• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Berkaca dari Film Ipar adalah Maut: Menjaga Kesetiaan itu Tanggung Jawab Suami dan Istri

Berelasi dengan orang lain tentu boleh-boleh saja, namun keduanya harus sama-sama mawas diri, supaya tidak menumbuhkan perasaan jatuh cinta pada selain pasangan kita.

Rukoya Rukoya
02/07/2024
in Publik
1
Ipar

Ipar

1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Akhir-akhir ini film Ipar adalah Maut sedang ramai diperbincangkan. Banyak juga yang menjadikannya sebagai bahan merenung dan berefleksi, terutama bagi pasangan yang sudah menikah.

Tentu godaan pernikahan itu bukan hanya soal perselingkuhan saja. Namun, tidak sedikit rumah tangga yang hancur, akibat salah satunya gagal menjaga kesetiaan, sehingga melibatkan orang ketiga dalam relasi rumah tangganya.

Hal ini lah yang juga terjadi dengan pernikahan sahabatku. Di saat ia berjuang menjalani proses mengandung anak pertamanya, ia harus menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa suaminya berselingkuh dengan adik kandungnya sendiri.

Kejadian ini belum lama terjadi, beberapa waktu yang lalu sahabatku bercerita bahwa suaminya tega membagi cintanya dengan perempuan lain, yang tidak lain, tidak bukan adalah adik kandung sahabatku.

Di sisi lain, setelah hal tersebut terjadi, ia juga diceraikan oleh suaminya  dengan alasan yang tidak masuk akal. Padahal saat ini, sahabatku tengah mengandung anak pertamanya.

Baca Juga:

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

Tafsir Sakinah

Benarkah Istri Shalihah Itu yang Patuh Melayani Suami?

Nyai Awanillah Amva: Jika Ingin Istri Seperti Khadijah, Muhammad-kan Dulu Dirimu

Prihatin

Mendengar hal ini, tentu aku ikut sedih dan prihatin. Meski belum menikah, tetapi aku bisa merasakan bagaimana terlukanya hati sahabatku ini. Belum lagi, ia juga sedang mengandung.

Kata orang-orang yang sudah mengalami, mengandung itu menjadi salah satu pengalaman reproduksi perempuan yang penuh tantangan dan juga melelahkan. Karena itu, harusnya di fase ini, ia mendapatkan dukungan dan kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya, terutama suami.

Namun, yang terjadi pada sahabatku justru sebaliknya. Boro-boro mendapat support dan kasih sayang, ia malah disakiti dengan cara selingkuhi. Asli bikin gemes banget deh tuh laki-laki. Rasanya kalau dia ada di depanku, udah aku jambak-jambak rambutnya sampe rontok. Kalau perlu sampe botak.

Berkaitan dengan ipar, Nabi Saw sebetulnya telah mengingatkannya dalam sebuah hadis yang berbunyi: “Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.’ Lalu seorang laki-laki anshor berkata ‘wahai Rasulullah bagaiman pendapat anda mengenai ipar?’ beliau menjawab, ‘hamwu (ipar) adalah maut.’’ (HR, Bukhari dan Muslim).

Melalui hadis di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa suami atau pun istri harus sama-sama membangun relasi yang sehat dengan ipar, baik ipar laki-laki atau pun perempuan. Jangan sampai, keduanya terjebak dalam relasi yang tidak wajar. Seperti halnya kasus di atas.

Di sisi lain, dari kasus di atas dan juga cerita yang ada di film ipar adalah maut, aku jadi belajar bahwa membangun keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah itu tidak mudah. Karena itu, suami dan istri harus sama-sama mengupayakannya, salah satunya adalah dengan menjaga kesetiannya pada pasangan.

Tips Menjaga Keutuhan Rumah Tangga

Sejalan dengan itu, mungkin empat hal ini juga bisa jadi modal untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Pertama, laki-laki dan perempuan sama-sama perlu untuk mengenal terlebih dahulu calon pasangannya. Entah mulai dari latar belakang kehidupannya, masa lalunya, atau juga hubungan dengan keluarganya.

Hal ini untuk menjadi bahan pertimbangan, apakah ia cocok untuk menjadi pasangan hidup kita atau tidak.

Kedua, suami dan istri penting untuk saling mengungkapkan perasaannya, termasuk ketika ada di fase bosan. Jangan sampai karena merasa bosan, lalu ia mengalihkannya dengan membangun relasi dengan pihak ke tiga. Tentu ini akan menimbulkan konflik, yang bisa jadi berujung pada perpisahan.

Pada intinya jika bosan atau pun perasaan terhadap pasangan kita mulai memudar, harus banget perasaan itu diutarakan. Supaya keduanya bisa sama-sama berefleksi dan mencari cara supaya rasa cinta dan kasih sayang itu tumbuh kembali. Jadi, relasinya yang diperbaiki, bukan malah berpaling ke lain hati.

Ketiga, suami atau pun istri harus sama-sama belajar untuk menghargai, memahami serta menerima perubahan-perubahan pasangan. Terkhusus perubahan fisik. Perubahan ini biasanya banyak dialami oleh perempuan, karena ia mengandung, melahirkan, menyusui, nifas dan juga membesarkan anak.

Berkaca dari kasus sahabatku di atas, salah satu alasan mengapa laki-laki berselingkuh adalah karena ia merasa bosan melihat perubahan fisik istrinya yang mengandung. Sungguh ini pikiran yang sangat tidak manusiawi.

Gimana enggak, istrinya tuh berjuang menjaga janin di dalam rahimnya supaya tettap sehat dan berkembang dengan baik. Tapi suaminya malah berselingkuh dengan alasan istrinya tidak menarik lagi. Asli gak punya hati banget tuh cowok.

Menjaga Kesetiaan

Keempat, suami dan istri harus sama-sama menjaga kesetiaan pada pasangan. Berelasi dengan orang lain tentu boleh-boleh saja, namun keduanya harus sama-sama mawas diri, supaya tidak menumbuhkan perasaan jatuh cinta pada selain pasangan kita.

Terakhir, tentu tulisan ini bukan termasuk nasihat pernikahan. Tetapi apa yang disampaikan dalam tulisan sederhana ini, semoga menjadi bahan refleksiku, supaya di kemudian hari, aku dimampukan untuk menjaga diri supaya terhindar dari mengkhianati pasanganku.

Cukup lah satu, jangan ada hati lain. Karena seperti yang disampaikan oleh Buya Husein Muhammad, tidak mungkin ada dua cinta dalam satu hati. Karena itu, cukup satu saja. []

Tags: Film Ipar Adalah MautistriKesetiaanmenjagasuamitanggung jawab
Rukoya

Rukoya

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID