Mubadalah.id – Baru kali ini sangat betah mengikuti acara zoom melalui siaran youtube. Acara Doa bersama Mengenang Kang Jalal ini dihadiri para tokoh dan intelektual, dan 600-an orang lainnya yang mencintai Kang Jalal. Para tokoh menyampaikan testimoninya benar-benar daging semua, makanya bikin betah.
Misal Pak Haidar Bagir menggambarkan begitu apik pengembaraan Kang Jalal. Menurut beliau, pemikiran/aliran lah yang mencari pemeluknya sendiri. Menurut Ibn Arabi, setiap orang memiliki isti’dad/predisposisi/kesiapan. Jadi ketika Gusti Allah itu menebarkan kebenaran di banyak hal, di dalam berbagai agama, budaya, termasuk madzhab, dan aliran pemikiran. Maka, pengembaraan yang luas lah yg memungkinkan seseorang bertemu dengan aliran dan pemikiran yang sedang mencari pemeluknya dengan predisposisi/kesiapan yang dimilikinya.
Jadi, Kang Jalal menjadi syiah itu bukan karena menjadi objek pengaruh pemikiran syiah, atau dibentuk oleh seseorang/wali tokoh syiah. Tetapi karena Kang Jalal memiliki predisposisi sebagai pencinta tasawuf, di saat yg sama beliau juga memiliki predisposisi sbg seorang rasionalis, dan memiliki predisposisi sebagai pembela mustadafin. Predisposi-predisposisi tersebutlah yang kebetulan sejalan dengan pemikiran madzhab syiah, terutama syiah yg revolusioner, yg membela mustadafin.
Masih menurut Pak Haidar, beliau menyebut bahwa oleh banyak ahli, di dalam ajaran syiah, tasawuf mendapat tempat yang sangat luas. Sebagai orang yg memiliki predisposisi rasionalis, Kang Jalal mengambil jalan tasawufnya Ibn Arabi yang walaupun sunni tetapi banyak diterima oleh syiah.
Beliau lebih tertarik dengan aliran teosofi transenden atau al hikmah al mutaaliyah, yang merupakan perpaduan antara hati (dzauq) dan akal dalam mencari kebenaran. Tokoh-tokoh syiah seperti Mulasadra, Ayatullah Khumaeni, dan Imam Ali (imamul mustadafin) yang memertemukan predisposisi Kang Jalal sebagai sufi, sekaligus rasional dan pencinta Mustadafin.
Cerita pengembaraan Kang Jalal yang dirunut dengan rapi oleh Pak Haidar Baqir tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan Mas Ulil. Menurut Mas Ulil, sejak orde baru Indonesia dibagi menjadi dua periode, yaitu periode/era Mencari Islam dan Membela Islam. Dan Kang Jalal merupakan tokoh yang lahir dalam periode mencari Islam, termasuk Gus Dur, Cak Nur, dll.
Periode ini merupakan era yang kaya akan pencarian ide-ide, dan penjelajahan kebenaran seperti yang dilakukan oleh Kang Jalal. Dan terakhir adalah era Pembela Islam, yang ditandai dengan orang yang ingin membela Islam dengan mudah mengkafirkan dan menyalahkan kelompok lain.
Dan Prof. Komar mengikatnya dengan menekankan bahwa Kang Jalal merupakan peziarah sejati secara intelektual dan spiritual. Label-label yang disematkan kepada Kang Jalal terlalu sederhana, karena pencarian kepada yang absolut, tidak pernah berhenti kecuali kematian. Kang Jalal beragama sebagai pencarian yang indah, penuh cinta, dan serius.
Rangkaian mengenang Kang Jalal tersebut ditutup dengan indah dan syahdu oleh putra beliau Ustadz Miftah F, Rakhmat. Dengan penuh ketawaduan dan keharuan beliau menyampaikan terima kasih dan kebanggaan atas ungkapan yang sangat dalam mengenai perjalanan intelektual dan spiritualitas Kang Jalal yang dipanggilnya Bapak. Dengan pandangan menerawang dan ucapan bergetar beliau mengatakan, “Bapak pasti bahagia, karena Bapak sangat mencintai forum seperti ini.”
Sebelum menutup dengan membacakan surat alfatihah, beliau menyampaikan bahwa ajaran monumental syiah adalah ketauhidan dan keadilan. Dan menurut ku, kalau ajaran kita memiliki prinsip yang sama, kenapa harus membencinya mati-matian. Lahul fatihah untuk Kang Jalal. []