Mubadalah.id – Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Perempuan Bukan Makhluk Domestik menegaskan bahwa al-Qur’an tidak pernah menyebut bahwa kenikmatan surga hanya diperuntukkan bagi laki-laki. Dalam banyak ayat, al-Qur’an menggunakan istilah azwāj muṭahharah (pasangan-pasangan yang suci) bagi penduduk surga. Kata azwāj sendiri bersifat adil gender bisa berarti pasangan laki-laki maupun perempuan.
Sayangnya, dalam banyak tafsir, istilah ini selalu diterjemahkan sebagai “bidadari-bidadari cantik” yang menunggu para laki-laki saleh. Padahal, kata itu bisa juga berarti bahwa setiap orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, akan memperoleh pasangan yang menenangkan, tulus, dan membahagiakan di surga.
Lebih jauh, istilah ḥūr ‘īn yang sering orang-orang terjemahkan sebagai bidadari cantik jelita khusus untuk laki-laki. Dalam konteks bahasa Arab, istilah itu justru bisa merujuk pada pasangan laki-laki ataupun perempuan.
Dengan demikian, perempuan beriman juga berhak mendapatkan pasangan surga yang membahagiakan hidupnya, sebagaimana laki-laki.
Oleh karena itu, dengan membaca ulang teks-teks hadis dan ayat-ayat al-Qur’an secara mubadalah, kita dapat memahami bahwa surga bukanlah ruang kenikmatan yang eksklusif bagi satu jenis kelamin.
Surga adalah ruang kenikmatan universal tempat kebahagiaan spiritual, emosional, fisik. Bahkan mungkin seksual, bagi laki-laki maupun perempuan, sesuai kehendak mereka masing-masing.
Kiai Faqih menulis “surga akan menjadi tempat segala kenikmatan bagi laki-laki dan perempuan, apa pun bentuk kenikmatan yang mereka inginkan.”
Pemaknaan semacam ini menjadi langkah penting untuk membangun keadilan bagi laki-laki maupun perempuan. []