• Login
  • Register
Selasa, 17 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat

Menyelamatkan Raja Ampat bukan sekadar urusan aktivis lingkungan, melainkan tanggung jawab bersama. Jika kita gagal menjaga “surga terakhir” ini, apa lagi yang tersisa untuk generasi masa depan?

Andayu Aisyah Putri Andayu Aisyah Putri
17/06/2025
in Publik
0
Raja Ampat

Raja Ampat

823
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Raja Ampat di Papua Barat dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia. Keindahan bentang alam, laut jernih, dan gugusan pulau-pulau karang menjadikannya destinasi yang dijuluki “surga terakhir di bumi.”

Greenpeace mencatat bahwa Raja Ampat memiliki kekayaan alam sebesar 75 persen untuk spesies terumbu karang di dunia, 1.400 jenis ikan-ikan karang, dan 700 invertebrata jenis moluska. Beberapa jenis ikan yang ada di Raja Ampat salah satunya adalah pari manta (Mobula birostris).

Namun, kekayaan dan keindahan itu kini berada di ambang kehancuran akibat ekspansi tambang nikel yang mulai menyasar sejumlah pulaunya.

Melansir data dari Kompas.id, setidaknya sudah lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami di ketiga pulau di Raja Ampat telah dibabat untuk aktivitas pertambangan. Bagi saya, hal ini sangat menyayat hati. Keindahan dan kekayaan alam kita perlahan dirusak dan akan hilang selamanya.

Maka dari itu, jika aktivitas pertambangan tidak dihentikan, maka akan berpotensi meluas dan membawa dampak ekologis dan sosial yang serius.

Dampak Pertambangan

Dari sisi lingkungan, kerusakan hutan dan aktivitas tambang terbuka meningkatkan risiko longsor dan sedimentasi di perairan. Bahkan tanah yang terbawa arus hujan menuju laut dapat menutupi terumbu karang dan menghambat masuknya cahaya matahari.

Baca Juga:

Melihat lebih Dekat Tradisi Sasi: Kearifan Lokal yang Melestarikan Laut Raja Ampat

Penambangan Nikel di Raja Ampat: Ancaman Nyata bagi Masyarakat Adat

Nikel di Surga, Luka di Tanah Papua

Kelompok Waifuna: Perempuan-perempuan Penjaga Laut Raja Ampat, Papua Barat

Akibatnya, proses fotosintesis terumbu karang terganggu dan ekosistem laut pun perlahan hancur. Padahal, terumbu karang adalah fondasi utama kehidupan laut di Raja Ampat.

Selain itu, limbah tambang sangat mungkin mencemari laut. Bagi masyarakat lokal yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan tradisional, pencemaran laut bukan hanya soal degradasi lingkungan, tetapi menyangkut ketahanan pangan dan kesehatan.

Karena mengkonsumsi ikan yang tercemar logam berat tentu akan membawa risiko serius dalam jangka panjang.

Dampak lainnya adalah potensi keruntuhan sektor pariwisata. Pulau Piaynemo, misalnya, merupakan ikon wisata Raja Ampat yang kita kenal dengan gugusan karangnya yang sangat indah. Jika kawasan ini rusak, maka wisatawan akan kehilangan daya tarik utama. Bahkan masyarakat setempat kehilangan salah satu sumber utama pendapatan.

Kehadiran industri tambang sering kali membawa janji kesejahteraan. Namun faktanya, yang tersisa justru luka ekologis yang dalam dan pemiskinan masyarakat lokal.

Karena dalam banyak kasus, masyarakat adat tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan, bahkan kerap terpinggirkan dan terintimidasi.

Kehancuran Ekologis

Indonesia tidak akan miskin hanya karena menghentikan satu proyek tambang nikel. Tetapi membiarkan kehancuran ekologis di Raja Ampat akan menjadi kemunduran besar dalam komitmen kita terhadap pembangunan berkelanjutan.

Karena kerugian ekologis, sosial, dan budaya jauh lebih besar daripada keuntungan ekonomi jangka pendek yang ditawarkan pertambangan.

Maka dari itu, Raja Ampat adalah warisan alam dunia. Kehilangan kawasan ini bukan hanya kerugian bagi masyarakat Papua, tetapi juga kehilangan reputasi Indonesia di mata dunia.

Oleh karena itu, pemerintah harus berpihak pada kelestarian lingkungan dan perlindungan masyarakat adat, bukan pada kepentingan industri ekstraktif yang terbukti merusak.

Sudah saatnya kita memikirkan ulang arah pembangunan. Menyelamatkan Raja Ampat bukan sekadar urusan aktivis lingkungan, melainkan tanggung jawab bersama. Jika kita gagal menjaga “surga terakhir” ini, apa lagi yang tersisa untuk generasi masa depan? []

Tags: Masa DepanRaja AmpatTambang NikelTerancam
Andayu Aisyah Putri

Andayu Aisyah Putri

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) ISIF Cirebon.

Terkait Posts

Dokumen Abu Dhabi

Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

17 Juni 2025
Ahmadiyah

Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama

17 Juni 2025
Raja Ampat yang

Melihat lebih Dekat Tradisi Sasi: Kearifan Lokal yang Melestarikan Laut Raja Ampat

16 Juni 2025
Tragedi Perkosaan Massal

Tragedi Perkosaan Massal Mei 1998 itu Nyata !!!

16 Juni 2025
Sejarah Perempuan

Penulisan Ulang Sejarah Indonesia: Peminggiran Sejarah Perempuan

16 Juni 2025
Tragedi Pemerkosaan

Negara Amnesia, Korban Masih Terjaga: Kami Menolak Lupa atas Tragedi Pemerkosaan 98

15 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Istri Marah

    Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesalehan Perempuan di Mata Filsuf Pythagoras

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Mewujudkan Perkawinan yang Kokoh dan Penuh Kasih Sayang?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat lebih Dekat Tradisi Sasi: Kearifan Lokal yang Melestarikan Laut Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia
  • Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama
  • Hiburan Walimah yang Meriah, Apakah Membawa Berkah?
  • Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat
  • Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID