejuaraan multievent Paralimpiade, Asian Para Games, Asean Para Games, dan lain-lain.

Kabar baik dari pemerintah Indonesia, atlet-atlet disabilitas pada saat ini telah mendapatkan perhatian lebih dari sebelumnya. Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, pada 4 Agustus 2022 di Solo pernah mengatakan bahwa Presiden Jokowi memberikan perlakuan yang setara antara atlet difabel dengan non difabel. Kesetaraan itu termasuk jenjang karier hingga perolehan bonus yang sama dari pemerintah.

Media masih Belum Berpihak

Jika pemerintah kini mulai memberi kesetaraan antara atlet disabilitas dan non disabilitas. Dalam artian, tidak pilah-pilih. Lantas bagaimana dengan media? Apakah media kita sudah memberi hak kesataraan. Memang, setiap kejuaraan multievent yang saya sebutkan tadi pasti media ada yang meliput atau menyiarkan secara langsung pertandingan.

Tapi, apakah kemudian mereka (para atlet) jadi terkenal? Sama terkenalnya dengan atlet non disabilitas? Belum tentu. Apakah kalian sendiri kenal dengan atlet-atlet disabilitas? Mungkin tidak, ya. Media, saya menilai tidak terlalu mengangkat sosok-sosok atlet disabilitas. Media hanya menyiarkan dan memberitakan sekadarnya.

Bahkan, keikutsertaan Timnas Sepakbola Amputasi Indonesia di Piala Dunia pun jauh dari hingar bingar publik. Padahal ini prestasi yang sangat, sangat membanggakan. Berlaga di pentas dunia, tapi tak ada satu pun televisi baik swasta atau nasional yang menyiarkan secara live perjuangan anak asuh Bayu Guntoro tersebut. Masyarakat jadi nggak ngerti. Karena nggak ada yang ngasih tahu.

Bagi para media mungkin turnamen ini (Piala Dunia Amputasi) tidak terlalu memberikan keuntungan, baik secara ekonomi atau rating. Oke alasan itu mungkin bisa kita mengerti. Tapi di luar alasan itu, seharusnya media punya prinsip bahwa yang bertanding adalah anak-anak bangsa, yang butuh dukungan dan doa dari masyarakat.

Tidak tersiarkannya pertandingan timnas sepakbola amputasi Indonesia di Piala Dunia 2022 membuktikan bahwa kaum penyandang disabilitas belum benar-benar kita perhatikan secara luas. Bahkan, oleh semua kalangan. Praktik-praktik diskriminasi terhadap kaum penyandang disabilitas ini ternyata hingga saat ini masih mengakar kuat. Pemenuhan hak dan akses bagi atlet disabilitas masih minim terjadi.

Kesataraan Sosial Penyandang Disabilitas dalam Islam

Padahal Islam sendiri menegaskan kesetaraan sosial antara penyandang disabilitas dan mereka yang bukan penyandang disabilitas. Hal ini seperti tercantum dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 61 yang artinya,

“Tidak ada halangan bagi tunanetra, tunadaksa, orang sakit, dan kalian semua untuk makan bersama dari rumah kalian, rumah bapak kalian atau rumah ibu kalian …”.

Islam menegaskan bahwa mereka harus diperlakukan secara sama dan diterima secara tulus tanpa diskriminasi dalam kehidupan sosial.

Saya rasa, betapa penyandang disabilitas itu perlu kita hormati hak-hak dan kita apresiasi prestasi mereka karena mereka juga ikut mengharumkan nama bangsa. Apresiasi bukan hanya dalam bentuk bonus doang, catat. Tapi juga apresiasi dari masyarakat, media dan pihak-pihak lainnya.

Saya, kamu, dan kita semua pasti berharap atlet-atlet penyandang disabilitas tidak dianaktirikan lagi, ketika sudah ada kesetaraan. Kalau perhatian dari pusat sudah ada kesetaraan, mudah-mudahan nanti mengikuti untuk jenjang nasional, provinsi, dan kabupaten. Bahkan lebih-lebih media, yang punya tugas untuk mengabarkan kepada masyarakat, punya peran penting terkait hal tersebut. []

Tags: IndonesiaNasionalismeolahragaPrinsip KesetaraanSepak Bola Amputasi
Khairul Anwar

Khairul Anwar

Ketua LP2M STAI Ki Ageng Pekalongan, Sekretaris LTNNU Kab. Pekalongan & sekretaris PR GP Ansor Karangjompo, penulis buku serta kontributor aktif NU Online Jateng. Bisa diajak ngopi via ig @anwarkhairul17

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version