Mubadalah.id – Kerusakan lingkungan jadi masalah besar yang kita hadapi bersama, bukan cuma di dunia, tapi juga di Indonesia. Belakangan ini, masyarakat dibuat resah karena munculnya aktivitas tambang nikel di Raja Ampat. Padahal, dunia udah lama mengenal sebagai surganya Indonesia.
Tempat ini bukan cuma jadi tujuan wisata, tapi juga jadi rumah bagi ribuan spesies laut, hutan tropis yang lebat, dan komunitas adat yang hidup harmonis dengan alam. Begitu kabar soal tambang muncul, banyak pihak langsung angkat suara dan menolak keras karena mereka tahu, tambang pasti bakal merusak ekosistem yang selama ini terjaga.
Raja Ampat Surga Indonesia
Siapa yang tidak tahu Raja Ampat? Sebuah destinasi wisata yang sangat terkenal. Bahkan berbondong-bondong orang ingin menginjakkan kaki di Raja Ampat. Destinasi yang terletak di ujung barat Papua Barat Daya ini menjadi tempat bagi ribuan spesies. Raja Ampat memiliki lebih dari 500 spesies terumbu karang, 1.500 spesies ikan, serta berbagai jenis biota laut langka seperti penyu belimbing, dugong, hiu karpet (wobbegong), dan pari manta raksasa.
Raja Ampat memiliki daya tarik yang khas bagi para wisatawan. Siapa pun yang sudah menginjakkan kaki di sana, tidak akan mau untuk meninggalkannya. Banyak sekali hal yang bisa dilakukan di kepulauan seluas kurang lebih 71.605 km² ini, misalnya diving, mengunjungi pulau-pulau kecil dan masih banyak lagi. Karena memiliki keindahan yang sangat sempurna, UNESCO mengakui Raja Ampat sebagai bagian dari Geopark dunia.
Keberadaan destinasi alam Raja Ampat ini tidak hanya membawa dampak yang menguntungkan bagi negara secara umum, tetapi juga bagi masyarakat lokal. Bagi mereka, hal ini membawa dampak yang menguntungkan karena banyak wisatawan yang memakai jasa mereka. Jasa yang dipakai berupa penginapan, restoran, jasa transportasi, dan lain-lain. Selain itu, masyarakat juga mendapat keuntungan dari usaha UMKM yang dijalankan.
Tambang Nikel Bukanlah Investasi Baik
Belakangan ini, muncul kabar yang bikin resah: rencana tambang nikel di Raja Ampat. Banyak pihak langsung menolak, dan itu bukan tanpa alasan. Aktivitas tambang jelas bakal merusak lingkungan dan ekosistem yang udah terjaga puluhan tahun. Kita bakal rugi besar, bukan cuma soal uang, tapi juga soal kehidupan alam.
Salah satu ancaman nyata dari tambang nikel adalah hilangnya habitat satwa. Mereka bakal kehilangan tempat tinggal dan tempat cari makan. Lihat aja kasus di Halmahera, di mana tambang nikel bikin 5.331 hektar hutan tropis hilang. Dampaknya nggak main-main, dan itu bisa banget kejadian lagi di Raja Ampat kalau kita diam saja.
Tambang juga bakal mencemari air, udara, dan tanah. Masyarakat sekitar pasti kena imbasnya. Lingkungan yang selama ini jadi sumber kehidupan, bisa rusak parah. Ini bukan cuma soal alam, tapi juga soal keselamatan dan kesehatan manusia. Kalau lingkungan hancur, kehidupan kita juga ikut terancam.
Penguatan Hukum dan Undang-undang
Dalam kenyataan, Indonesia mempunyai sejumlah hukum yang mengatur tentang perlindungan lingkungan. Memang tidak spesifik mengarah pada pertambangan nikel, tetapi bisa menjadi landasan yang perlu untuk diperhatikan dalam menjaga lingkungan. Undang-undang yang dimiliki oleh negara Indonesia juga berkaitan dengan hak masyarakat sebagai adat.
Misalnya dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang tersebut dengan sangat jelas dan tegas menekankan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan.
Undang-undang lainnya adalah UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Undang-undang tersebut menegaskan perlunya menjaga ekosistem hidup yang ada. Hal ini juga mengarah pada perlunya menjaga kelestarian ekosistem di Raja Ampat.
Dari beberapa perundang-undangan yang ada, sangat jelas bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian alam ciptaan. Penguatan hukum menjadi penting karena berkaitan dengan proses penambangan yang sering kali menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit bagi lingkungan dan ekosistem.
Dalam hal ini negara memegang peran penting, karena negaralah yang berhak untuk menentukan konstitusi. Negara juga harus bisa tegas dalam menentukan undang-undang menyangkut kelestarian alam. Selain itu juga negara harus tegas dalam memberikan sanksi kepada perusahaan yang terbukti merusak alam.
Bergandeng Tangan Menjaga Bumi
Isu tambang nikel di Raja Ampat bukan isu kecil. Ini persoalan besar yang menyangkut masa depan alam Indonesia. Raja Ampat bukan cuma soal pemandangan cantik, tapi juga tentang budaya, identitas, dan spiritualitas masyarakat lokal.
Kita semua punya tanggung jawab. Raja Ampat bukan milik segelintir orang, tapi milik kita semua bahkan dunia. Kalau kita nggak bersuara, siapa lagi? Kita harus berdiri bersama, menolak tambang yang bisa merusak surga kecil kita ini. Menjaga bumi bukan pilihan, tapi kewajiban. Yuk, kita bergandengan tangan menjaga pulau ini dari keserakahan yang bisa menghapusnya dari peta keindahan dunia. []