Mubadalah.id – Beberapa hari terakhir, cukup menyesakkan dada ketika mendengar kisah seorang sahabat bercerita tentang gagalnya pernikahan yang sudah direncanakan bertahun-tahun. Ada pula seorang teman yang baru saja bercerai dengan suaminya, ada pula yang bercerita tentang kegagalan karena tidak diterima LPDP, ada pula cerita tentang tesisnya yang tidak selesai-selesai lantaran terlalu susah hingga depresi dan saya pikir, seperti itulah Allah memberikan nikmat kepada setiap hambanya.
Sedih rasanya mendengar kabar demikian. Namun, sebuah kebanggaan dalam hidup ketika menjadi bagian dari kisah yang disampaikan oleh teman-teman. Barangkali saya berpikir bahwa tidak semua orang akan percaya pada orang lain untuk diceritakan kegagalan yang pernah dialaminya. Sebab seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua orang peduli terhadap cerita-cerita kegagalan. Lebih dari itu, mereka terkadang hanya ingin tahu. Dan terbatas pada itu saja.
Dari banyaknya kisah kegagalan, kehilangan, perpisahan yang terjadi pada kehidupan ini, sampai-sampai ada beberapa yang menyalahkan Tuhan, hingga benar-benar kehilangan diri dan kehilangan arah. Apa sebenarnya yang kita cari?
Sisterhood and girl power itu benar-benar ada
Saya percaya bahwa persahabatan dengan sesama perempuan tidak selalu toxic. Di lingkungan yang tepat, persahabatan sesama perempuan membuat seseorang justru memiliki keluarga baru, termasuk ketika mengalami fase titik terendah, kadang keluarga yang sebenarnya tidaklah menjadi rumah yang dipilih untuk bercerita. Bukan karena mereka bukan tempat ternyaman, atau tidak memberikan kenyamanan, ada hal lain seperti misalnya tidak ingin menambah kekhawatiran atau yang lain.
Menemukan sirkel yang tepat dengan teman-teman yang saling mengerti, saling memahami satu sama lain adalah bentuk syukur yang tidak terhingga perlu kita haturkan kepada Sang Khalik. Sebab itu merupakan harta paling berharga di dunia ini.
Kita bisa tumbuh, berkembang, salah satunya berkat teman-teman yang mendukung segala aktifitas kita. Maka penting memiliki teman untuk mensupport satu sama lain, khususnya teman perempuan.
Mengapa perempuan memiliki power yang lebih? Secara pengalaman biologis, perempuan dengan perempuan memiliki pengalaman yang sama. Bertukar pikiran, perasaan dengan sesama perempuan kemudian mendapat dukungan support dan vibes positif membuat kita melihat dunia secara berbeda. Jika kita menemukan lingkungan pertemanan perempuan yang saling mendukung, tanpa pura-pura, bersyukur bahwa itu merupakan karunia Tuhan yang tidak terbatas.
Jeda harus kita ambil
Di hidup ini mungkin tanpa kita sadari dalam 24 jam sudah banyak yang kita lakukan. Mulai dari bangun tidur, hingga tidur lagi. Belum lagi ketika dikejar dengan deadline, bergelut dengan tanggung jawab yang lain, hingga tidak memikirkan diri sendiri. Apalagi ketika melihat ambisi, cita-cita, dan keinginan yang selalu fluktuatif, kadang memaksa kita untuk mewujudkannya.
Alih-alih hal itu dilakukan karena wujud cinta terhadap diri sendiri, kenyatannya justru bukan. Malah terkadang membunuh diri sendiri. Apa yang perlu kita lakukan? Jeda! Itu yang kadang kita lupakan.
Bahwa sebenarnya dalam hidup ini, kita butuh jeda. Waktu sejenak untuk kembali lagi pada rutinitas kegiatan. Mengambil waktu sejenak untuk berdialog dengan diri sendiri, melihat segala hal yang terjadi dalam diri.
Kadang kita terlalu fokus terhadap sesuatu di luar diri kita, hingga lupa bahwa ada banyak hal yang terdapat dalam diri perlu diapresiasi, perlu disyukuri dan perlu direnungi secara mendalam bahwa tidak ada sedikitpun nikmat Tuhan yang harus kita sesali. Semuanya harus kita syukuri.
Jeda adalah waktu yang harus kita berikan terhadap diri sendiri. Sebab tubuh, jiwa yang kita miliki harus punya waktu untuk istirahat. Jeda juga dilakukan sebagai bentuk syukur atas segala karunia yang diberikan Allah dengan berucap terimakasih atas segala kemampuan yang diberikan kepada diri dengan selalu kuat menghadapi hidup yang penuh dengan masalah.
Ketika dalam jeda diwujudkan dengan membiarkan kesendirian, ada banyak hal yang akan kita dapatkan, termasuk dalam mengumpulkan ide kreatif dalam menciptakan sesuatu. Kita pasti tahu bahwa karya dari sosok Pramoedya Anana Toer, Tan Malaka, serta banyak tokoh besar menghasilkan karya cipta luar biasa berkat jeda yang dipilih. Jeda dakam wujud kesendirian yang hanya ada dirinya merenung, tidak terdistrak oleh hal-hal yang berada di luar diri. []