Menjadi manusia tidak otomatis manusiawi, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Menjadi Muslim pun tidak otomatis menjadi rahmat, baik bagi diri sendiri, pihak lain, apalagi semesta. Semua perlu ikhtiar dan kerja keras yang berkesinambungan, yes?
Islam adalah rahmat bagi semesta, berarti mana nih:
1) semua manusia harus masuk Islam agar Islam bisa jd rahmat bagi semesta?
2) jika seluruh manusia masuk Islam, maka otomatis Islam jadi rahmat bagi semesta?
3) siapa dan apapun yang menggunakan atribut Islam harus menjadi rahmat bagi semesta?
Jika Islam adalah rahmat bagi semesta berarti keislaman apapun dan siapapun mesti jadi rahmat bagi semesta, maka:
1. Keislaman seorang Muslim juga tergantung pada sejauhmana keberadaannya bisa menjadi rahmat bagi diri sendiri, sekaligus saling menjadi rahmat bagi orang lain sebanyak-banyaknya,
2. Keislaman sebuah keluarga juga tergantung pada sejauhmana ia menjadi rahmat/ anugrah bagi semua pihak dalam keluarga tanpa kecuali, sekaligus saling menjadi anugrah bagi keluarga-keluarga lain seluas-luasnya,
3. Keislaman sebuah komunitas sosial (ormas, partai, LSM, dll) juga tergantung sejauhmana ia bisa jadi anugerah bagi semua anggota/kader/staf-nya tanpa kecuali, sekaligus saling menjadi rahmat bagi komunitas sosial lain seluas-luasnya,
4. Keislaman sebuah produk juga ditentukan oleh sejauhmana ia bisa menjadi anugerah bagi produsen, seluruh pekerja tanpa kecuali, sekaligus bagi konsumen dan produsen lain seluas-luasnya,
5. Keislaman sebuah negara juga ditentukan oleh sejauhmana ia menjadi anugerah bagi seluruh warga negaranya tanpa kecuali, sekaligus saling menjadi anugerah bagi negara-negara lain seluas-luasnya.
Artinya lagi, hanya dengan menjadi seorang Muslim yang ikhtiyar terus menerus agar bisa rahmat bagi diri sendiri sekaligus saling menjadi rahmat dengan pihak lain seluas-luasnya, sebagai apapun, kepada siapapun, kapanpun, di manapun, dan dengan cara baik apapun, kita bisa menjadikan Islam sebagai rahmat bagi semesta.
Sebagai penjual menjadi rahmat bagi pembeli. Sebagai pembeli jadi rahmat bagi penjual. Sebagai mantu jadi rahmat buat mertua. Sebagai mertua jadi rahmat bagi mantu. Sebagai mahasiswa jadi rahmat bagi dosen. Sebagai dosen jadi rahmat bagi mahasiswa. Sebagai suami jadi rahmat bagi istri. Sebagai istri jadi rahmat bagi suami. Sebagai penguasa jadi rahmat bagi rakyat, Sebagai rakyat jadi rahmat bagi penguasa. Dan seterusnya. Sama-sama ikhtiyar untuk saling menjadi rahmat. Bismillah, nawaitu, semampunya. Wallahu a’lam bish-Shawab!