• Login
  • Register
Selasa, 29 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pandangan Masdar F. Mas’udi Terhadap Posisi Perempuan di dalam Kitab Kuning

Oleh sebab itu, Masdar memberikan solusi dengan menggunakan standar argumentasi yang bisa menetralisir pandangan-pandangan tertentu, termasuk pandangan subordinasi perempuan

Redaksi Redaksi
29/01/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan

perempuan

658
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Masdar F. Mas’udi memberikan inventarisasi beberapa masalah wacana keagamaan menyangkut isu perempuan yang terus berlangsung hingga tahap yang sangat serius.

Menurut Masdar F. Mas’udi, ada beberapa yang bisa diidentifikasi dari pemahaman keagamaan masyarakat pesantren di Indonesia tentang pandangannya terhadap posisi perempuan.

Pertama, dalam fiqh ada ajaran yang menyatakan bahwa perempuan adalah kelemahan dan aurat, maka tutuplah kelemahan itu dengan diam dan tanpa banyak bicara.

Tutuplah kelemahan dan aurat itu dengan tinggal di rumah saja. Ajaran ini dikutip dari kitab Makarima al-Akhlaq karangan Syaikh Radhi ad-Din.

Kedua, ada ajaran yang mengatakan barang siapa tunduk pada perempuan, maka Allah akan menyusupkan mukanya dalam api.

Baca Juga:

A Letter for 23: Pengalaman Perempuan Menjadi Sehat, Cerdas, dan Berdaya

Benarkah Godaan Laki-laki Adalah Fitnah Perempuan?

Wacana Keagamaan Masih Menempatkan Perempuan sebagai Sumber Fitnah

Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

Oleh sebab itu, maka istrilah yang harus tunduk kepada suami, tidak menentang perintah, tidak memberikan sesuatu, dan tidak keluar rumah atas seizin suaminya.

Jika istri keluar tanpa izin suami, maka malikat akan mengutuknya sampai kembali pulang.

Ketiga, ada ajaran juga yang menyatakan suami boleh memukul istrinya karena tidak mau bersolek sementara suami menghendakinya, atau karena menolak ajakan tidur bersama.

Kemudian boleh memukul apabila keluar rumah tanpa izin, karena membuka matanya untuk orang lain yang bukan muhrim, atau karena bicara kepada laki-laki lain. Bahkan kepada suaminya tapi dengan suara keras agar didengar laki-laki lain.

Hal ini semua jelas termaktub dalam kitab Uqud al-Lujjayn karangan Kiai Nawawi dari Banten.

Masih banyak lagi teks-teks atau hadits-hadits yang sangat menyudutkan perempuan, dan beredar atau menjadi pelajaran di pesantren-pesantren.

Oleh sebab itu, Masdar memberikan solusi dengan menggunakan standar argumentasi yang bisa menetralisir pandangan-pandangan tertentu, termasuk pandangan subordinasi perempuan.

Ketika ada ajaran-ajaran yang bisa menolak kesetaraan atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar keadilan, kebenaran dan sebaginya. Maka Masdar melakukan rekontruksi dan reinterpretasi. Intinya adalah membangun argumen pro-keadilan yang lebih kuat. []

Tags: Kitab KuningMasdar F. Mas'udipandanganperempuanpesantren
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

28 Juli 2025
Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami dan Istri

28 Juli 2025
Fitnah yang

Benarkah Godaan Laki-laki Adalah Fitnah Perempuan?

28 Juli 2025
Perempuan Fitnah

Wacana Keagamaan Masih Menempatkan Perempuan sebagai Sumber Fitnah

27 Juli 2025
Fitnah Perempuan

Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah

27 Juli 2025
Upah

Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan

26 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sekolah Rakyat

    Ketika Sekolah Rakyat Menggusur SLB: Potret Pendidikan Inklusi yang Semu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Rojali, Sebuah Privilege Kaum Bawah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • A Letter for 23: Pengalaman Perempuan Menjadi Sehat, Cerdas, dan Berdaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulasan Buku Concubines and Courtesans: Kisah Para Selir yang Mengubah Sejarah Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi
  • Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah
  • Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok
  • Ulasan Buku Concubines and Courtesans: Kisah Para Selir yang Mengubah Sejarah Islam
  • Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID