• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mandul itu Bukan Salah Perempuan Semata

Sulitnya mendapatkan kehamilan bukan hanya karena ketidaksuburan wanita. Pria juga bisa mengalami penurunan kesuburan, sehingga pembuahan saat berhubungan intim sulit terjadi

Umi Mutmainah Umi Mutmainah
25/01/2023
in Keluarga
1
Mandul itu Bukan Salah Perempuan

Mandul itu Bukan Salah Perempuan

1.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bahagianya bila dalam pernikahan hadir buah hati yang kita damba. Sebagaimana makhluk yang lain, manusia membutuhkan keturunan untuk mewarisi dan meneruskan hidupnya. Namun, dalam persoalan rumah tangga, tidak semua berjalan sesuai rencana. Ada kalanya Allah menguji pasangan suami-istri dengan belum hadirnya buah hati di sisi mereka.

Setelah sekian lama belum dikarunia anak, tentu akan membuat pasangan suami-istri risau dan gelisah. Dalam kasus seperti ini, istilah yang biasanya merasakan beban paling berat. Apalagi ada pandangan bahwa penyebab semua itu adalah dari pihak istri. Ia dianggap mandul dan tidak bisa melahirkan keturunan. Padahal mandul itu bukan salah perempuan semata. Tidak sedikit kasus perceraian juga penyebabnya belum datang momongan. Kalaupun tidak berpisah, berpoligami menjadi jalan keluar laki-laki untuk mendapatkan keturunan.

Hadis menikahi perempuan yang subur

Dalam hadis, Nabi memerintahkan agar laki-laki memilih perempuan yang keibuan nan penyayang serta subur untuk menjadi pendamping hidup. Maksud Redaksi hadis ini adalah sebagai berikut:

عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي أَصَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَجَمَالٍ وَإِنَّهَا لَا تَلِدُ أَفَأَتَزَوَّجُهَا قَالَ لَا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ (رواه أبو داود)

Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata: Seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad SAW, lalu bertanya, “Saya bertemu dengan seorang perempuan yang status sosialnya bagus dan cantik, namun dia tidak bisa melahirkan. Apakah saya boleh menikahinya?” Nabi menjawab, “Jangan.” Kemudian lelaki itu datang kembali kepada Nabi dengan menceritakan calon istri keduanya (yang juga tidak subur).

Baca Juga:

Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

Lalu Nabi pun melarangnya. Kemudian lelaki tadi datang lagi kepada Nabi dengan menceritakan calon ketiga, lantas Nabi pun bersabda, “Nikahilah oleh kalian perempuan yang penyayang dan subur. Sesungguhnya aku bangga sebab banyaknya jumlah kalian dibanding umat-umat Nabi lainnya.” (HR. Abu Dawud).

Memahami Hadis

Secara tekstual, memang perintah dari hadis tersebut ditujukan kepada para lelaki yang berkeinginan untuk mencari istri. Namun, jika pemaknaan ini saja yang kita gunakan, maka akan muncul pemahaman bahwa tidak adanya keturunan hanya karena istri yang tidak subur. Padahal, tidak demikian faktanya.

Hadis ini perlu kita pahami dengan sudut pandang mubadalah. Sehingga, ketentuan subur (fertil) itu juga berlaku kepada para calon suami. Sebab, tidak semua kasus kemandulan itu karena pihak istri yang tidak subur. Bisa jadi, laki-laki juga menjadi penyebab tidak memiliki anak. Di samping itu, konteks dan sebab hadis Nabi itu sangat jelas, lantaran si calon istri dipastikan tidak bisa memiliki keturunan. Maka, ini juga berlaku sebaliknya. Apabila calon suami dinyatakan tidak fertil, perempuan bisa menolak untuk menikah dengannya.

Perlu kita ketahui bahwa kemandulan bisa terjadi dari sisi pria maupun wanita. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa pria ikut menyumbang 25-40 persen angka kemandulan, diikuti 40-55 persen dari pihak wanita. Sekitar 10 persen adalah kombinasi keduanya, serta 10 persen lainnya tidak diketahui penyebabnya.

Penyebab kemandulan (infertilitas) pada pria

Bukan hanya wanita saja yang bisa mengalami kemandulan, tapi laki-laki juga. Beberapa penyebab terjadinya infertilitas pada pria, antara lain gangguan proses pembentukan sperma, faktor hormonal seperti kelenjar tiroid, kelainan genetis, ketidakmampuan melakukan ereksi dan ejakulasi, serta kondisi medis lainnya seperti adanya pembengkakan pembuluh darah vena di buah zakar.

Sulitnya mendapatkan kehamilan bukan hanya karena ketidaksuburan wanita. Pria juga bisa mengalami penurunan kesuburan, sehingga pembuahan saat berhubungan intim sulit terjadi. Tes kesuburan sebelum menikah sebenarnya tidak harus dilakukan pada calon mempelai. Akan tetapi, anjuran serangkaian tes ini  jika pasangan suami istri tidak kunjung memiliki momongan setelah berhubungan seksual aktif selama satu tahun.

Dengan melakukan tes ini, pasutri akan mengetahui alasan mengapa mereka belum diberikan keturunan. Jika ternyata alasannya adalah ada salah satu pihak yang tidak subur, maka dokter akan memastikan penyebab ketidaksuburannya. Setelah kita ketahui masalahnya, dokter akan mempertimbangkan pengobatan yang sesuai. Di mulai dari terapi kesuburan terlebih dahulu hingga melakukan inseminasi atau bayi tabung sebagai alternatif.

Prosedur tes kesuburan pria

Untuk mengetahui tingkat kesuburan pria, ada serangkaian tes yang namanya tes kesuburan pria. Sebelum melakukan serangkaian tes, agar hasilnya akurat, ada beberapa hal yang tidak boleh pria lakukan, di antaranya: mengalami ejakulasi selama 1-3 hari, mengonsumsi alkohol dan minuman berkafein selama 2-5 hari sebelum pemeriksaan, merokok terlebih dahulu meski hanya satu batang. Hindari penggunaan obat-obatan tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sperma. Dan yang terakhir, jangan melakukan pemeriksaan saat sedang sakit. Baik itu sakit ringan maupun kondisi serius lainnya.

Beberapa tes kesuburan yang akan pria jalani, yaitu: Pertama, analisis sperma, yaitu pemeriksaan sampel air mani. Kedua, pemeriksaan hormon, untuk menentukan tingkat hormon testosteron dan hormon lainnya. Ketiga, pemeriksaan genetik, untuk mengetahui apakah kemandulan penyebabnya faktor genetik.

Keempat, biopsi testis, untuk memeriksa adanya kemungkinan gangguan pada proses produksi sperma. Kelima, ultrasonography (USG), untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pada organ reproduksi pria. Keenam, pemeriksaan chlamydia. Yaitu penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Jika sudah parah, komplikasi chlamydia bisa menyebabkan kemandulan. []

Tags: Alat KontrasepsiistriKehamilankeluargaKemandulanperkawinansuami
Umi Mutmainah

Umi Mutmainah

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widya Husada Semarang dan Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teknologi Asistif

    Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID