• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mama Papa! Anak-anak Butuh Bermain

Menyenangkan menyambut weekend karena bisa bermain sepenuh hari tanpa harus berpikir untuk berangkat ke sekolah, dan menjalani aktivitas normal lainnya

Hermia Santika Hermia Santika
22/05/2022
in Keluarga, Rekomendasi
0
Anak-anak butuh bermain

Anak-anak butuh bermain

197
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Hallo parents…

Bagaimana kegiatan keluargamu saat liburan di akhir pekan? banyak pilihan sebetulnya yang bisa dilakukan di weekend yang luang, karena anak-anak butuh bermain.

Mubadalah.id – Ayah atau mama yang biasa kerja ke kantor, dan anak anak yang sekolah hari-harinya akan berakhir segala kegiatan normal itu di hari minggu. Hari minggu sebagai hari liburan nasional  yang mungkin sebagian besar parents mengahabiskan waktunya di rumah dengan berkumpul dan bertemu sesama anggota keluarga. Menyenangkan sekali apalagi bagi keluarga, karena anak-anak butuh bermain.

Layaknya manusia lainnya penulis yang pernah menjadi seorang anak–anak, dan pastinya berpengalaman dalam hal menjalani kehidupan di hari weekend. Menyenangkan menyambut weekend karena bisa bermain sepenuh hari tanpa harus berpikir untuk berangkat ke sekolah, dan menjalani aktivitas normal lainnya. Karena itu, anak-anak butuh bermain.

Di hari minggu atau hari libur adalah waktu yang tepat untuk bermain bersama teman tetangga rumah, dan dulu permainan tradisional yang sering saya mainkan,  seperti lompat tali, bola bekel, kelereng, engklek, enggrang, congklak, dan banyak lainnya mungkin di beberapa daerah akan berbeda nama permainan dan pasti beragam akan tetapi semua anak anak yang bermain permainan tradisional apapun itu, akan merasakan hal yang sama yaitu perasaan menyenangkan karena bisa tertawa bersama sama akibat keseruan.

Terbayangkan sekali memori tersebut dalam benak saya dan mungkin kalian sebagai pembaca yang juga pernah menjadi anak anak. Sehingga anak-anak butuh bermain, adalah sesuatu yang juga perlu menjadi perhatian orang tua serta keluarga.

Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya mengenai perkembangan anak ia  berpendapat bahwa usia 3 – 6 tahun sebagai periode sensitive atau masa yang peka yaitu suatu periode di mana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.

Baca Juga:

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

Membangun Keluarga Sakinah: Telaah Buku Saku Keluarga Berkah

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

Bisa dikatakan anak adalah masa usia emas (golden age). Menurut Howard Gardner seorang psikolog ia mengatakan bahwa anak-anak pada usia lima tahun pertama selalu diwarnai dengan keberhasilan dalam belajar mengenai segala hal. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, kemandirian jasmani dan sosialnya.

Kemudian dalam penelitian tentang otak menunjukkan bahwa jika anak dirangsang sejak dini, akan ditemukan potensi-potensi yang unggul dalam dirinya. Setiap anak unik, berbeda dan memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar yang telah ada dalam dirinya untuk dapat berpikir kreatif dan produktif, mandiri.

Wah komplek sekali ya seorang anak dan tidak bisa dipandang sebelah mata apalagi bagi orang tua yang punya peran utama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Parents! Tugas ini penting sekali, banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya dengan bermain.

Penulis sering bertanya pada diri sendiri. Apakah anak–anak sekarang merasakan hal mungkin dirasakan oleh anak–anak seperti saya dulu? Mungkin iya dan mungkin berbeda, ya karena perbedaan zaman yang saat ini semakin modern dengan teknologi yang pesat  yang menyediakan kemudahan salah satunya dalam permainanan. Saat ini mungkin banyak anak–anak yang tak asing dengan game online.

Sebetulnya dalam perkembangan zaman sekarang permainan tradisional masih bisa di mainkan. Sebegai parents, ayah dan ibu bisa bermain bersama dengan anak-anak dirumah apalagi di hari weekend yang sangat luang, untuk memenuhi kebutuhan anak-anak bermain.

Ternyata lewat bermain banyak keuntungan yang bisa didapatkan bagi perkembangan pertumbuhan anak – anak baik secara fisik dan mental . Seperti dalam psychology today terdapat 3 definisi yang menjelaskan tentang makna dari konsep bermain diantaranya:

1.  bermain bisa menstimulasi anak untuk memiliki inisiatif, mengarahkan mereka dalam perilaku bernegosiasi, kemudian membuat mereka bisa begaul dengan teman sebayanya dan membuat anak mampu belajar dalam memecahkan masalah mereka sendiri.

2. Bermain membuat anak–anak tahu bagaimana ia menemukan hal yang nantinya dapat menjadi kemampuan atau skill sesuai aktivitas yang mereka senangi.

3. Dengan bermain anak anak mampu secara mental belajar dalam membuat rencana, belajar terstuktur, dan belajar membuat aturan terhadap kegiatan kegiatan yang akan mereka lakukan dalam kehidupannya.

Keren sekali bukan! dari ketiga poin tersebut memberikan gambaran bahwa ternyata proses bermain pada anak dapat pengaruh yang signifikan pada perkembangan kepribadian, perilaku dan cara berfikir mereka. Hal tersebut penting sekali bagi para parents ketahui.

Maka sebagai orang tua yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak harus selayaknya memfasilitasi anak untuk bermain, memberikan kebebasan mereka memilih permainan apa yang mereka sukai, dengan selalu memberikan pengawasan, dan arahan yang baik supaya parents mampu melahirkan generasi yang positif dan sehat secara fisik serta mental. []

 

 

 

Tags: anak-anakbermainkeluargaorang tuaparentingPsikologi Keluarga
Hermia Santika

Hermia Santika

Mahasiswa/KOPRI PMII Rayon Psikologi Cabang Kabupaten Bandung

Terkait Posts

Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Pesan Mubadalah

Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Akhlak Karimah

Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID