• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Keluarga Maslahat Terlalu Ideal, Masa Sih?

Mbak Alissa; semoga jahitan dari gerakan keluarga maslahat betul-betul bisa menjadi selimut hangat bagi keluarga Indonesia.

Zahra Amin Zahra Amin
03/02/2025
in Keluarga, Rekomendasi
0
Keluarga Maslahat

Keluarga Maslahat

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Zahra, kamu kalau sebelum nikah sudah jadi aktivis, pasti bakal banyak pertimbangan untuk menikah.”

Mubadalah.id – Begitu pembuka obrolan singkatku dengan seseorang. Apakah benar demikian? Aku penasaran, lalu menemukan jawabnya dalam dua buku yang belum lama aku baca. Pertama, Kuasa Rahim dari penulis Barbara Watson Andaya yang memotret kehidupan perempuan Asia Tenggara pada masa abad 15-19, atau periode awal modern. Lalu buku mitos inferioritas Perempuan Evelyn Reed. Ketika membaca buku-buku ini, konsep Keluarga Maslahat yang baru saja kongresnya aku ikuti dua hari lalu, terasa sangat ideal sekali.

Singkat kata, melalui buku tersebut Barbara Watson Andaya dan Evelyn Reed mengatakan bahwa keluarga adalah bentukan sistem patriarki yang didukung kapitalisme dan diaminkan oleh agama. Karena sebelum datangnya kuasa ilmu pengetahuan dan agama, kehidupan perempuan dalam sistem matriarkal lebih mandiri dan berdaya.

Hidup perempuan tidak tergantung pada apapun dan siapapun. Kehidupannya berjalan dan bersifat komunal. Orang-orang di sekitar perempuan datang dan pergi biasa saja. Tidak ada yang tinggal dan menetap lama, sehingga tidak ada pelekatan emosi yang berarti seperti cinta, kasih sayang, rasa suka, duka, kemarahan dan kebencian itu nyaris tidak ada.

Lalu begitu masuk semua sistem dan bangunan ilmu pengetahuan, terutama agama, kita mengenal dosa asal yang selalu dilekatkan pada Hawa sebagai penyebab turunnya Nabi Adam dari surga. Bahkan hingga kini dogma agama terus melabeli perempuan sebagai pendosa dan sumber fitnah.

Problem Keluarga

Semakin ke sini, terutama di era digital, tantangan bagi keluarga di Indonesia juga semakin kompleks. Bahkan sejak merencanakan pernikahan, menjalin relasi, seringkali kita dihantui oleh banyak ketakutan. Maraknya kasus KDRT, Femisida, bunuh diri dan kasus kekerasan lainnya, di mana pelaku kekerasan adalah orang terdekat atau anggota keluarga sendiri, menjadi hantu yang terus membayangi kita.

Baca Juga:

Financial Check Up dan Pentingnya Kerjasama dalam Keuangan Keluarga

Membangun Peradaban Melalui Fikih: Pengalaman dari Isu Kemaslahatan Keluarga

Keluarga Maslahat Adalah Langkah Awal untuk Perbaiki Sosial Masyarakat

Keluarga Maslahat, Pilar Kekuatan dan Kemajuan Bangsa (2)

Belum bertambah ketika sudah masuk dalam gerbang pernikahan. Kita akan disuguhkan dengan persoalan ekonomi keluarga, pembagian peran publik dan domestik. Lalu peran reproduksi yang menuntut perempuan untuk mampu menjalani proses kehamilan, persalinan hingga menyusui dengan beragam stigma yang bakal mengikuti. Ketika anak sudah lahir pun, problem stunting dan pengasuhan ideal akan turut menyertai.

Ini baru sekian hal problem keluarga yang nampak di permukaan. Bisa jadi, lebih banyak persoalan lain yang tidak kita ketahui. Bahkan di masyarakat sampai ada anggapan tidak ada keluarga ideal. Tidak ada keluarga yang anak-anaknya sukses semua, pasti salah satunya ada yang gagal.

Atau bagi pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, dan menjadi aktivis seperti aku dan suami. Orang lain pun akan meragukan kualitas pengasuhan anak-anaknya. Seakan bagi perempuan yang masuk dalam kehidupan berkeluarga, harus tahan banting dengan sekian stigma.

Bangunan Keluarga Maslahat

Mungkin aku termasuk orang yang beruntung, sambil menemukenali kembali feminisme dan gerakan perempuan, aku juga intens membaca buku Qira’ah Mubadalah. Bahkan hampir setiap hari bertemu serta berdiskusi dengan penulisnya ketika kami sedang berada di kantor redaksi Mubadalah.id. Bertambah lagi, setiap satu minggu sekali ada kajian Tadarus Subuh, yang mengkaji isu-isu keluarga dalam perspektif Islam.

Betapa memang bagiku nilai-nilai keluarga harus selalu kita kuatkan sebagaimana bangunan keluarga maslahah An-Nahdliyyah. Di mana dalam definisi yang tertuang dalam buku Konsep Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah menjelaskan bahwa keluarga maslahah adalah keluarga yang para anggotanya menjalankan kehidupan sesuai dengan pokok-pokok ajaran Islam dan nilai ke-NU-an dalam mengembangkan potensi masing-masing.

Hal itu bertujuan agar mampu menghadirkan kemaslahatan bagi seluruh anggota keluarga (Mashalihul Usrah) dan bagi masyarakat yang lebih luas (al-mashalihul ‘Ammah). Yakni dalam kehidupan umat Islam, bangsa Indonesia, peradaban dunia, dan alam semesta.

Tiga Fondasi Nilai

Bangunan keluarga maslahat sebagaimana definisi di atas ditopang oleh tiga fondasi nilai yang terdiri dari;

Pertama, ‘adalah (keadilan), yakni setiap anggota keluarga mesti menjunjung keadilan, baik sebagai suami istri, ayah dan ibu, orang tua dan anak. Bahkan dalam relasi keluarga besar dan relasi keluarga dengan masyarakat dan alam.

Kedua, mubadalah (kesalingan), yaitu seluruh anggota keluarga saling bekerjasama untuk mewujudkan kemaslahatan bersama, yakni kemaslahatan dirinya sekaligus pihak lain dalam keluarga. Keluarga juga perlu saling bekerjasama dalam kehidupan yang lebih luas.

Ketiga, muwazanah (keseimbangan), yakni seluruh anggota keluraga perlu menjaga kesiembangan dalam segala hal, baik antara hak dan kewajiban, antara kemaslahatan diri sendiri dan keluarga. Antara kemaslahatan keluarga inti dan keluarga besar, bahkan antara keluarga dengan masyarakat dan alam.

Selimut Hangat Keluarga Indonesia

Dengan mengikuti Kongres Keluarga Maslahat selama dua hari di Jakarta pada 31 Januari sampai dengan 1 Februari 2025, aku optimis keluarga maslahat bisa memberi harapan terwujudnya keluarga ideal di Indonesia. Sebagaimana pesan Ibu Nyai Hj Alissa Wahid, dalam sambutan pengarahan di akhir acara. Beliau mengatakan bahwa perubahan sosial tidak bisa kita dapatkan secara instan. Bukan pekerjaan yang cepat, atau hanya sekadar seremoni.

Perubahan sosial, kata Mbak Alissa, hanya bisa kita dorong dengan komitmen yang kuat, dengan impian yang jelas apa yang mau kita wujudkan. Dengan kemauan terus tumbuh dan berkembang mengikuti perjalanan dari gerakan tersebut.

“Dan kali ini saya ingin menyampaikan terima kasih secara pribadi kepada bapak ibu semua yang telah membantu saya mewujudkan gerakan keluarga maslahah ini. Semoga kongres ini menjadi batu lompatan kita untuk membangun gerakan yang lebih luas.” Imbuh Mbak Alissa.

Selain itu, Mbak Alissa menambahkan jika kemarin-kemarin teman-teman GKMNU mungkin bekerja sendirian, teman-teman LKKNU juga mungkin bekerja sendirian. Tapi sekarang menurutnya dengan mengumpulkan semua orang dalam ruangan itu, yang ia tahu juga bekerja di ruang masing-masing, harapannya semoga jahitan dari gerakan keluarga maslahat betul-betul bisa menjadi selimut hangat bagi keluarga Indonesia. []

 

 

Tags: Festival Keluarga IndonesiaGerakan Keluarga Maslahat NUkeluarga maslahatKongres Keluarga MaslahatLKKNU
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Pesan Mubadalah

Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Akhlak Karimah

Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID