Mubadalah.id – Bahagianya bila dalam pernikahan hadir buah hati yang kita damba. Sebagaimana makhluk yang lain, manusia membutuhkan keturunan untuk mewarisi dan meneruskan hidupnya. Namun, dalam persoalan rumah tangga, tidak semua berjalan sesuai rencana. Ada kalanya Allah menguji pasangan suami-istri dengan belum hadirnya buah hati di sisi mereka.
Setelah sekian lama belum dikarunia anak, tentu akan membuat pasangan suami-istri risau dan gelisah. Dalam kasus seperti ini, istilah yang biasanya merasakan beban paling berat. Apalagi ada pandangan bahwa penyebab semua itu adalah dari pihak istri. Ia dianggap mandul dan tidak bisa melahirkan keturunan. Padahal mandul itu bukan salah perempuan semata. Tidak sedikit kasus perceraian juga penyebabnya belum datang momongan. Kalaupun tidak berpisah, berpoligami menjadi jalan keluar laki-laki untuk mendapatkan keturunan.
Hadis menikahi perempuan yang subur
Dalam hadis, Nabi memerintahkan agar laki-laki memilih perempuan yang keibuan nan penyayang serta subur untuk menjadi pendamping hidup. Maksud Redaksi hadis ini adalah sebagai berikut:
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي أَصَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَجَمَالٍ وَإِنَّهَا لَا تَلِدُ أَفَأَتَزَوَّجُهَا قَالَ لَا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ (رواه أبو داود)
Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata: Seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad SAW, lalu bertanya, “Saya bertemu dengan seorang perempuan yang status sosialnya bagus dan cantik, namun dia tidak bisa melahirkan. Apakah saya boleh menikahinya?” Nabi menjawab, “Jangan.” Kemudian lelaki itu datang kembali kepada Nabi dengan menceritakan calon istri keduanya (yang juga tidak subur).
Lalu Nabi pun melarangnya. Kemudian lelaki tadi datang lagi kepada Nabi dengan menceritakan calon ketiga, lantas Nabi pun bersabda, “Nikahilah oleh kalian perempuan yang penyayang dan subur. Sesungguhnya aku bangga sebab banyaknya jumlah kalian dibanding umat-umat Nabi lainnya.” (HR. Abu Dawud).
Memahami Hadis
Secara tekstual, memang perintah dari hadis tersebut ditujukan kepada para lelaki yang berkeinginan untuk mencari istri. Namun, jika pemaknaan ini saja yang kita gunakan, maka akan muncul pemahaman bahwa tidak adanya keturunan hanya karena istri yang tidak subur. Padahal, tidak demikian faktanya.
Hadis ini perlu kita pahami dengan sudut pandang mubadalah. Sehingga, ketentuan subur (fertil) itu juga berlaku kepada para calon suami. Sebab, tidak semua kasus kemandulan itu karena pihak istri yang tidak subur. Bisa jadi, laki-laki juga menjadi penyebab tidak memiliki anak. Di samping itu, konteks dan sebab hadis Nabi itu sangat jelas, lantaran si calon istri dipastikan tidak bisa memiliki keturunan. Maka, ini juga berlaku sebaliknya. Apabila calon suami dinyatakan tidak fertil, perempuan bisa menolak untuk menikah dengannya.
Perlu kita ketahui bahwa kemandulan bisa terjadi dari sisi pria maupun wanita. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa pria ikut menyumbang 25-40 persen angka kemandulan, diikuti 40-55 persen dari pihak wanita. Sekitar 10 persen adalah kombinasi keduanya, serta 10 persen lainnya tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab kemandulan (infertilitas) pada pria
Bukan hanya wanita saja yang bisa mengalami kemandulan, tapi laki-laki juga. Beberapa penyebab terjadinya infertilitas pada pria, antara lain gangguan proses pembentukan sperma, faktor hormonal seperti kelenjar tiroid, kelainan genetis, ketidakmampuan melakukan ereksi dan ejakulasi, serta kondisi medis lainnya seperti adanya pembengkakan pembuluh darah vena di buah zakar.
Sulitnya mendapatkan kehamilan bukan hanya karena ketidaksuburan wanita. Pria juga bisa mengalami penurunan kesuburan, sehingga pembuahan saat berhubungan intim sulit terjadi. Tes kesuburan sebelum menikah sebenarnya tidak harus dilakukan pada calon mempelai. Akan tetapi, anjuran serangkaian tes ini jika pasangan suami istri tidak kunjung memiliki momongan setelah berhubungan seksual aktif selama satu tahun.
Dengan melakukan tes ini, pasutri akan mengetahui alasan mengapa mereka belum diberikan keturunan. Jika ternyata alasannya adalah ada salah satu pihak yang tidak subur, maka dokter akan memastikan penyebab ketidaksuburannya. Setelah kita ketahui masalahnya, dokter akan mempertimbangkan pengobatan yang sesuai. Di mulai dari terapi kesuburan terlebih dahulu hingga melakukan inseminasi atau bayi tabung sebagai alternatif.
Prosedur tes kesuburan pria
Untuk mengetahui tingkat kesuburan pria, ada serangkaian tes yang namanya tes kesuburan pria. Sebelum melakukan serangkaian tes, agar hasilnya akurat, ada beberapa hal yang tidak boleh pria lakukan, di antaranya: mengalami ejakulasi selama 1-3 hari, mengonsumsi alkohol dan minuman berkafein selama 2-5 hari sebelum pemeriksaan, merokok terlebih dahulu meski hanya satu batang. Hindari penggunaan obat-obatan tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sperma. Dan yang terakhir, jangan melakukan pemeriksaan saat sedang sakit. Baik itu sakit ringan maupun kondisi serius lainnya.
Beberapa tes kesuburan yang akan pria jalani, yaitu: Pertama, analisis sperma, yaitu pemeriksaan sampel air mani. Kedua, pemeriksaan hormon, untuk menentukan tingkat hormon testosteron dan hormon lainnya. Ketiga, pemeriksaan genetik, untuk mengetahui apakah kemandulan penyebabnya faktor genetik.
Keempat, biopsi testis, untuk memeriksa adanya kemungkinan gangguan pada proses produksi sperma. Kelima, ultrasonography (USG), untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pada organ reproduksi pria. Keenam, pemeriksaan chlamydia. Yaitu penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Jika sudah parah, komplikasi chlamydia bisa menyebabkan kemandulan. []