Mubadalah.Id– Kemurahan hati Nabi Muhammad tak juga meluluhkan hati Sofwan. Hingga datanglah waktu di mana hati Sofwan benar-benar luluh. Dan akhirnya dia dengan tulus menerima agama yang dirisalahkan Muhammad. Artikel ini akan membahas rahasia sukses dakwah Nabi, yakni mengubah benci jadi cinta.
Menjelang Perang Hunain, Nabi Muhammad membutuhkan zirah dan pedang. Beliau pun meminta peralatan perang kepada Sofwan. Sejak dulu Sofwan dikenal sebagai pedagang peralatan perang berkualitas. Nabi memintanya secara baik-baik. Tidak dengan paksaan.
Setelah Perang Hunain berhasil dimenangkan, Nabi Muhammad mendapatkan banyak harta rampasan perang (ghanimah). Mulai dari onta, kambing, harta benda, dan senjata. Dari semua ghanimah itu, Nabi tak mengambil bagian sedikit pun. Semuanya dibagi-bagikan untuk orang-orang.
Dari kejauhan, diam-diam, Sofwan mengagumi Muhammad. Seorang pemimpin yang membagikan ghanimah tanpa memedulikan bagiannya sendiri. Entah kenapa, tiba-tiba saja Sofwan merasa hatinya bergetar. Getaran yang aneh.
Sofwan pun kemudian dipanggil oleh Nabi. Kali ini dia berani mendekat.
“Saya berikan kamu 100 ekor onta,” kata Nabi.
Getaran di dalam hati Sofwan tiba-tiba saja hilang. Berganti ledakan hebat. Orang yang dia benci selama ini, yang membuat dirinya ketakutan setengah mati, ternyata begitu baik. Kebaikannya tanpa pandang bulu. Tak lihat siapa. Bahkan kepada musuh yang jelas-jelas ingin membunuhnya.
Seketika Sofwan mengucapkan dua kalimat syahadat di depan Nabi. Sofwan masuk Islam.
“Tidak mungkin orang sebaik itu kalau bukan Nabi. Santun, ramah, pemurah. Tidak mungkin kecuali Nabi,” demikian cerita Sofwan kepada orang-orang.
Dalam setiap kesempatan Sofwan selalu mengatakan, dulu, Muhammad adalah orang yang paling dia benci. Sekarang, Muhammad adalah orang yang paling dia cintai. “Muhammad selalu memberikan kebaikan kepadaku,” katanya.
Nabi memang bukan orang yang pelit, pengecut, dan pendusta. Dalam banyak kesempatan, Nabi berkata, “andai saya punya harta akan saya bagikan semua. Saya tidak akan menyimpan harta apapun.”
Itulah Rahasia Sukses Dakwah Nabi yang mampu mengubah benci menjadi cinta. Dalam banyak kasus ini bisa dirujuk, misalnya umar bin Khattab, yang awalnya membenci kemudian mencintai Nabi Muhammad.
Inilah keunggulan Nabi, yang membuat musuh-musuhnya akhirnya berbalik menjadi sahabatnya.[]