Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada kita semua untuk menghargai dan menghormati peran reproduksi perempuan.
Perintah untuk menghargai peran reproduksi perempuan itu merujuk pada teks hadits yang diriwayat Abu Hurairah ra. Isi hadis tersebut sebagai berikut:
Artinya : Dari Abu Hurairah, ra, berkata: “Ada seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Rasulullah Saw “Siapakah orang yang paling berhak saya layani dan temani?”.
Rasul menjawab: “Ibumu”.
“Lalu siapa?”, orang itu bertanya lagi. “Ibumu”. “Terus siapa?”. “Ibumu”.
“Setelah itu siapa?”. “Kemudian ayahmu”, kata Rasulullah Saw. (Sahih Muslim, no. Hadis: 6664).
Hadis Abu Hurairah ra ini, menurut penulis buku Qiraah Mubadalah, Faqihuddin Abdul Kodir, secara jelas Nabi Saw membalik kesadaran mereka, bahwa memberi perhatian kepada perempuan lebih penting dari laki-laki.
Mengapa perempuan lebih penting? tentu saja karena perhatian yang ada di masyarakat sama sekali tidak tertuju pada perempuan.
Padahal perempuan telah mengambil peran penting dalam meneruskan regenerasi kemanusiaan. Yaitu menjadi ibu, mengandung, melahirkan, menyusui, merawat dan membesarkan.
Hadis ini sekaligus memberi pengakuan dan penghargaan terhadap peran domestik perempuan yang sering sekali diabaikan kebanyakan orang.
Perempuan seringkali kita biarkan sendiri menjalankan peran tersebut, tanpa dukungan yang cukup dari pihak keluarga, masyarakat, dan terutama negara.
Oleh sebab itu, dukungan terhadap perempuan sebagai ibu tidak cukup hanya berupa pujian dan ucapan manis. Tetapi harus bentuk riil, yaitu membantu berbagi kerja, memberi makanan yang bergizi, mendidik dan memberdayakan perempuan, mengalokasikan anggaran kesehatan untuk perempuan, dan juga cuti kerja untuk reproduksi. Itu bagian dari menghormati peran reproduksi perempuan.
Sudah seharusnya, penghargaan Nabi Saw kepada perempuan sebagai ibu, kita implementasikan dalam bentuk dukungan yang nyata dari anggota keluarga, masyarakat dan negara. []