Mubadalah.id – Kadang kita merasa berat untuk memulai melakukan kebaikan. Rasanya seperti mendaki gunung tinggi tanpa bekal cukup. Tapi tahukah kamu? Langkah pertama itu adalah kunci untuk membuka pintu keberkahan yang luar biasa. Mungkin tidak mudah, tapi hasilnya pasti akan membuat hati kita tersenyum bahagia.
Pernah nggak sih kita merasa lega setelah membantu orang lain, meski awalnya malas? Nah, itulah bukti bahwa memaksa diri untuk melakukan kebaikan itu membawa dampak positif, nggak cuma untuk orang lain, tapi juga untuk diri kita sendiri. Yuk, kita ngobrolin lebih lanjut kenapa memaksa diri untuk berbuat baik itu penting!
Mulai Aja Dulu
Beribadah itu memang nggak selalu mudah, apalagi kalau godaan malas atau lelah sudah datang. Tapi coba deh pikirkan, ibadah itu kayak investasi. Mungkin hasilnya nggak instan, tapi manfaatnya pasti terasa di masa depan. Ketika kita memaksa diri untuk bangun shalat Subuh, atau menahan lapar saat puasa, kita sedang membangun jiwa yang kuat.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah kamu dalam melaksanakannya. Kami tidak meminta rezeki darimu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Dan tahu nggak? Allah nggak minta kita sempurna. Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam sendiri bilang, amalan yang paling dicintai Allah itu yang dilakukan terus-menerus, meskipun sedikit. Jadi, daripada nunggu mood datang, mending mulai aja dulu. Dengan konsistensi, perlahan-lahan ibadah akan terasa lebih ringan.
Ingat, setiap langkah kecil kita menuju kebaikan itu berarti. Shalat yang awalnya terasa berat, lama-lama jadi kebiasaan yang menenangkan. Semakin sering kita memaksa diri untuk beribadah, semakin kita mendekatkan diri pada Allah. Jadi, yuk jadikan ibadah sebagai kebiasaan positif sehari-hari!
Lawan Nafsu, Jadi Pemenang Sejati
Hawa nafsu itu ibarat teman yang sering ngajak kita ke jalan yang salah. Tapi jangan khawatir, kita punya kekuatan untuk mengendalikannya! Memang nggak gampang, tapi di sinilah letak perjuangannya. Ketika kita memilih untuk menunda kesenangan sesaat demi kebaikan yang lebih besar, kita sedang jadi pemenang sejati.
Allah berfirman:
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at: 40-41)
Bayangkan, betapa indahnya hidup ketika kita berhasil mengendalikan diri. Contohnya, saat kita memaksa diri untuk bersedekah, meskipun awalnya berat karena cinta pada harta. Dengan melakukannya, kita belajar melepaskan keterikatan duniawi dan mendekat kepada Allah. Rasanya tuh lega banget!
Ketika kita terus berjuang melawan hawa nafsu, kita nggak hanya mendapatkan pahala, tapi juga membangun karakter yang lebih baik. Jadi, yuk jadikan perjuangan melawan nafsu ini sebagai bagian dari perjalanan hidup kita. Kamu pasti bisa!
Kebaikan yang Awalnya Berat, Akhirnya Nikmat
Pernah nggak merasa malas untuk memaafkan seseorang atau menahan amarah? Memang sih, nggak gampang. Tapi coba pikirkan, kebaikan yang kita lakukan itu sebenarnya lebih bermanfaat untuk diri sendiri. Memaksa diri untuk sabar dan memaafkan adalah bukti bahwa kita sedang mendidik hati agar lebih ikhlas.
Allah Ta’ala berfirman:
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Ketika kita berhasil melakukan kebaikan yang terasa berat, ada perasaan lega yang nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Itu seperti beban di hati terangkat. Selain itu, kebaikan ini akan membuka pintu keberkahan dalam hidup kita. Jadi, jangan takut untuk memulai kebaikan, meskipun terasa sulit di awal.
Yuk, terus latih diri kita untuk memaafkan, bersabar, dan berbuat baik kepada sesama. Siapa tahu, kebaikan kecil yang kita lakukan hari ini bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama. Bukankah itu luar biasa?
Epilog
Hidup ini adalah perjalanan. Kadang jalannya terjal, kadang mulus. Tapi di setiap langkah, kebaikan adalah kompas yang akan membawa kita ke tujuan yang indah. Mungkin memulai kebaikan terasa berat, tapi percayalah, Allah tidak pernah menyia-nyiakan usaha kita. Setiap tetes keringat, setiap langkah kecil, semuanya akan dihitung sebagai pahala.
Mari kita tanamkan dalam hati bahwa hidup ini adalah tentang memberi makna, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Ketika kita memaksakan diri untuk melakukan kebaikan, sebenarnya kita sedang menanam benih keberkahan. Dan suatu hari, benih itu akan tumbuh menjadi pohon besar yang rindang, memberi manfaat bagi banyak orang.
Jadi, mulai sekarang, jangan ragu untuk melangkah. Biarkan kebaikan menjadi bekal kita di dunia dan akhirat. Allah selalu bersama orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya. []