• Login
  • Register
Selasa, 29 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Khadijah Bint Suhnun: Ulama Perempuan Tunis yang Menjomblo

Khadijah bint Suhnun tampaknya lebih terpikat pada kerja-kerja intelektual, menyebarkan ilmu pengetahuan dan melakukan advokasi-advokasi kemanusiaan

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
13/11/2022
in Hikmah
0
Khadijah bint Suhnun

Khadijah bint Suhnun

817
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Khadijah bint Suhnun adalah perempuan ulama. Sampai akhir hayatnya ia memilih tidak menikah (menjomblo).

Nama lengkapnya Khadijah bint al-Imam Abd al-Salam Suhnun bin Sa’id al-Tanukhi. Lahir di Qairawan, Tunisia, tahun 160 H.

Al-Imam al-Qadhi ‘Iyadh (w. 1149 M), penulis Kitab al-Syifa, menulis dalam bukunya yang lain Tartib al-Muluk wa Tartib al-Masalik fi Ma’rifah A’lam Madzhab Malik.

“Khadijah bint Suhnun adalah perempuan ulama, cendikia, cerdas dan pribadi yang indah. Pengetahuan agamanya sangat luas, bahkan mengungguli kebanyakan ulama laki-laki. Ia memberi fatwa keagamaan dan melakukan advokasi-advokasi sosial-kemanusiaan”.

Ayahnya, Imam Suhnun, adalah ahli hukum Islam dalam mazhab Maliki. Dialah penyusun kitab “Al-Mudawwanah”, sebuah ensiklopedi fiqh mazhab Maliki.

Baca Juga:

Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati

Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

Di bawah pendidikan dan asuhan sang ayah, Khadijah, bukan hanya memeroleh pengetahuan keagamaan yang luas melainkan juga kepribadian yang luhur: rendah hati, santun, pemurah dan religius.

Popularitasnya sebagai ulama perempuan sangat menonjol. Sahnun yang juga seorang hakim pengadilan. Ia selalu meminta pertimbangan dan pendapat putrinya yang cerdas itu, sebelum ia mengetukkan palu di pengadilan.

Khadijah bint Suhnun wafat tahun 270 H/885 M dan dikebumikan di Qairawan, di samping ayah yang dicintai dan mencintainya.

Khadijah tidak menikah

Tidak ada penjelasan dari dirinya sendiri, mengapa ia tidak menikah sepanjang hidupnya. Seperti pada umumnya tokoh besar yang memilih tidak menikah.

Khadijah bint Suhnun tampaknya lebih terpikat pada kerja-kerja intelektual, menyebarkan ilmu pengetahuan dan melakukan advokasi-advokasi kemanusiaan.

Seorang pengagum Khadijah, Ala Ghaul menulis puisi. Saya mengutipkan sebagian dari puisi itu di sini:

هذي أنا و يَقولُ عاشقُكِ الكثيرَ فما تَرَيْنَ يقولُ قد

مَاتَتْ بَتُّولاً لم تُرِدْ زوجاً و عَاشتْ كَيْ تقومَ عَلَى رِعايةِ دِينِهَا و تَمَسَّكَتْ بِعَفَافِهَا وَ نَقَاءِ صُورَتِهَا

وَ هَذا مَا رَوَاهُ الكاتبون و من تناقلَ ما لديها من خصالٍ لم تكنْ موجودةً في كلِّ نسوانِ المدينةِ

يَأْتِيهَا النِّساءُ لِكَي تَرَى فِي أَمْرِهِنَّ وَ لَمْ تخيِّبْ ظنَّ مَنْ سَارُوا إِلَيْهَا

كَيْ تُشِيرِ بِرَأْيِهَا فِي مُعَضَّلاَتٍ حلُّها كم غيرَ الأوضاعَ في تلكَ المدينةِ

يا خديجةُ أنتِ فَضَّلْتِ الحياةَ على الزَّوَاجِ وَ فيكِ أوصافُ النساءِ العابداتِ

و فيكِ سِحرُ القيروانِ و سَاحِلُ الْبَحرِ الجميلِ

دُفِنَتْ بجانبِ أهلِها و يَزُورُها مَنْ كَانَ يَعْرِفُ سِيرةَ الطُّهْرِ الَّتي مَاتَتْ عَلَيهَا

Ini, aku yang bicara

Betapa banyak laki-laki merinduimu, tetapi kau acuh saja

Ia yang merinduimu

Ini, aku yang bicara

Ia mati sendiri, tak mau kawin

Ia memilih menjaga agama

Menjaga diri

Itu kata banyak orang

Tak ada di kota ini perempuan sepertimu

 

Perempuan-perempuan kota datang kepadanya

Bertanya dan mengadu nasibnya

Dan mereka pulang dengan riang

 

O, Khadijah

Kau lebih memilih hidup menyepi, sendiri

Ketimbang bersama suami

Pribadimu wakil perempuan-perempuan yang tekun ibadah

Kaulah pesona Qairawan dan pantai lautan yang indah

Saat pulang, kau dibaringkan di samping ayahmu

Dan mereka yang mengenal kesucian pribadimu

Menziarahimu. []

Tags: jombloKhadijah bint SuhnunmenikahTidakTunisulama perempuan
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Menikah adalah hak

Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati

29 Juli 2025
Keheningan Batin

Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi

29 Juli 2025
Perkawinan

Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan

29 Juli 2025
Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

28 Juli 2025
Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami dan Istri

28 Juli 2025
Fitnah yang

Benarkah Godaan Laki-laki Adalah Fitnah Perempuan?

28 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Politik Inklusif bagi Disabilitas Penting? 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • S-Line dan Pubertas Digital: Saat Tren Media Sosial Menjadi Cermin Krisis Literasi Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati
  • Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi
  • Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan
  • S-Line dan Pubertas Digital: Saat Tren Media Sosial Menjadi Cermin Krisis Literasi Seksual
  • Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID