• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Kekerasan Seksual Berkedok Agama dalam Film In The Name Of God: A Holy Betrayal

JMS berhasil membuat perempuan menjadi tidak berdaya di hadapannya. JMS merekrut perempuan menjadi pengikutnya dengan iming-iming surga

Iftita Iftita
11/03/2023
in Film
0
Kekerasan Seksual Berkedok Agama

Kekerasan Seksual Berkedok Agama

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Media sosial ramai tentang munculnya film dokumenter tentang agama baru yang disebarkan di negara Korea Selatan. Film dokumenter yang telah Netflix publikasi ini berjudul In the Name of God : A Holy Betrayal yang memiliki 8 episode.

Serial dokumenter ini berdasarkan kisah nyata yang pernah terjadi di Korea Selatan. Dalam film dokumenter menampilkan empat agama yang sesat beserta pemimpinnya yang mengklaim diri sebagai tuhan, serta dinamika hukum yang terjadi di dalamnya.

Agama yang tersebutkan pertama adalah terdapat sosok JMS dalam tiga episode awal In the Name of God: A Holy Betrayal. Kedua, Kisah Five Oceans pada  episode 4 yang bertajuk God and 32 Dead Bodies. Agama ini menggemparkan Korea ketika 32 orang; 28 perempuan dan empat laki-laki ditemukan meninggal dunia dan diduga sebagai pembunuhan massal.

Ketiga, Aby Garden kisahnya ada dalam episode 5 dan 6 yang bertajuk On the Way to the Heaven dan The Baby Garden of Death. Sekte ini pimpinan Kim Ki-soon yang diduga melakukan pemerasan, penyerangan fisik, dan pembunuhan. Keempat, Manmin Central Church ceritanya ada dalam dua episode akhir In the Name of God: A Holy Betrayal yang bertajuk The Man Who Became God of Manmin dan God of Manmin Who Went to Prison.

Dari keempat film dokumenter, terdapat salah satu agama yang tersebar cukup populer. JMS muncul pada tahun 1980 di Korea. JMS menjadi salah satu agama yang populer di kalangan mahasiswa waktu itu. Ia mendominasi di kampus besar di Korea. Hal itu pula yang mempengaruhi JMS menjadi agama yang populer di kalangan mahasiswa.

Baca Juga:

Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Kultus pimpinan JMS ini kemudian terkenal dengan beberapa nama selain Jesus Morning Star. Seperti Providence, Christian Gospel Mission, dan Gereja Bulan Purnama. Penyebaran agama JMS banyak merekrut perempuan dari dalam negeri (Korea) sampai luar negeri di Hongkong.

Kekerasan terhadap Perempuan

Perempuan yang JMS rekrut harus memiliki tinggi 170 cm. Informasi yang  tersampaikan dalam wawancara dokumenter, bahwa yang mengelilingi pemimpin kultus adalah perempuan cantik dan tinggi. Selain itu, yang lebih mengherankan lagi terdapat kekerasan seksual berkedok agama terhadap perempuan oleh pemimpin kultus.

Terus terang, menonton film dokumenter yang Cho Sung-hyun sutradarai tentang agama yang sesat di Korea ini sungguh melelahkan. Sebab di bagian JMS, semua yang reporter wawancarai dominan perempuan. Di mana mereka adalah para korban kekerasan seksual.

Dalam kasus JMS, korban kekerasan seksual mayoritas perempuan. Perempuan menjadi budak seksual oleh pemimpin kultus yaitu Jung Myung Soek. Tipu daya yang JMS lakukan untuk mengajak berhubungan seksual adalah dengan alasan pemeriksaan kesehatan. Ia mengklaim bahwa sentuhan tangan yang ia lakukan mampu menyembuhkan penyakit.

Selain itu, JMS menggembor-gemborkan soal perilaku seksualnya sebagai salah satu cara untuk bertemu Tuhan. Bahkan JMS mengatakan bahwa apapun yang ia lakukan kepada pengikut perempuan adalah merupakan bentuk perintah Messiah.

Relasi Kuasa Pelaku terhadap Korban

Perlakuan yang semena-mena yang JMS lakukan  terhadap pengikutnya itu bernama Relasi kuasa. Di mana relasi kuasa dalam kekerasan seksual menjadi bagian yang terjadi karena terpengaruhi oleh kekuasaan pelaku atas ketidakberdayaan korban. JMS mengaku sebagai tuhan, merasa memiliki kuasa atas tubuh perempuan korban kekerasan seksual yang menjadi pengikut agamanya.  JMS merasa bahwa ia adalah utusan tuhan, sehingga ia bisa bebas berbuat semena-mena.

Selain itu, JMS memperlihatkan bahwa budaya patriarki menjadi salah satu aspek mengapa ia bisa tetap langgeng melakukan kekerasan pada perempuan. Budaya patriarki menempatkan laki-laki memiliki kuasa menjadi pemimpin. Sedangkan perempuan ia anggap di bawah laki-laki. Bentuk kekerasan seksual, ekonomi, dan fisik yang JMS lakukan merupakan bentuk maskulinitas yang ia tampilkan.

Hal ini selaras dengan pendapat Simone de Beauvoir dalam teorinya yang terkenal dengan istilah The Second Sex. Simone mengungkapkan bahwa dalam konstruksi budaya patriarkal, definisi perempuan selalu melekat pada laki-laki. Sedangkan perempuan terkontruksi sebagai orang lain. Sehingga, hal tersebut yang kemudian melahirkan inferioritas perempuan.

Hal itu dapat kita lihat ketika JMS berhasil membuat perempuan menjadi tidak berdaya di hadapannya. JMS merekrut perempuan menjadi pengikutnya dengan iming-iming surga. Dalam dakwah yang tersampaikan, ia mengklaim diri sebagai pria suci yang belum menikah. Lalu mendakwahkan kepada semua pengikutnya yang mayoritas adalah perempuan. Selanjutnya JMS  mengatakan kepada salah satu korban dengan menyampaikan bahwa perempuan yang berkencan dengan laki-laki selain dia akan masuk neraka.

Apapun yang JMS lakukan selalu menautkan soal agama. JMS menjual dan mengatasnamakan agama itu merupakan fakta yang tak terbantahkan. Agama seharusnya menjadi tempat terbaik untuk berlindung. Tetapi menjadi rusak oleh oknum yang melakukan kejahatan kekerasan seksual berkedok agama. []

 

 

 

Tags: film dokumenterIn the Name of God: A Holy BetrayalKekerasan seksualKoreaSekte
Iftita

Iftita

Terkait Posts

Resident Playbook

Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn

4 Juni 2025
Film Cocote Tonggo

Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

31 Mei 2025
Film Cocote Tonggo

Budaya Gosip dan Stigma atas Perempuan dalam Film Cocote Tonggo (2025)

28 Mei 2025
Self Awareness

Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

24 Mei 2025
Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

21 Mei 2025
Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID