• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nusaibah Ra: Sosok Perempuan Heroik yang Selamatkan Nabi Saw saat Perang Uhud

Nusaibah binti Ka'ab al-Anshariyah Ra menyandang panggilan Ummu al-Asyaf, atau perempuan yang banyak luka pedang. Hal itu karena lebih dari 18 tempat di tubuhnya, terluka oleh pedang dan panah karena menyelamatkan Nabi Muhammad Saw

Redaksi Redaksi
11/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan heroik

perempuan heroik

436
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu kisah heroik perempuan yan jarang didengar oleh masyarakat Muslim adalah perempuan yang menyelamatkan Nabi Muhammad Saw saat Perang Uhud.

Saat semua laki-laki justru lari terpukul mundur dan menyelamatkan diri, meninggalkan Nabi Muhammad Saw terdesak oleh musuh dan sangat mungkin sekali terbunuh.

Bahkan sudah diisukan terbunuh karena rapatnya pasukan musuh yang meringsek barisan Nabi Muhammad Saw. Justru yang menjaga, melindungi, dan menyelamatkan Nabi Muhammad Saw adalah perempuan heroik yang bernama Nusaibah binti Ka’ab al-Anshariyah Ra.

Nusaibah binti Ka’ab al-Anshariyah Ra menyandang panggilan Ummu al-Asyaf, atau perempuan yang banyak luka pedang. Hal itu karena lebih dari 18 tempat di tubuhnya, terluka oleh pedang dan panah karena menyelamatkan Nabi Muhammad Saw.

Ini semua karena perempuan heroik merasa terpanggil sebagai bagian yang tak terpisahkan dari umat Islam. Mengapa banyak perempuan terlibat dan menjadi pemeluk Islam awal paling gigih? Jawabannya adalah seperti yang Umar bin Khathab Ra nyatakan sebagai berikut:

Baca Juga:

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

“Dulu, pada masa Jahiliah, kami tidak memperhitungkan perempuan sama sekali. Lalu ketika Islam datang, dan Allah menyebutkan (hak-hak) mereka.

Kami (para laki-laki) lalu memandang bahwa perempuan memiliki hak atas kami, sekalipun kami masih enggan melibatkan mereka dalam urusan-urusan kami.” (Shahih Bukhari, no. 5904).

Jika melihat jejak catatan dari al-Qur’an, para perempuan sering tidak penting oleh masyarakat Arab saat itu. Bahkan menguburnya saat bayi menjadi kebiasaan, karena mereka malu memiliki bayi Perempuan (QS. an-Nahl (16), 49).

Islam datang mengangkat harkat perempuan sebagai manusia utuh, dan membunuhnya saat bayi adalah kejahatan besar yang harus kita lawan di sini, di dunia, dan akan ia pertanggung jawabkan di akhirat nanti (QS. at-Takwiir (81): 8-9).*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.

Tags: heroikNabi Muhammad SAWNusaibah raperang uhudperempuanSelamatkansosok
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID