• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Qasim Amin dan Dua Karyanya: Kitab Tahrirul Mar’ah dan Mar’atun Jadidah

Qasim Amin menulis dua karyanya yang menggemparkan masyarakat Mesir, yaitu Tahrirul Mar'ah (Pembebasan Perempuan), dan Mar'atun Jadidah (Perempuan Pembaru)

Redaksi Redaksi
09/11/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Qasim Amin

Qasim Amin

884
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tokoh gerakan perempuan dalam Islam yang sangat populer adalah Qasim Amin. Ia merupakan sosok pembaharu dari Mesir.

Qasim Amin menulis dua karyanya yang menggemparkan masyarakat Mesir, yaitu Tahrirul Mar’ah (Pembebasan Perempuan), dan Mar’atun Jadidah (Perempuan Pembaru).

Dari kedua karya ini, Tahrirul Mar’ah merupakan karya Qasim Amin yang paling kontroversial.

Pokok-pokok pikiran Qasim Amin yang menjadi perdebatan pada waktu itu adalah tentang jilbab bagi perempuan.

Dan pikiran Qasim Amin terkait kebutuhan untuk membatasi hak suami dalam memutuskan ikatan perkawinan dengan thalaq. Karena hak thalaq pada dasarnya tidak mutlak pada laki-laki, dan kritik terhadap pernikahan poligami.

Baca Juga:

Sejarah Kartini (1879-1904) dan Pergolakan Feminis Dunia Saat Itu

Misi Pembebasan Perempuan dalam Al-Qur’an

Pendidikan bagi Perempuan Menurut Qasim Amin

Pemikiran Qasim Amin dan Gagasan Tahrir Al-Mar’ah Untuk Pendidikan Kesetaraan Gender

Malak Hafni Nasif

Gerakan perempuan pasca Qasim Amin dilanjutkan oleh Malak Hafni Nasif (perempuan).

Malak Hafni Nasif merupakan orang pertama yang melihat persoalan perempuan dari kacamata perempuan. Pendapat-pendapatnya selalu berpedoman pada syari’at Islam.

Dalam syairnya yang terkenal mengatakan:

Wal ‘Ilmu wad dinu lil jinsaini mathlabu, falaisa yukhtashshu jinsa minhuma bihima.

Artinya : ilmu dan agama adalah tempat mencari bagi dua jenis manusia. Maka tidak dikhususkan dari keduanya dan pada keduanya, hanya untuk satu jenis manusia saja.

Dari hal di atas dapat dikatakan bahwa sejarah munculnya tahrirul mar’ah merupakan dampak dari hubungan negara-negara Timur Tengah (Islam) dengan negara-negara Barat. Baik hubungan tersebut terjadi karena kolonialisme maupun karena yang lainnya.

Walupun demikian bukan berarti tidak ada kesadaran internal dari tokoh-tokoh pencetus tahrirul mar’ah sendiri.

Sebagaimana yang Qasim Amin lakukan dalam menulis bukunya, ia merasa prihatin terhadap kondisi internal perempuan muslim di Mesir yang tidak memiliki pendidikan tinggi.*

*Sumber: tulisan karya M. Nuruzzaman dalam buku Kiai Husein Membela Perempuan.

Tags: Mar'atun JadidahPembebasan PerempuanPerempuan PembaruQasim AminTahrirul Mar'ah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Istilah “Kurban Perasaan” Pada Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya dalam Puisi Ulama Sufi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID