Mubadalah.id. Bulan Maulid menjadi bulan yang penuh keberkahan. Bulan lahirnya seorang pemimpin agung di dunia. Tidak hanya umat muslim saja yang menantikan maulid atau kelahiran nabi, namun juga umat non muslim.
Perayaan maulid nabi menjadi pengingat lahirnya nabi sebagai peneguh syariat sebelumnya. Rasul pembawa risalah, ajaran ketauhidan dan kedamaian bagi seluruh umat serta alam semesta.
Kelahiran Nabi Muhammad Saw sendiri, jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau lebih familiar dengan tahun Gajah, yakni pada 570 Masehi. Tepatnya pada hari Senin dan bertempat di Kota Makkah. Penyebutan tahun gajah itu sendiri, karena Arab saat itu belum memiliki angka tahun.
Semua keluarga menyambut dengan suka cita atas kelahiran nabi Muhammad.
Ramalan akan Kelahiran Nabi dari Berbagai Pemuka Agama
Ayah nabi Muhammad bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, saudagar yang sering bepergian ke Negeri Syam. Sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Namun, ayah beliau meninggal dunia saat ibu Nabi Muhammad mengandung di usia 2 bulan.
Mengutip dari Syaichona. Mengenai kelahiran Nabi Muhammad ini, sebelumnya telah seorang pendeta ramalkan. Pendeta tersebut bernama ‘Ishiyun atau ‘Ishiya yang berasal dari Syam (Syiria). Pendeta ini juga menunggu kelahiran nabi, bahkan tiap kali ke Makkah beliau selalu mencari berita kelahiran seorang bayi dengan ciri-ciri seperti pada ramalannya.
“Bayi yang nantinya menjadi nabi ini, akan menjadi pemimpin agama bagi orang Arab dan akan menjadi raja bagi orang ‘Ajam (selain bangsa Arab).” Begitulah ramalan yang disampaikan pendeta Yahudi itu kepada Bani Quraisy di Makkah.
Baru Ditemukan Ramalan Kelahiran Nabi dalam Kitab Weda
Selain ramalan dari Pendeta Yahudi. Kelahiran bayi yang menjadi nabi dan rasul ini juga tertulis pada ajaran agama Hindu, yakni dalam kitab Weda. Hal ini menjadi fakta baru bagi umat Hindu sendiri dan umat Islam pada skala global.
Profesor Pundit Vaid Parkash adalah seorang ahli bahasa dari Allahabad University di India yang melakukan penelitian ini. Prof. Parkash panggilannya, merupakan pendeta besar kaum Brahmana.
Salah satu bukunya yang berjudul “Kalky Autar” atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru terbit. Bukunya memuat sebuah pernyataan bahwa Kalky Autar ini memiliki ciri-ciri persis dengan Muhammad sebagai nabi dan rasul yang lahir di Makkah.
Pendeta ini juga telah menyerahkan hasil penelitianya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu. Mereka semuanya lantas setuju dengan kesimpulan serta ajakan untuk mengimani risalah Nabi Muhammad Saw yang ada dalam buku tersebut.
Sebelumnya, banyak sejarah menuliskan bahwa umat Yahudi dan Nasrani telah menunggu kelahiran Nabi Muhammad. Sebagaimana tertulis dalam Taurat dan Injil sebagai kitab agama terdahulu. Kabar tersebut juga tertulis dalam Al-Qur’an dalam surat As Shaf (61) ayat 6
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”
Ramalan Kenabian Muhammad
Dalam sebuah riwayat tertulis. Pada usia 9 tahun, Nabi pergi berdagang bersama pamannya yang bernama Abu Thalib ke kota Syam. Namun beberapa riwayat mengatakan usia nabi saat itu adalah 12 tahun. Saat di kota Busra, beliau bertemu dengan seorang pendeta Nasrani bernama Bahira atau Buhaira. Pendeta itu melihat adanya tanda kenabian pada sang nabi.
Buhaira awalnya beragama Yahudi namun menjadi rahib Kristen Nestorian dan bertempat tinggal di kota Bushra, Selatan Syam (sekarang Syria).
Pendeta Buhaira terheran-heran melihat sebuah kafilah dagang yang datang dari Makkah. Di atas mereka terdapat awan yang menaungi perjalanan rombongan Nabi Saw. Ketika mereka berhenti di bawah sebuah pohon, awan itu pun berhenti. Pendeta ini akhirnya menghampiri dan menyampaikan tanda-tanda kenabian pada diri nabi.
Benar saja, pada usia 40 tahun akhirnya Nabi diangkat menjadi Rasul dan menerima wahyu untuk pertama kali. Telah banyak yang menanti kelahiran beliau ini. Setelah menyampaikan risalahnya. Lalu semua umat harus kehilangan Beliau yang wafat pada Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M. []