• Login
  • Register
Senin, 15 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rekomendasi

Mengenal Fatimah Al Fihri, Muslimah Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Fatimah di akhir hidupnya (266 H) telah meninggalkan karya monumental yang menjadi karya sejarah besar bagi peradaban dunia, namanya tercatat sebagai sosok perempuan yang memiliki cita-cita besar dan teguh dalam prinsip yang dipegangnya

Aenuni Fatihah Aenuni Fatihah
15/11/2021
in Rekomendasi, Tokoh
0
Mitos Perempuan

Mitos Perempuan

123
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Siapakah Fatimah al Fihri? Dia adalah seorang wanita muslimah pertama yang berhasil mendirikan universitas pertama di dunia. Namanya mungkin sedikit terdengar asing dan hampir terlupakan dalam dunia pendidikan, karena memang jarang dibicarakan. Dalam setiap periodisasi sejarah selalu ada nama perempuan hebat yang dilahirkan, pada abad ke-9 misalnya muncul nama Fatimah al Fihri seorang puteri saudagar kaya yang berasal dari Tunisia.

Fatimah Al Fihri dilahirkan pada tahun 800 masehi, nama lengkapnya adalah Fatimah Muhammad al Fihri yang sering dijuluki dengan sebutan Oum al Banine yang berarti ibu dari anak-anak feez, ayah Fatimah bernama Muhammad al Fihri adalah seorang pengusaha sukses di kota Tunisia yang kemudian bermigrasi ke Feez, Maroko.

Fatimah al Fihri hidup dalam keluarga yang sangat kaya raya, kehidupannya serba tercukupi, dia juga adalah keturunan bangsawan. Di masa Raja Idris II tepatnya awal abad ke-9, Fatimah beserta keluarganya hijrah dari Tunisia ke kota Feez di Maroko. Feez kala itu terkenal sebagai kota metropolitan dengan penduduk muslim non Arab, kota itu sangat maju aktivitas ekonomi pada saat itu terbilang sangat pesat perkembangannya.

Menariknya di sana terjadi harmoni antara kebudayaan kosmopolitan dan budaya tradisional. Dari sinilah kota Feez berkembang dan menjadi salah satu kota muslim yang mempunyai pengaruh besar dan diperhitungkan. Di kota Feez inilah keluarga Fatimah al Fihri terus mengembangkan sayap-sayap bisnisnya, mereka menjadi pengusaha muslim yang sukses dan tersohor pada saat itu.

Harta kekayaannya melimpah ruah, namun dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama Fatimah muda ditinggal oleh ayah dan suaminya tercinta. Lalu tinggallah hanya Fatimah dan saudara kandungnya yaitu Maryam, dua perempuan muda ini kemudian bersepakat akan menggunakan semua warisan kedua orang tuanya untuk membangun mesjid dan sebuah universitas.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Santunan Anak Yatim Piatu dan Privasi yang Perlu Kita Jaga
  • Makna Hijrah Sebagai Bentuk Pendisplinan Spiritualitas Manusia
  • Nyai Arnah Cimanuk: Perempuan Ulama yang Mengajar di Makkah
  • Ketika Sayyidah Khadijah Menyatakan Cinta pada Sang Nabi

Baca Juga:

Santunan Anak Yatim Piatu dan Privasi yang Perlu Kita Jaga

Makna Hijrah Sebagai Bentuk Pendisplinan Spiritualitas Manusia

Nyai Arnah Cimanuk: Perempuan Ulama yang Mengajar di Makkah

Ketika Sayyidah Khadijah Menyatakan Cinta pada Sang Nabi

Mereka kemudian bergaul dengan semua lapisan masyarakat tanpa memandang kelas sosial. Sejak awal menetap di distrik barat kota Feez, Maroko Fatimah dan Maryam mempunyai tekad dan cita-cita yang kuat untuk kemajuan masyarakat sekitarnya di kota tersebut. Fatimah memilih untuk membangun mesjid yang kemudian diberi nama Al Qarawiyyin, sementara Maryam membangun mesjid Al Andalus di Spanyol.

Dua mesjid ini kemudian bertransformasi menjadi sebuah universitas yang kelak menjadi kiblat dunia pendidikan modern. Mulai dari kurikulumnya, sistem pengajarannya, sampai kepada urusan simbol akademik. Nah, yang hingga kini pakaian mahasiswa atau toga ala Fatimah al Fihri ini masih dipakai oleh seluruh kampus di seluruh dunia, hebat bukan? Toga yang berbentuk segi empat itu merupakan sebuah simbol yang terinspirasi dari bentuk Ka’bah di Mekkah sebagai kiblat umat Islam.

Pembangunan mesjid Al Qarawiyyin di mulai pada bulan Ramadhan tahun 254 H/ 859 M. Fatimah pada saat itu turut serta mengontrol dan mengarahkan semua hal yang berhubungan dengan pembangunan mesjid Al Qarawiyyin tersebut. Mulai dari pemilihan lokasi yang strategis sampai terkait dengan arsitektur bangunannya. Konon diceritakan bahwa Fatimah ini gemar berpuasa sunnah selama pembangunan berlangsung.

Seluruh biayanya itu berasal dari kantong pribadinya, hingga setelah dua tahun pembangunannya tepatnya pada tahun 861 masehi, mesjid yang sangat megah itu dapat berdiri tegak dan sudah mulai beroperasi. Di mesjid Al Qarawiyyin inilah dilangsungkan sistem pendidikan formal setingkat universitas, mesjid ini kemudian menjadi cikal bakal berdirinya universitas Al Qarawiyyin di Feez, Maroko.

Setelah beberapa waktu, barulah dibangun kelas dan ruang untuk belajar. Tercatat dalam Guinness Book Of World Record pada tahun 1998, Al Qarawiyyin dinobatkan sebagai kampus tertua di dunia. Tak lama setelah itu akhirnya mesjid Al Qarawiyyin menjadi salah satu tujuan para penuntut ilmu dari berbagai penjuru dunia mulai dari Maroko, Jazirah Arab, bahkan Eropa dan Asia. Jumlah mahasiswanya pada abad ke-14 masehi mencapai lebih dari 8000 orang.

Pada saat itu universitas Al Qarawiyyin dianggap sebagai pusat intelektual utama di wilayah Mediterania, reputasinya sangat sangat baik bahkan menyebabkan tokoh Gerber ikut menjadi mahasiswa pada saat itu. Gerber kemudian memperkenalkan angka arab dan angka nol ke seluruh Eropa, universitas pun terus berkembang sebagai kampus inklusif yang menjadi sinar pencerah bagi dunia pendidikan tanpa adanya diskriminasi.

Universitas pertama di dunia ini telah banyak meluluskan sosok pemikir dan ilmuwan muslim yang terkemuka. Yang pada awalnya digagas sebagai sebuah mesjid pada akhirnya bisa menjadi sebuah universitas terkemuka yang menjadi rujukan dunia. Siapa yang menyangka bahwa kegigihan Fatimah ternyata berbuah legenda yang begitu harum, dan dikenal oleh seluruh dunia.

Fatimah Al Fihri di akhir hidupnya (266 H) telah meninggalkan karya monumental yang menjadi karya sejarah besar bagi peradaban dunia, namanya tercatat sebagai sosok perempuan yang memiliki cita-cita besar dan teguh dalam prinsip yang dipegangnya. Maka sangat tidak elok rasanya ketika perempuan dipinggirkan, bahwa tugasnya hanya bermuara di sumur, dapur dan kasur saja. Toh dari sejak dahulu saja perempuan sudah maju dan pandai menyatakan sikap serta cita-citanya. []

Tags: Fatimah Al FihriPeradaban IslamSejarah IslamTokoh Inspiratiftokoh perempuan
Aenuni Fatihah

Aenuni Fatihah

puan pegiat nulis

Terkait Posts

Rahmah El Yunusiyyah

Rahmah El Yunusiyyah Mengibarkan Merah Putih di Padang Panjang

15 Agustus 2022
Makna Kemerdekaan

Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental

14 Agustus 2022
Nabi Melarang Menyakiti

Tegas! Nabi Melarang Menyakiti Warga Non-Muslim

13 Agustus 2022
Akhlak Nabi

Akhlak Nabi Saw Kepada Pelayan yang Beragama Yahudi

12 Agustus 2022
Jilbabisasi Paksa

Jilbabisasi Paksa: Ketika Menutupi, Sebenarnya Mengekspos

11 Agustus 2022
Akad Nikah

Mensyaratkan Pisuke sebelum Akad Nikah Bisa Hilangkan Hak Perwalian

10 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Doa Baik bagi Non Muslim

    Tahukah Kita: Nabi Memanjatkan Doa Baik bagi Non Muslim?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rahmah El Yunusiyyah Mengibarkan Merah Putih di Padang Panjang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Darurat Perempuan Pengawas Pemilu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pandangan Ulama KUPI Tentang Walimatul Ursy (1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetaplah Shalat Meskipun Saat Jadi Mempelai (2)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagikan Bendera Merah Putih : Tim Mubadalah Ajak Merdeka dari Kekerasan Seksual
  • Pandangan Ulama KUPI Tentang Walimatul Ursy (2)
  • Tahukah Kita: Nabi Memanjatkan Doa Baik bagi Non Muslim?
  • Bacaan Doa Ulama KUPI untuk Pengantin
  • 6 Bahaya Pernikahan Anak bagi Anak Perempuan

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist