• Login
  • Register
Kamis, 10 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Pada kasus perempuan yang telat menikah, atau menjanda sekalipun seringkali berkaitan dengan mitos-mitos yang belum tentu terbukti.

intanhandita intanhandita
10/07/2025
in Pernak-pernik
0
Film Horor

Film Horor

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perempuan, makhluk yang kita muliakan namun seringkali menuai kontroversi baik oleh lawan jenis maupun sesamanya. Gambaran bagaimana kriteria perempuan yang baik dan buruk terbentuk oleh stigma masyarakat. Hingga kemudian bermunculan stigma “Perempuan yang berdiam diri di rumah adalah perempuan yang terjaga.”

Kala lain, “Perempuan yang telat nikah adalah perempuan-perempuan kadaluwarsa”. Saya pun tidak mengerti bagaimana stigma-stigma “menyakitkan” ini muncul begitu saja. Membuat para perempuan menjadi insecure karena melewati jalan yang menyimpang dari pakem masyarakat yang ada.

Namun, sebelum membahas stigma masyarakat pada perempuan pernahkah kita berpikir tentang alasan hantu-hantu di film horor didominasi oleh kaum perempuan? Atau bagaimana masyarakat memberikan respon terhadap perempuan-perempuan yang sedang datang bulan?

Salah satu film horor kenamaan yang menjadikan perempuan sebagai momok yang menakutkan adalah film Perempuan Tanah Jahanam (2019) garapan sutradara kondang Joko Anwar. Di film tersebut tersebutkan bagaimana seorang perempuan mendapatkan perlakuan dari lingkungannya hingga terkucilkan dan menjadi sebuah momok horor yang beredar.

Bahkan, di film-film horor tanah air keberadaan hantu perempuan menempati tempat teratas daripada hantu berjenis kelamin laki-laki. Mulai suster ngesot, sundel bolong, kuntilanak dan lainnya.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

Konsep Ideal Masyarakat adalah Neraka bagi Perempuan

Sebuah studi yang Annisa Winda Larasati lakukan dari Program Studi Kajian Budaya dan Media, Pascasarjana UGM, dalam bukunya yang berjudul Memaksa Ibu Jadi Hantu, ia membahas bagaimana wacana maternal horor bekerja dalam salah satu film kenamaan dari Joko Anwar. Dia menyebutkan bahwa sebenarnya konsep ideal masyarakat lah yang memonsterisasi perempuan itu sendiri.

Dalam film Perempuan Tanah Jahannam (2019), menceritakan bagaimana seorang perempuan dianggap menjadi sebuah ancaman bagi keluarganya, bahkan lingkungannya. Seorang perempuan yang menjadi ibu tunggal tanpa sosok bapak dan tidak bisa memenuhi perannya sebagai ibu akan dicap sebagai “bad mother”.

Namun, ketimpangan yang amat sangat nyata tidak terjadi pada sosok bapak yang seringkali tidak tersebutkan atau bahkan tidak ada dari awal cerita. Termasuk dalam film Perempuan Tanah Jahannam di mana sosok bapak ini sama sekali tidak mengambil peran parental.

Bahkan, bukan hanya pada ketidakmampuan menjadi ibu yang baik saja perempuan dicap sebagai perempuan yang “tidak baik”. Pada kasus-kasus perempuan yang telat menikah, lama tidak dikaruniai keturunan atau menjanda sekalipun seringkali berkaitan dengan mitos-mitos yang belum tentu terbukti.

Hal yang juga sama sekali tidak etis menjadi sebuah stigma salah satunya adalah bagaimana masyarakat menganggap perempuan yang mewarnai rambutnya sebagai perempuan “nakal”. Julukan “janda pirang”, “cabe-cabean.” Atau istilah yang sedang viral akhir-akhir ini “tobrut” adalah sebuah gambaran nyata bagaimana masyarakat kita memandang kaum perempuan.

Perjalanan Teror pada Perempuan dari Sisi Historis

Perempuan juga seringkali menjadi sumber teror sebab berkaitan dengan alat reproduksinya. Dalam industri film horor tanah air, perempuan dan alat reproduksinya seringkali menjadi inspirasi dari alur film yang bergenre rape and revenge. Genre ini merujuk pada film horor mengenai perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual dan menuntut balas dendam.

Dari sisi historisnya, perempuan dan pembantaian yang dilakukan padanya menjadi sumbangsih besar dari monsterisasi kaum hawa. Contohnya pada pembantaian tahun 1965 di mana para perempuan  tertuduh bekerja sama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Salah satunya adalah tuduhan kepada para anggota Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).

Hal ini juga senada pada kasus Kerusuhan Mei 1998, di mana terjadi kasus pemerkosaan massal pada kaum perempuan etnis Tionghoa. Alasan-alasan tersebut pun berhasil menambah momok mengerikan pada perempuan yang masyarakat ciptakan sendiri.

Pandangan Tradisi dan Budaya pada Perempuan Haid

Peran budaya sangatlah besar dalam membentuk perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan. Hampir setiap suku, adat dan agama memiliki konsep perlakuan khusus terhadap perempuan yang sedang haid.

Salah satu mitos yang populer adalah bahwa darah haid merupakan origin sin yang Hawa lakukan, hingga menjadi asal muasal Adam dan Hawa turun ke Bumi. Mitos ini, banyak kalangan yang mempercayainya hingga menyebabkan perempuan yang sedang haid harus terkucilkan.

Salah satu yang mengadopsi keyakinan ini adalah orang-orang Yahudi. Mereka mengeluarkan perempuan mereka dari rumah ketika haid, bahkan ada larangan untuk makan bersama di meja yang sama.

Ketimpangan sosial pada perempuan yang terjadi saat ini tidak lain merupakan hasil dari tradisi yang perlu kita rekontruksi agar tidak terjadi penyimpangan dalam perlakuan pada perempuan.  Karena sejatinya perempuan, haid dan mitos-mitos yang mengikutinya bukanlah aib jika tradisi yang ada dapat kita kaji ulang. []

 

 

Tags: Film HorormitosperempuanPerempuan Haidstigma
intanhandita

intanhandita

Lulusan sastra Arab, hobi baca, nulis, dan sekarang lagi ngincer skill gambar biar lengkap. Bisa dihubungi di ig: @intnhndta

Terkait Posts

Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Istri

Kuasa Suami atas Tubuh Istri

10 Juli 2025
Kesehatan Reproduksi

Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

9 Juli 2025
Seksualitas

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Life After Graduated

    Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih
  • Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya
  • Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID