• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Ibadah Haji adalah Simbol Perjuangan Kemanusiaan

Ibadah Haji adalah pusat eksistensi, kepada siapa seluruh alam semesta, harus mengabdi dan menghambakan diri. Perjuangan hidup seharusnya memang diarahkan dalam kerangka ini dan bukan ke arah yang lain

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
17/06/2022
in Featured, Hikmah
0
Ibadah Haji

Ibadah Haji

381
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ibadah Haji seluruhnya adalah simbol perjuangan kemanusiaan. Thawâf di Ka’bah, adalah simbol perjuangan menyatukan langkah, pikiran dan hati manusia dalam kepasrahan total menuju satu titik dari mana mereka berasal dan ke sana pula mereka kembali. Titik itu tidak lain adalah Allah.

Ibadah Haji adalah pusat eksistensi, kepada siapa seluruh alam semesta, harus mengabdi dan menghambakan diri. Perjuangan hidup seharusnya memang mengarah menuju kerangka ini dan bukan ke arah yang lain. Sa’i ritual berjalan dari bukit Shafa ke Marwah, adalah simbol perjuangan keras meraih hidup sejahtera.

Simbol Ibadah Haji ini ditampilkan lewat peran seorang perempuan papa, Siti Hajar. Ia mencari air, sumber kehidupan dan kesuburan bagi manusia dan alam.

أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?(QS. Al Anbiya: 30)

Baca Juga:

Merawat Semangat Haji Sepanjang Hayat: Transformasi Spiritual yang Berkelanjutan

Perempuan yang Terlupakan di Balik Ritual Agung Haji

Refleksi Hari Raya Iduladha: Setiap Kita Adalah Ibrahim, Setiap Ibrahim punya Ismail

Makna Wuquf di Arafah

Tuhan lalu menganugerahinya air Zam-zam. Ia melambangkan sumber kehidupan yang bersih, sehat dan halal.

Dan isteri Nabi Ibrâhim itu, sungguh, tidak berjuang hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk manusia yang tidak berdaya; anaknya; Ismail, dan kelak untuk berjuta-juta manusia. Wuqûf di ‘Arafah, sebuah ritual haji paling inti: “al-Hajju ‘Arafah”, adalah simbol kesetaraan manusia di hadapan Tuhan. Di tempat ini semua identitas sosial, kultural (budaya), politik, ekonomi, ideologi-ideologi, sekte-sekte, jenis kelamin, warna kulit, bahasa dan lain-lain melebur dan hilang bentuk.

Pesan Moral dalam Ritual Ibadah Haji

Ini adalah pesan perjuangan fundamental ketuhanan bahwa segala perbedaan yang sengaja Tuhan ciptakan itu atau diciptakan oleh manusia sendiri, tidak boleh menjadi dasar bagi upaya-upaya manusia untuk merendahkan, meminggirkan atau menyingkirkan manusia yang lain. Wuqûf di ‘Arafah, dengan begitu, adalah lambang persaudaraan manusia sedunia untuk sebuah martabat kemanusiaan.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujurat : 10)

Jumrah (melempar batu) di Mina secara berulangkali, adalah simbol perjuangan manusia melemparkan dan menghancurkan kecenderungan-kecenderungan egoistik yang menyesatkan bahkan menyengsarakan manusia yang lain, seperti karakteristik setan.

Allah menyatakan:  وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf : 53)

Terakhir adalah kurban. Ia adalah simbol perjuangan mewujudkan solidaritas sosial-ekonomi. Allah menyatakan: “Kemudian bila (hewan itu) telah roboh, maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan keberadaannya (kemiskinannya) dan orang yang minta-minta.” []

 

 

 

Tags: Haji 2022Hikmah HajiIbadah HajiRukun IslamSejarah IslamSyariat Islam
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID