• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

7 Ibadah Bernilai Ukhuwah Islamiyah

Di antara sejumlah ibadah terdapat beberapa ibadah yang tak melulu bernilai pahala semata namun juga bernilai positif secara sosial. Yakni untuk menguatkan nilai ukhuwah Islamiyah.

Wafiroh Wafiroh
26/10/2022
in Hikmah
0
Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah

634
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Islam yang bersumber dari Alquran dan hadis, memiliki sejumlah ajaran dan syariat untuk dilakukan oleh semua pemeluknya. Di antara syariat itu terdapat syariat ibadah. Yaitu sejumlah perilaku yang oleh Tuhan dinilai sebagai wujud ketaatan serta akan mendapatkan pahala sebagai balasan baiknya.

Hal ini erat kaitannya dengan tulisan sebelumnya, ternyata di antara sejumlah ibadah tersebut terdapat beberapa ibadah yang tak melulu bernilai pahala semata namun juga bernilai positif secara sosial. Yakni untuk menguatkan nilai ukhuwah Islamiyah. Tulisan ini menuliskan sebagian di antara ibadah tersebut.

Zakat

Zakat dalam Islam disyariatkan sebagai sebuah kewajiban dengan unsur sosial tinggi. Ibadah ini secara umum terbagi menjadi dua. Yakni zakat harta dan zakat badan. Zakat harta menjadi kewajiban muslim yang memiliki harta lebih dalam kategori tertentu. Sementara zakat badan adalah kewajiban mutlak bagi setiap muslim satu kali dalam setahun.

Zakat ini wajib baik bagi muslim baik kaya maupun miskin selama masih memiliki bahan makanan lebih untuk diberikan kepada orang lain. Masing-masing dari zakat ini sama-sama bernilai sosial ketika kita lihat dari objek penerima zakat. Yakni mereka yang secara finansial ada di bawah level pemberi.

Ibadah zakat ini secara otomatis melatih kepekaan jiwa setiap muslim untuk ikut pula merasa empati terhadap kesusahan yang dialami oleh saudara sesama muslim lainnya. Selain itu, akan tercipta relasi yang erat antara pemberi dan penerima ketika ibadah zakat ini dilakukan dengan sepenuh hati. Di antara kedua belah pihak akan tercipta sikap saling menyayangi, menghargai serta akan semakin memupuk nilai gotong royong ketika salah satu pihak sedang membutuhkan bantuan.

Baca Juga:

Esensi Ibadah Haji: Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Bekerja adalah Ibadah

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Beda Qiyas dari Metode Mubadalah: Menjembatani Nalar Hukum dan Kesalingan Kemanusiaan

Puasa

Tak dapat kita pungkiri bahwa realitanya, tidak semua orang dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya setiap hari. banyak kita temukan saudara sesama muslim yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Mereka hidup dalam keadaan sulit hingga bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan primer berupa makan saja mereka masih kesulitan. Sering kali mereka harus menahan lapar dan haus karena ketidakmampuan mereka.

Di sinilah rahasia besar dari syariat puasa. Ibadah ini melatih setiap muslim secara umum: baik yang mampu secara finansial untuk makan-minum setiap hari atau tidak, untuk bersama-sama satu bulan dalam setahun berada dalam satu kondisi yang sama. pada siang hari, baik yang kaya maupun yang miskin akan disatukan dalam satu rasa lapar dan haus.

Mereka yang kaya dan terbiasa makan dan minum enak setiap harinya, akan berlatih untuk merasakan apa yang dirasakan oleh saudara sesama muslim mereka yang tidak mampu. Sementara mereka yang terbiasa sulit memenuhi kebutuhan hidup, tidak akan merasa rendah diri karena pada saat yang sama, karena rasa lapar dan haus itu tidak hanya ia alami sendiri. Namun seluruh manusia di seluruh penjuru dunia. Selama tidak dalam keadaan darurat seperti sakit dan lainnya.

Sedekah

Telah Alquran sebutkan, maupun di banyak hadis tentang pahala besar orang yang bersedekah. Tentunya maksud sedekah di sini adalah sedekah yang ikhlas serta tidak beserta unsur yang menyakiti dan riya. Sedekah yang kita nilai ibadah ternyata juga memiliki manfaat dalam kehidupan bersosial. Jika kita lakukan dengan adab yang baik, maka sedekah ini bisa menjadi pintu eratnya ukhuwah Islamiyah antara si pemberi dan penerima.

Mirip dengan zakat, sedekah juga bisa mengeratkan relasi kedua belah pihak. Pemberi akan merasa hartanya manfaat sementara penerima akan merasa berharga karena dalam kondisinya itu masih mendapat rangkulan dan dukungan dari saudaranya sesama muslim.

Salat Berjamaah

Ibadah yang sangat sakral seperti salat, ternyata jika kita lakukan berjamaah di tempat ibadah seperti masjid atau musalla dapat menjadi salah satu lem perekat ukhuwah islamiyah di antara sesama muslim. Ibadah privat seperti salat, jika kita lakukan secara berjamaah dapat memunculkan ibadah lain. Seperti silaturahmi, saling menolong ketika ada yang kesusahan serta menampilkan wajah Islam sebagai agama yang ramah, guyub serta mengedepankan kebersamaan.

Memanggil dan Menjawab Salam

Sesederhana memanggil dan menjawab salam, kita sudah mendapatkan nilai ibadah dari Allah swt. Indahnya lagi, perilaku ini juga dapat memupuk rasa persaudaraan dalam Islam antar sesama muslim. Dapat kita bayangkan jika tidak ada salam di dunia ini. Maka sapa-menyaap antar satu orang dengan lainnya tidak akan ada.

Dengan salam, kita akan dapat dengan lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain. Keramahan dari kedua belah pihak akan muncul dan komunikasi lebih lanjut akan lebih lancar. Di sinilah urgennya salam kepada sesama muslim. Dalam salam juga terdapat unsur saling mendoakan dalam kebaikan. Adakah sapaan yang lebih baik lagi dari salam? Subhanallah.

Menjenguk Orang Sakit

Ketika terdapat saudara sesama muslim yang mengalami sakit, syariat menganjurkan orang muslim lain untuk menjenguk dan mendoakan. Perilaku ini Nabi saw. contohkan, hingga sahabat dan para ulama sampai sekarang. Hal ini menunjukkan sikap Islam yang toleran, ramah serta guyub. Mereka yang menjenguk, akan mendapatkan hikmah besar untuk menjaga kesehatan, ingat akan kematian dan akhirat dan sejumlah nilai positif lainnya.

Sementara bagi si sakit, ketika kita jenguk dan didoakan oleh saudara sesama muslim, dia akan merasa mendapat dukungan, dan tidak sendiri menjalani ujian sakit yang ia alami. Selain itu juga memiliki semangat lebih untuk sembuh dan sehat kembali. Subhanallah.

Tajhiz Jenazah

Islam tidak hanya menganjurkan sikap tenggang rasa sesama muslim ketika masih hidup saja. Bahkan ketika salah satu muslim meninggal, keguyuban tersebut masih tetap bertahan. Melalui syariat tajhiz, Islam mengatur umat Islam untuk tetap tenggang rasa bahkan kepada saudara muslim yang sudah meninggal. Kita disyariatkan untuk memandikan, menyalati hingga menguburkan jenazah saudara kita.

Di sinilah wujud ukhuwah Islamiyah yaitu sikap tarahum (saling menyayangi) terwujud. Dengan perilaku tajhiz jenazah yang kita lakukan, kita tetap menghormati dan memuliakan sesama muslim bahkan ketika dia sudah meninggal. Allahu A’lam. []

Tags: Hukum IslamibadahRukun IslamSyariat IslamUkhuwwah Islamiyah
Wafiroh

Wafiroh

Alumni Ma'had Aly Situbondo - Perintis Pesantren Anak Tarbiyatul Quran wal Kutub

Terkait Posts

Perempuan Memakai Jilbab

Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

2 Juni 2025
Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Jilbab Menurut Ahli Tafsir

2 Juni 2025
Surah Al-Ankabut Ayat 60

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

28 Mei 2025
Etika Sosial Perempuan 'Iddah

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

28 Mei 2025
Kehidupan

Fondasi Kehidupan Rumah Tangga

27 Mei 2025
Sharing Properti

Sharing Properti: Gagasan yang Berikan Pemihakan Kepada Perempuan

27 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teknologi Asistif

    Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID