Mubadalah.id – Islam adalah agama yang diturunkan Tuhan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Pesan kerahmatan (baca: kasih sayang) dalam Islam benar-benar tersebar dalam teks-teks Islam baik al-Qur’an maupun hadits.
Kata rahmah, rahman, rahim yang berarti welas asih, dan derivasinya disebut berulang-ulang dalam jumlah yang begitu sesar, lebih dari 90 ayat. Bahkan rahman dan rahim, dua kata yang berasal dari kata rahmat adalah nama-nama Tuhan sendiri.
Nabi Saw pernah menyatakan, Sayangilah siapa saja yang ada di muka bumi, niscaya Tuhan menyayangimu. Tuhan menyebutnya sebagai Maha Kasih, Maha Sayang, Ana Ar-Rahman, Ana Ar-Rahim. Tidak sekali pun Allah Swt menyebut, Ana Al-Ghadhub, Aku Sang Pemarah.
Kemudian, al-Qur’an, sumber Islam paling otoritatif menyebutkan misi kerahmatan ini, Wa ma Arsalnaka illa Rahmatan Ii Al ‘Alamin. (Aku tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta).
Ibnu Al-Manzhur ahli bahasa terkemuka, mengatakan bahwa kata “rahmat” mengandung makna kepekaan hati (Riqqah Al-Qalb), kelembutan hati (At-Ta’athuf) dan mudah memberi maaf (Al-Maghfirah). Kemudian, al-Qur’an juga menegaskan:
وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍۗ
Artinya: Dan Rahmat Tuhan meliputi segala sesuatu. (QS. Al-A’raf ayat 156).
Rahmat Untuk Orang Mukmin dan Kafir
Para ahli tafsir sepakat bahwa rahmat Allah mencakup orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, orang baik (Al-Birr) dan yang jahat (Al-Fajir) serta semua makhluk Allah.
Ibnu Abbas, ahli tafsir awal, mengatakan bahwa kerahmatan Allah meliputi orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.
Kemudian, fungsi kerahmatan semesta ini Nabi Muhammad Saw elaborasi melalui pernyataannya, “Tuhan mengutusku hanya untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.”
Akhlak luhur adalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, menghomati, menyayangi orang lain, rendah hati, dan saling menolong.
Oleh sebab itu, jika ada orang melakukan kekerasan, kezaliman, kesombongan, caci maki, dan berkata-kata kasar adalah berlawanan dengan Akhlak Al-Karimah.*
*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Islam dan Toleransi.